Sesampainya di alamat itu, mereka membuka bagasi mobil dan melemparkan tubuh Zee di depan rumah dan menaruh kotak disebelahnya.
Tubuh Zee yang basah itu masih penuh dengan ikatan tali tambang, matanya yang ditutup kain hitam, mulutnya ditutup lakban, dan bajunya yang sudah robek.
Mereka kembali ke dalam mobil dan meninggalkan Zee yang terbaring sangat lemas disana.
POV Shani
Seperti biasanya, Shani selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.
Di tengah memasak sarapan, tiba-tiba terdengar suara yang cukup kencang dari luar rumah.
"Bi, bibi denger?" tanya Shani ke salah satu pelayan di rumahnya
"Denger non" jawab bibi bernama Wati
"Tolong lanjutin masak bentar ya bi, biar saya cek ke depan" ucap Shani dituruti bi Wati
Namun belum sempat Shani keluar dari rumah, Shani sudah dihampiri oleh seorang satpam rumahnya.
"Bu, i-itu" ucap satpam gelagapan
"Kenapa?" tanya Shani
"Non Zee pi-" jawab satpam terpotong karena Shani langsung berlari keluar begitu mendengar nama Zee
Di luar rumah, Shani begitu kaget melihat kondisi adik kesayangannya itu.
"Dek, bangun" tangis Shani begitu melihat Zee
"Pak bawa masuk ke dalam" suruh Shani kepada satpamnya
Satpamnya langsung membawa Zee masuk ke dalam dan mencoba membuka ikatan di tubuh Zee.
Sedangkan Shani membuka penutup mata dan lakban yang menutupi wajah adiknya itu.
"Pak cepet buka ikatannya" ucap Shani
"Lagi nyoba bu, ini diikat mati pake tali tambang" jawab satpam
Akhirnya setelah membuang waktu cukup lama, tali itu berhasil terlepas dari tubuh Zee.
"Bi tolong panggilin Cio" pinta Shani
"Kenapa nyari aku sayang, kangen ya?" tanya Cio yang baru menuruni tangga
"Tolongin Zee" pinta Shani dengan mata yang berkaca-kaca
"Zee kena- astaga itu Zee kenapa bisa begini?" kaget Cio
"Gak tau" tangis Shani
"Aku telpon Sean sama Gre dulu, kamu tenang aja yah" ucap Cio lalu segera membuka ponselnya
Saat sedang menunggu suaminya mengubungi adiknya, ponsel Shani berdering.
Ternyata Muthe dan Christy menghubungi Shani karena Zee tidak menghilang.
Lalu Shani segera menjelaskan kondisi Zee secara singkat dan mematikan panggilan suara itu.
Beberapa menit kemudian, Sean dan Gracia datang dengan wajah yang panik.
"Ci, kok bisa gini?" tanya Gracia
"Gatau gee" jawab Shani
"Kita bersihin badannya dulu, kalian jangan disini" usir Gracia kepada Sean dan Cio
Sean dan Ignacio segera pergi menjauh dari Shani, dan Gracia yang hendak membersihkan tubuh Zee.
"Ci, zoya gak di apa-apain kan?" tanya Gracia
"Cici bener-bener gatau yang terjadi, semoga aja gak di apa-apain" balas Shani
"Semoga kamu gak papa dek" gumam Gracia sambil mengusap tubuh Zee dengan tisu basah
Setelah selesai membersihkan tubuh dan mengganti baju Zee, mereka mulai mengobati luka di tubuhnya.
"Iish" ringis Zee
"Dek, udah bangun? Jangan duduk dulu dek, yang mana aja yang sakit?" tanya Shani yang melihat Zee sedang mendudukan dirinya
"Aku dimana?" tanya Zee pelan
"Kamu di rumah ci Shani" jawab Gracia
"Ci, aku takut" tangis Zee
"Nangis aja gak papa, gak usah takut udah ada cici. Maaf ya" ucap Shani lalu memeluk Zee
"Takut cii, sakiit zoya gak mau" ucap Zee sambil memberontak di pelukan Shani
"Zoyaa, tenang ya. Disini aman zoy" ucap Gracia
Setelah beberapa saat Zee mulai tenang dan tangisnya berhenti, sehingga Shani dan Gracia kembali membuka suara.
"Cici boleh nanya?" tanya Shani diangguki Zee
"Kamu inget kenapa bisa begini?" tanya Shani
"Kemaren tiba-tiba ada yang suntik aku dari belakang jadi badan aku langsung lemes. Terus pas aku udah diiket sama mulut aku dilakban. Sakit banget cii, aku gak mau" ucap Zee kembali menangis
"Udah, gak usah dilanjutin ceritanya. Cici obatin dulu yaa" ucap Gracia
"Sakit ci, pelan pelan" ucap Zee sambil sesekali meringis
"Tahan dek, bentar doang" ucap Gracia
Setelah beberapa menit, akhirnya Gracia selesai mengobati luka yang ada di tubuh Zee.
"Makan dulu yuk" ajak Shani dijawab gelengan oleh Zee
"Cici denger dari bibi kamu makannya gak teratur ya? Jangan gitu lagi ya dek, ayo makan" ucap Gracia
"Iya ci, maaf" jawab Zee
"Ini non buburnya" ucap bi Wati sambil menyodorkan mangkuk bubur
"Makasih bi" ucap Shani
Setelah itu, Shani menyuapi bubur untuk Zee secara perlahan-lahan dan Zee memakannya dengan tenang.
"Udah ci" ucap Zee
"Yaudah kamu ke kamar itu ya, istirahat dulu" suruh Shani
Akhirnya Zee menuruti permintaan Shani dan memasuki kamar dibantu oleh Gracia cicinya.
"Ge sini" panggil Shani setelah Gracia keluar
"Kenapa ci?" tanya Gracia
"Feni sama Jinan gak kesini?" tanya Shani
"Mereka bilang nanti malem" jawab Gracia
"Shan, ini ada kotak dari satpam" ucap Cio
"Dari siapa?" tanya Shani
"Gak tau, gak ada tulisan" jawab Cio
"Coba buka dulu" suruh Sean
"Nih buka" ucap Cio melempar kotaknya ke Sean
"Cupuuu" ejek Sean lalu membuka kotaknya dengan tangan kosong
Saat kotaknya terbuka, Sean mengeluarkan barang yang ada dari kotak itu.
Barang itu adalah kunci motor dan ponsel Zee yang sudah berlumuran dengan darah kering.
"Bii, tolong bersihin barang-barang ini" teriak Sean memanggil bi Wati
"Iya, sini saya bersihin" ucap bi Wati datang mengambil barang itu dan pergi
"Kalian harus hati-hati juga, mau coba lapor polisi?" tanya Cio
"Gak guna lapor polisi, keluarin duit banyak tapi mereka males malesan. Mending sewa detektif" ucap Sean
"Dua-duanya udah pernah kita coba pas dapet teror, tapi tetep aja gak ketangkep orangnya" jawab Shani
Mereka melanjutkan obrolan sambil mencari cara untuk menangkap orang yang melakukan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoyaa
FanfictionAzizi Asadel Natio, anak terakhir yang harus kehilangan orang tuanya diumurnya yang baru satu tahun