11

57 37 0
                                    

Budidayakan vote dan komen.

Happy reading!

.
.
.

"Baik, saya akan tanda tangan surat itu tapi lepaskan rain" kata rafka

"Oh tentu saja" ucap Ken santai.

Ajudan Ken mendekat kearah rafka lalu memberikannya berkas berkas itu

"Tapi sebelum saya tanda tangan. saya minta rain kesini"

Teman teman rafka waspada. Ia tau apa yang dimaksud rafka. Mereka saling pandang dan jaga jarak.

"Oke. Boleh juga"

Rain diberikan ke rafka. Rafka langsung melepaskan ikatan dari tubuhnya. Kemudian segera memeluknya.

"Kamu aman sekarang sayang" kata rafka menenangkan rain

"Aku takut rafkaa"

"Its okay sayang.. saya disini"

"Cepat. Saya tidak punya banyak waktu" kata Ken. Tak lupa pistol yang slalu siap sedia diarahkan kekepala rafka maupun rain. Jika mereka macam macam tinggal dor trus pecah pala deh.

"Tutup mata dan telinga mu sayang, pertumpahan darah akan terjadi sebentar lagi" bisik rafka disela sela pelukan mereka. Rain menatap rafka ragu. Tapi rafka berhasil menyakinkannya. Rafka menyuruh rain untuk kebelakang bersama galleo. Dan

Dor.

Rafka menembak satu orang disebelah Ken. Dan galleo menembaki orang orang yang mendekati rafka begitupun abighail dan samudra ikut berperang.

"rain masuk kedalam mobil. kunci dan jangan keluar" pekik samudra

Rain mengangguk patuh. Ia masuk kedalam mobil yang terparkir, gatau punya siapa.

DOR DOR DOR DOR DOR

Tiba tiba ada beberapa mobil datang dan menyerang mereka. Itu bawahan Ken.

"BERLINDUNG!" seru rafka.

DOR DOR DOR

DOR DOR

DOR

"PERCUMA! KALIAN KALAH JUMLAH" ucap Ken.

Rafka menoleh ke galleo. Galleo pun mengangguk. Mereka menggunakan smoke bom untuk mengecoh semuanya.

"ABI, ambil ini" samudra melemparkan pistol yang sudah dirancang khusus dengan peluru racun didalamnya sekali kena langsung mati.

Abighail menangkapnya.

Tidak ada sejarahnya mereka kabur dari perang. Mereka hanya mengecoh untuk mempersiapkan senjata yang lebih wah.

"JANGAN BIARKAN MEREKA LOLOS" ucap Ken marah.

Disaat semua sedang sibuk menyerang, pandangan rain tertuju pada ayahnya. Ia menatap penuh benci padanya

Maaf ayah untuk kali ini aku tidak bisa tinggal diam. Ayah telah melukai orang yang aku sayang. Batin rain. Tanpa sepengetahuan orang orang ia keluar mobil seraya mengendap endap ke tempat mayat tergeletak. Ia mengambil sebuah pistol. Walaupun ia tidak mahir menggunakan nya, tapi rafka pernah mengajarinya menggunakan ini.

Tanpa ragu rain menembak ke arah ayahnya

DOR DOR

tembakan itu mengenai perut dan kaki ken.ken langsung menoleh, ia melihat pelakunya ternyata rain. 

"Anak sialan" umpat Ken

"Heh, rain bukan anak mu yaa!" Kata rain menantang.

Ken melempar sebuah pisau dan tepat mengenai perut rain.

SWEET BOY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang