8

13 4 0
                                    

Lilla melarikan diri dari pelajaran sekolah, untuk hanya sekedar menemani Diky bertemu dengan keponakannya, untung lilla sayang anak kecil jadinya dia mau menemani

"Mas, itu lukanya aku obatin lagi ya?, keknya dalem banget" ucap lilla yang tidak sengaja melihat goresan itu, jujur saja, lilla saja ngeri saat melihat luka itu

"Ini udah mau sembuh kok" ucap Diky yang seolah acuh dengan lukanya

"Yang, klo ada apa-apa, langsung temuin aku ya.. aku akan selalu ada disini buat kamu, meski kamu nanti sama orang lain, aku masih disini untuk jadi tempat kembali buatmu, aku gapapa sayang" ucap lilla meyakinkan seluruh jiwa raga iky untuk percaya pada nya

"Makasih udah jadi milikku hingga hari ini, sayang, aku takut.. aku takut ini gak sesuai ekspektasi ku"

"Gak semua harus sesuai ekspektasi, kita bisa sama-sama aja gak sesuai ekspektasi ku, kata mereka kisah kita sempurna, kata mereka aku dan kamu cocok, kata mereka orang tua kita saling mendukung hubungan ini, nyatanya engga..

Nyatanya gak sesuai ekspektasi ku, aku juga lelah sama semua ini, kamu cape nungguin aku selesai sekolah, aku cape ditelpon mamamu, kita cape mulai semua ini

Jangan terlalu dipikirin, kamu anak pertama yang ngejer umur orang tua, dan aku anak terakhir yang juga ngejer umur orang tua, mau sampai kapan bohongin semua orang?" Ucap lilla dengan sedikit demi sedikit mengeluarkan air mata nya yang sedari tadi dia tahan

"Aku bakal nunggu kamu selesai sayang, aku janji sama kamu..

Udah nangisnya, kamu jadi tambah kucel deh.. sini Deket, mas peluk" lilla memeluk Diky dengan erat, air mata mereka sama-sama tidak bisa dibendung lagi.. sakit, sakit banget.

Siang ini tanpa makan siang, menjelang sore, Diky baru terbangun dari tidurnya, melihat lilla sudah bergelut dengan dunianya di dapur itu

"Yang, masak apa?" Tanya iky dari ruang tamu

"Ayah!! Bangunn dongg.. kan bizi mau main sama ayaaahhh" ucap keponakannya, abizy charana

Emang, Diky menyuruh bizi untuk memanggilnya ayah, jadi jangan kaget ajah

"Bubun.. Bubun, bangunin ayah dongg!" Bocil 3 tahun itu

"Ayah... Bangun dong, di ponakannya nyariin" ucap lilla membangunkan Diky dengan sangat lembut..

Mata lilla berbinar saat ia menggendong bizi, sepertinya memang lilla yang cocok untuk jadi masa depan Diky.

"Yang, sejak kapan ni manusia Dateng?" Tanya Diky pada lilla

"Tadi mas aruf Dateng, tapi keknya buru-buru banget, jadi.. ni anak aja yang dititipin" ucap lilla dengan gemasnya

"Yang, mau jadi ibu dari anak-anakku gak?" Tanya Diky

"Insyaallah yaa, bizy... Ini makan dulu buburnyaaa.." dengan telaten Diky melihat lilla menyuapi bizi makan dengan telaten..

Melihat itu, Diky seolah dibuat kembali merasa bersalah, merasa dirinya sangat tidak berarti, lilla yang sudah memberikan seluruh hatinya dan kepercayaannya kepada Diky, tidak mungkin bagi Diky untuk mengecewakannya.. sangat tidak mungkin!

Tapi sepertinya itu menjadi kemungkinan!

Sebab, sampai detik ini, cuma lilla yang effort untuk hubungan ini.. dari kepercayaan, mempertahankan, sampai menerima kekurangannya..

Cuma lilla yang jika diajak makan dinner di resto mahal, dia menolak dengan alasan.. uangnya mending ditabung buat nikah.. padahal lilla tau betul sepertinya tidak mungkin bagi dirinya menikah dengan Diky.

Sakit?, iya

EternalInSoul📜🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang