Happy reading!
.
.
.Rain membuka mata. Pandangannya masih buram ia mencoba menetralisir penglihatannya dan ia melihat ada rafka yang sedang menunggu di sampingnya.
'Akhirnya kau sadar juga, apanya yang sakit? tunggu sini saya akan panggilkan dokter untukmu." Kata rafka
"Tidak perlu rafka, cukup kamu saja" rain menahan rafka yang ingin pergi. lalu Rafka kembali duduk di sampingnya, rain menatap matanya memainkan rambutnya kemudian menunduk merasa bersalah menyelimuti dirinya.
"Rain minta maaf atas semua kejadian ini, sekarang rain mengerti kenapa kamu menghindar selama ini. karena rain anak seorang pembunuh tuan Drake kan? Maaf kirain sama sekali nggak tahu kalau Ayah ada di Indonesia rain bersedia menerima hukuman apapun dari kamu" ucap rain yang diakhiri dengan Isak tangisnya.
"ssttt... gak usah nangis, kamu nggak salah. saya menjauh karena takut kamu kenapa-napa. saya nggak mau karena saya nyawamu ikut terancam. jika tadi saya gagal menyelamatkanmu, saya akan merasa sangat bersalah dan saya tidak akan memaafkan diri saya sendiri. saya yang harusnya terima kasih karena kamu telah mewakilkan pembalasan dendam ini kau sangat hebat dan keren banget malam itu, sayang." Ucap rafka yang memuji kekasihnya
"Jangan kayak gitu kalau nggak ada Rafka mungkin rain nggak bisa apa-apa. kan rafka yang ngajarin semua itu sama rain"
"Iya iya iya oke maafin saya ya?"
"Pasti dimaafin dong terus sekarang kita baikan kan?"
"Emang mau?"
"Oh kamu nggak mau baikan sama Rain. ya udah kalau nggak mau nggak apa-apa rain bisa sendiri" rain pun merajuk. ia terlihat kesal
"Bercanda sayang" rain ngebles dipanggil sayang mulu sama Rafka
"Udah deh rafka"
"Lah udah ngapain emang saya ngapain?"
" Diem aja deh"
"Iya kan ini diem babe" sekarang Rafka mempunyai hobi baru yaitu menjahili rain.
Rafka menatap rain dalam
"Jangan natap range kayak gitu rain salting tahu ih!" Rain menutup wajahnya karena malu melihat reaksinya membuat Rafka malah menjadi-jadi ia sangat gemas dengan kekasihnya itu.
Dua hari kemudian
"Rafka rain tu nggak mau bubur maunya pulang skripsi rain gimana nanti? hari Senin terakhir loh, nanti kalau nggak jadi sidang gimana?nggak jadi wisuda dong!" Rain merengek pada Rafka seperti anak kecil
"Tenang aja skripsimu sudah selesai dan kamu tidak perlu sidang hanya tinggal wisuda aja dua minggu lagi"
"Bagaimana bisa? Kok nggak usah sidang?gimana ceritanya kamu nyogok apa sama dosen!"
"Udah tenang aja nggak apa-apa udah ya yang penting kamu sekarang istirahat biar cepet sembuh"
"Ih kamu lucu deh rain jadi terharu makasih Mas pacar" kata rain
Cup
Rain mengecup pipi Rafka sekilas
"pipi doang nih" kode Rafka. Rain kemudian tersenyum dan langsung mencium bibir Rafka. Rafka pun mengikuti arah mainnya ia menarik tengkuk lehernya untuk memperdalam ciuman ini. Rafka yang dominan ciuman saat ini. rain hampir kewalahan menandinginya. Kalau masalah ciuman Rafka sangat ganas
Ceklek.
Pintu terbuka otomatis ciuman itu pun berakhir
"Hehehe nggak lihat kok, gue nggak lihat loh, sumpah gua nggak lihat beneran"kata galau kemudian ia keluar lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BOY (END)
Teen FictionKISAH TENTANG SEORANG RAFKA DAN KEKASIHNYA. Typo bertebaran mohon di maklumin. Masih pemula. MENGANDUNG KATA KATA KASAR, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA