Agent Red

XIX

Uchiha sasuke hidup sendiri usai pulang sekolah lalu mendapatkan kabar yang mengubah hidup nya untuk selama nya, bahwa seluruh keluarga nya meninggalkan nya dalam kecelakaan besar yang menghebohkan Jepang pada saat itu. Bahkan, tuhan tidak menyisahkan satu saja seseorang dalam keluarga nya sebagai peneman hidup nya sampai nanti – semua di rengut dan ia terpaksa pontang panting merawat diri sendiri serta rumah besar dengan harta peninggalan yang tidak seberapa jika di pikir – pikir. Jika saat itu ia tidak bertemu max dan ikut ke Amerika untuk pelatihan FBI mungkin sasuke sudah mati kesepian di mansion besar nya, ia hancur tidak tahu harus kemana lagi tidak ada rumah untuk pulang tidak ada lagi senyuman atau wajah dingin ayah nya bahkan sang kakak kesayangan nya hilang juga. Bertahun – tahun ia bertahan dengan semua luka yang ia alami berusaha berdamai dengan keadaan yang ada, menjalani misi sambil berharap bahwa semua akan baik – baik saja. Nyata nya ia tidak sendiri, menyadari bahwa naruto mengalami hal yang sama hidup sebatang kara sejak itu mengetahui mereka akan sendiri selama nya.

Namun, perasaan kesepian itu sirna semenjak kedua nya bertemu dengan para agen untuk bekerja sama. Untuk pertama kali nya sasuke dan naruto juga paham bahwa semenyenangkan ini mempunyai orang yang khawatir padamu, mempercayaimu, saling berpegangan tangan untuk selamat dari misi, mempercayakan nyawa di tangan tim, merasakan gelak tawa bahkan hal tak terduga lain nya.

Tetapi kenapa di saat semua kebahagiaan itu sudah datang, sasuke harus menelan kenyataan pahit bahwa memang danzo yang membunuh kedua orang tua nya? bahkan itachi saat ini berada di depan nya, bergulat dengan wanita yang ia sayangi, apakah ia akan kehilangan orang lagi? Apakah sakura akan mati di tangan itachi saat ini? Netra hitam sendu itu bergulir menuju haruno sakura, wanita yang akhir – akhri ini mengisi ruang hati nya dan membuat nya lebih berwarna meskipun mereka berdua pribadi yang cukup berbeda. Agen red menitihkan air mata nya ke pipi dengan senyuman kecil di bibir nya menatap wajah sasuke yang ternyata sebegitu tersiksa nya, dengan lemah sakura kembali memukuli lengan itachi agar tubuh nya terlepas ketika nafas nya sudah akan di ujung kepala. Sakura mengerti, jika memang ia harus mati di misi ini setidak nya ia bisa menghabisi orang yang menyakiti sasuke, karena wajah itu...

Wajah uchiha sasuke yang sangat lemah dan rapuh, bahkan wajah nya yang biasa nya keras dan dingin. Malam ini di tengah kekacauan yang ada – wajah itu sendu dengan air mata yang menitih di pipi secara perlahan. Ia tahu sasuke sudah menahan semua nya sejak awal dan sakura bisa mengerti dengan ke keluan yang di lakukan agen blackhawk itu, agen red dengan tubuh yang hampir meregang nyawa menatap netra sasuke di sana lalu berbisik pelan.

"aku juga menyukai mu, sasuke..." sasuke dapat membaca gerak mulut itu dengan perasaan emosi yang tiba – tiba memuncak sasuke berteriak dengan sangat kencang menerjang itachi yang akhir nya ambruk ke lantai kamar dan cekikan di leher sakura terlepas, agen red pucat dan tidak sadarkan diri.

"saviant tolong agent red!" mendengar hal itu shikamaru langsung berlari keluar menuju kamar utama danzo.

Bruk! Bugh! Bugh! Bugh!

Langkah shikamaru terhenti ketika pintu ruangan super besar dan kokoh itu rubuh begitu saja dengan tubuh itachi yang di tunggangi sang adik yang menghajar nya membabi buta, lelaki nara itu membiarkan perkelahian antara kakak dan adik itu lalu menggendong agen red untuk di bawa ke ruang komando. Merasa sakura sudah aman lelaki bungsu uchiha itu menghajar terus – terusan wajah sang kakak yang sudah lebam dan mengeluarkan darah, itachi menahan bogeman sasuke dengan mudah lalu membalikan keadaan dengan memiting tangan sasuke membuat agent blackhawk itu meringis pelan lalu siku itachi menghantam ulu hati sasuke berkali – kali hingga tubuh nya terhuyung di tengah pegangan lantai dua ia menoleh ke bawah melihat pertempuran yang belum usai, sai di ujung lantai dua fokus menembaki para anbu dari atas dengan cekatan hingga mereka mulai berjatuhan satu persatu namun masih bisa melawan para wanita di bawah sana.