X

352 49 7
                                    

Jam menunjukkan pukul sembilan malam dengan langit malam yang terang oleh cahaya bulan purnama dan bintang-bintang kecil yang menghiasi langit. Sakura dan Sasuke berdiri di balkon kondominium mereka, memperhatikan halaman belakang rumah calon presiden lima tahun ke depan, Danzo Shimura. Berdasarkan rekaman suara yang mereka punya, sepertinya kunjungan yang mereka tunggu-tunggu akan segera tiba. Sasuke menyeringai, sepertinya dia memiliki gambaran tentang jenis Anbu yang akan hadir di bawah sana. Ia meraih teropong yang dipegang oleh sakura, ingin melihat lebih dekat.

Pakaian para Anbu itu serba hitam dengan topeng putih.

"Ini bukan Anbu Negara," ujar sasuke dengan tegas.

"Hah? Apa maksudmu?" tanya sakura sambil meletakkan minumannya dan meraih kembali teropongnya, fokus pada pengawal yang disebut sasuke sebagai Anbu yang berbeda.

"Itu adalah Anbu Root, formasi yang dibuat oleh Danzo sejak Hiruzen Sarutobi menjabat sebagai presiden ketiga. Mereka tetap aktif hingga sekarang karena kematian presiden keempat dan kembalinya Hiruzen ke kursi presiden membuat Anbu Root aman," jelaskan Sasuke.

"Tunggu dulu... Apa yang kau katakan?" tanya sakura, matanya bertemu dengan sasuke, dan keduanya merasakan sensasi dingin yang menyelinap di punggung mereka, menyadari bahwa potongan-potongan informasi itu mulai terhubung secara menyakitkan.

Mereka berdua secara bersamaan sampai pada kesimpulan: "Apakah mungkin alasan di balik kematian presiden keempat...?"

"Bagaimana kau bisa tahu bahwa mereka Anbu Root?" tanya sakura, ingin memahami lebih dalam.

Sasuke tidak menjawab membuat keadaan menjadi hening – sementara sakura beranggapan bahwa sasuke tidak bisa menjawab nya karena juga tidak tahu. Meskipun alasan sasuke bungkam karena mulut nya terasa kelu untuk berucap.

Memperhatikan pria berambut orange yang duduk di meja yang disediakan oleh danzo serta wanita di sampingnya, sakura mulai mengotak-atik laptopnya dengan cemas. Setelah beberapa saat, ia menghela nafas frustrasi karena pengawal yang sedang diamati tampaknya telah mengganti sabuknya.

"Sudah hilang kontak?" tanya sasuke, menunjukkan kekhawatiran yang sama.

"Sepertinya dia melepaskan sabuknya karena posisinya seolah-olah berada di dalam kamar," jawab sakura sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan frustasi. Ini adalah situasi genting, dan keputusan pengawal untuk melepas sabuknya tampaknya membuat segalanya semakin rumit. "Shikamaru! Bisakah kau memasang CCTV bersuara ke salah satu kamera terdekat di rumah Danzo?! Aku sangat butuh bantuanmu sekarang," pinta sakura kepada shikamaru melalui komunikasi.

Di ujung sana, Shikamaru tersenyum sinis sambil bersandar dan menghela nafas. "Hanya itu saja? Sebentar saja aku bisa melakukannya," katanya dengan nada ambisius yang jarang terdengar dari dirinya. Sakura, mendengar jawaban itu, sedikit terkejut karena biasanya shikamaru terkenal malas bergerak.

Setup monster yang mampu menembus pertahanan keamanan mana pun tanpa terdeteksi, cepat, dan sangat sulit dipecahkan oleh coding-nya, membuat sai terus terkagum-kagum di belakang shikamaru. Sejak shikamaru selesai merangkai perangkat kerjanya, sai telah mengamati dengan penuh kekaguman. Alat ini, tanpa diragukan lagi, akan menjadi kunci kesuksesan misi ini. Meskipun demikian, ekspresi sai tetap datar, meskipun ada perasaan campuran yang berdenyut di dalam dirinya. Ia menarik bangku kecil yang ada di kamar dan memperhatikan dengan seksama bagaimana shikamaru bisa mengakses semua kode CCTV yang berada di sekitar perumahan itu dan mencari yang terdekat.

Ini seperti mata tuhan. God eyes on their hands.

"cepatlah, shikamaru!" desak sakura, khawatir bahwa mereka akan kehilangan banyak informasi jika terlalu lambat.

Agent RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang