Hai!
Happy reading!
.
.
.Rafka pergi ke kantor. sudah terhitung 1 bulan lamanya ia tidak mengecek kantor.
"Tuan rafka yakin akan bekerja sekarang? " Tanya james khawatir.
"Yakin. Jangan kasihani saya james." Balas rafka yang terlihat tidak suka.
"Maaf tuan"
"Bagaimana? Kamu sudah ketemu dengan sekretaris baru buat saya?"
"Sudah tuan, tapi adanya perempuan. Yang laki laki tidak memenuhi syarat ketentuan perusahaan"
Rafka tampak befikir sejenak. Ia sangat membutuhkannya sekarang, mengingat kondisinya yang slalu saja kurang stabil.
"Baik, suruh dia temui saya diruangan" Kata rafka
"Baik tuan"
Rafka duduk di ruangan nya. Menatap berkas berkas yang menumpuk. Tidak ada yang bisa menghandle semua ini.
"Permisi pak" Ucap seseorang
"Ya silahkan masuk" Balas rafka
Seorang perempuan masuk keruangan rafka.
"Selamat pagi pak rafka. Perkenalkan saya keyra. Sekertaris baru bapak." Ucap keyra sopan.
"Baik keyra, saya rafka. Sebelum mulai kamu harus tau kalo saya sudah memiliki seorang istri, jangan pernah sekali kali ada harapan ke saya. Dan gaboleh telat datang kekantor."
"Baik pak. Saya mengerti" balas keyra.
"Oke. Sekarang bantu saya."
Keyra mengangguk mengerti.
Rafka harus lembur malam ini karena saking banyaknya tugas yang menumpuk. Karena sibuk Rafka lupa mengabarkan Rain yang sedang khawatir di rumah. dari tadi Rain sudah menghubungi Rafka cuman tidak ada balasan, Rain pun memilih untuk mendatangi kantor tempat rafka.
"Rafkaaaaa" Rain membuka pintu ruangan Rafka dan betapa terkejutnya dia melihat Rafka dan seorang perempuan sedang berduaan dengan jarak yang Sedekat Itu menurutnya.
Rafka terkejut juga melihat keberadaan istrinya di sana, sudah dipastikan jika Rain pasti akan salah paham dengannya terbukti karena Rain langsung keluar tanpa mengucapkan kata-kata apapun.
"Tunggu sebentar, saya akan mengerjar istri saya" Ucap rafka diangguki oleh keyra. Ia tak peduli dengan urusan rumah tangga orang yang penting ia dapet kerjaan buat biaya kehidupan nya dan adeknya.
"Rain, tunggu sayang"
Rain terus berlari. Ia sangat cemburu an. Rafka meraih tangan rain.
"Hei" rain ngebrontak.
"Lepasin rain, maaf kalo rain ganggu kalian" Kata rain tanpa mau menatap wajah rafka
"Dengerin penjelasan aku dulu sayang" rafka berkata dengan sangat lembut
"Apa? Kamu mau bilang dia patner kerja kamu kan? Jadi itu alasan kamu ga bales pesan aku? Lagi enak enakan berdua? Iya!"
"Ngga gitu. aku emang lagi ga megang HP, kerjaannya lagi banyak banget. James ga nemu sekretaris cowo, aku sama keyra cuma sebatas atasan dan sekretaris. Ga lebih, jangan salah paham. Oke maaf aku salah karena gabilang dulu sama kamu, tadinya mau bilang pas pulang kerumah tapi aku deadline nya mepet, Besok pagi harus meeting sama client dari Amerika. Kalo ga diselesaikan gimana buat presentasi besok? Maaf yaa cantikku.. "
Rain berkaca-kaca matanya
"Maafin aku ya aku nggak ngertiin kamu, aku beban banget buat kamu aku cemburu kamu deket sama cewek lain maaf "ucap Rain sambil menunduk Rafka memegang pundak rain Seraya berkata
" nggak apa-apa sayang tapi maaf Malam ini aku nggak bisa pulang"
" ya udah nggak apa-apa Tapi aku mau nemenin kamu boleh? "
"tapi nanti kamu tidur di mana? di ruangan aku nggak ada kasur kasihan kamunya"
" Biarin yang penting aku bisa ngawasin kamu dari cewek jelalatan"
" Ya udah iya terserah kamu jangan marah lagi ya"
" Iya maaf ya ,udah marah-marah"
" iya nggak apa-apa "
akhir-akhir ini Rain agak sensi entah kenapa Rafka juga bingung mood-nya Gampang sekali berubah dia tidak terpikir apa-apa tapi ya udahlah rafka mengajak rain untuk balik ke ruangannya di sana ada Keira yang masih otak-atik tugas
" Keyra ini Rain istri saya" Rafka mengenalkannya
"Halo Bu saya Keyra"
" ya saya istri nya Rafka"
" Iya Bu salam kenal"
Rain hanya berdehem. Tanpa ingin membalasnya lagi.
Hari semakin larut pukul 1 dini hari rafka baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
"Baik keyra, saya akui kerjaan mu sangat bagus. Pulang lah" ujar rafka
"Terimakasih atas pujiannya pak rafka. Saya permisi"
Keyra pun pergi dari ruangan rafka untuk kembali kerumahnya sendiri. Rafka melihat rain yang tidur disofa dengan tidak nyaman.
"Maaf ya sayang" rafka slalu saja minta maaf. Ia pun menggendong rain lalu membawanya pulang kerumah.
Rafka meletakan rain dengan sangat hati hati menjaga agar rain tidak bangun. Kemudian ia membersihkan diri. Berendam di bathtub
______________
Sudah sebulan belakangan ini Rain mengalami gejala mual muntah pusing yang lumayan sering. ia selalu merasa badannya tuh ngga enak udah satu minggu juga ia ditinggal rafka untuk proyek baru dibali. Lusa Rafka baru pulang balik kerumah. hari ini rain memutuskan untuk pergi ke klinik aja dan meminta James untuk mengantarkannya. sekarang mereka sudah ada di dalam mobil.
"James apakah kamu punya pacar? kenalin dong kan aku juga mau tahu" ucap Rain tiba-tiba memecah keheningan diantara keduanya. Rain sudah menganggap james seperti keluarganya sendiri,James selalu membantunya. James tersenyum malu malu lalu dia menganggukan kepalanya.
"ya saya memiliki kekasih sekarang" balasnya.
"Wah seriusan perempuan mana yang berhasil bisa meluluhkan hati seseorang james si pria cuek. beruntung banget ya perempuan itu, siapa sih?" Tanya rain penasaran.
"Kamu sudah mengenalinya nona"
Rain agak syok dengarnya "hah?siapa?"
"Temen nona, bilqis"
Rain membelalakkan matanya "ini aku ngga salah denger kalian cinlok jadinya hahahah" rain tertawa puas mendengarnya hingga perutnya kram karena tertawa terus.
"Dunia ini sempit amat ya"
"Sudahlah nona jangan meledekku terus" james malu masalahnya
"Baiklah baiklah maafkan aku ya"
"Oh ya nona kita sudah sampai" ucap james.
rain melihat sekitar
"baiklah Kamu tunggu di sini aku masuk ke dalam jangan ke mana-mana ya"
"Tenang"
Sebelumnya Rain sudah janjian untuk bertemu dokter yauza hari ini. Jadi ia tidak perlu ngantri lagi karena sudah jadwalnya masuk.
.
.
.gasabar bangetttt buat selesein cerita ini, makanya skrg lagi dikebut ..
Support aku trus ya guys!
See u next part!
Love you.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BOY (END)
Teen FictionKISAH TENTANG SEORANG RAFKA DAN KEKASIHNYA. Typo bertebaran mohon di maklumin. Masih pemula. MENGANDUNG KATA KATA KASAR, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA