XVI

281 41 5
                                    

Ia merasakan tubuh nya yang di ikat sangat kencang hingga rasa nya kedua tangan nya akan patah dan tubuh nya terpecah belah akibat ikatan itu, kedua mata nya terbuka perlahan mendapati diri nya berada di sebuah ruangan besar kumuh dengan bau apek dan lembab yang menyebar. Agen red menyadari keadaan nya pun merasakan jantung nya mulai berdebar hebat, ia melihat tubuh nya yang sudah terikat kencang di kursi tengah ruangan. Tubuh nya terasa nyeri luar biasa di setiap sudut nya – mungkin akibat pertarungan tadi serta keadaan pingsan duduk sembari terikat. Berapa lama ia pingsan? Apakah agen lain juga mencari nya? pikiran sakura penuh dengan pertanyaan saat ini, ia melihat ujung ruangan di mana semua barang nya berada. Ia tidak dalam keadaan siap saat berhadapan dengan deidara – ia hanya mengenakan celana sport panjang dengan kaos yang pas di tubuh nya, tidak terlintas di pikiran nya bahwa musuh akan tahu tempat persembunyian nya bersama sasuke. Selama diri nya berkarir di dunia agen tidak pernah seumur hidup sakura merasakan rasa terpojok seperti ini, di tambah masuk nya beberapa laki – laki dari pintu ruangan tersebut dengan tembakau yang mereka hisap.

Ia kenal laki – laki itu akasuna sasori yang ia tangkap di dek kapal, deidara yang menyerang nya di apartement, lalu Pain bos mafia dari Back Hand Society yang sedang mereka incar, sakura melihat ke arah wanita bersurai ungu yang masuk menatap nya sebentar lalu memalingkan wajah. Kedua netra sakura menajam menatap kedua netra lelaki bernama Pain itu, yang di tatap mendekat kepada sakura lalu menatapnya tidak kalah menyalang.

Plak! Plak! Dua tamparan bolak balik itu di layangkan ke pipi putih sakura yang langsung memerah sesudah nya, wanita itu merasakan darah mengalir di mulut nya ia mengumurkan nya lalu meludahkan nya ke depan kaki Pain, "ini tidak ada apa – apa nya bagi ku"

"jangan berlagak sok kuat nona – kau bisa habis di sini" ucap deidara yang duduk di salah satu kursi ruangan dengan helaan nafas atas ucapan sakura yang congkak.

"apa yang kau rencanakan?" tanya pain sedikit merendahkan tubuh nya menatap wajah sakura yang menengadah menatap nya, "apa ini semua tentang pemilihan presiden?"

"langkahi dulu mayatku jika kau ingin tahu rahasia ku" seringai agen red yang kembali mendapatkan tamparan keras di pipi nya berkali – kali, ia berusaha mengatur nafas nya dengan kedua mata yang sudah mengabur kehilangan kesadarannya.

"jawab saja jangan banyak bicara" sahut sasori menatap agen red di kursi dengan tatapan yang sulit untuk sakura artikan atau mungkin pandangan nya saja yang mengabur merasakan lelaki bernama akasuna sasori itu menatap nya iba – ia menundukan kepala nya sebentar sebelum akhir nya kembali mendapatkan kesadaran nya.

"kau memata – matai kami atau danzo?"

"apa kau akan terus bertanya di saat jelas aku tidak ingin menjawab?" pain tertawa pelan sembari bertepuk tangan, "ku akui nyali mu besar, apa kau tahu ini ruangan penyiksaan?"

Greb.

"hah..." sakura mendesah terkejut dengan rambut belakang nya yang di jambak dengan kuat hingga rasa nya ingin terlepas dari kulit kepala, lelaki itu mendengakan kepala agen red lalu membogem mentah bagian perut sakura beberapa kali dengan tenaga laki – laki nya. Agen red terbatuk kuat dengan darah yang mengotori kaos berwarna putih nya itu, ia ingin menangis dengan rasa sakit di perut nya saat ini. Penyiksaan nya belum selesai di tambah dengan pain yang meraih kayu di ujung ruangan lalu memukuli seluruh tubuh sakura memberikan lebih banyak lebam di tubuh nya serta pelipis nya yang sudah mengucur darah, pain kembali mengangkat kayu tersebut tinggi – tinggi akan menghantamkan nya kepada wajah cantik yang terus menatap nya itu.

"pain – kisame memanggil ada klien spesial mu datang" sela sasori membuat kegiatan pain berhenti dengan berat hati ia melepaskan kayu di tangan nya lalu menampar sakura terakhir kali nya meninggalkan agen red itu kehilangan kesadaran nya kembali.

Agent RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang