Coda/Postlude

18 0 0
                                    

Coda /co·da/ disebut juga "ekor" merupakan bagian akhir lagu yang berisi nada dan syair untuk menutup lagu.
Berbeda dengan Bridge, Coda mengambil beberapa lirik dan nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu serta tidak berakhir Fade Out seperti pada Ending.

***

Palembang, 2022.

'curcolcadocoda'  posted a feed.

"Janganlah Engkau mencintai sesuatu itu lebih daripada 3 : Allah SWT, Rasulullah SAW, dan berjihad di jalan-Nya." (Q.S. At-Taubah : 24)


Segala hal di dunia ini sudah ada yang mengaturnya, yang dapat kita lakukan hanya percaya dan berusaha lantas menyerahkan hasilnya kepada yang berhak mengaturnya, Allah SWT. Tiada daya dan upaya selain pertolongan dari-Nya. Ia yang lebih mengetahui takdir apa yang terbaik untuk setiap makhluk-Nya yang ada di muka bumi ini.

Arya berdiri menatap nisan di depannya. Tampak tulisan yang sudah mulai pudar tertulis di sana.

Ayudia binti Suparman
Lahir: 17-08-1968
Wafat: 27-04-2019

"Assalamu'alaikum wahai penghuni kubur, dari kalangan mukmini dan muslimin. Semoga Allah merahmati orang yang telah meninggal dan yang masih hidup. Dan insyaaAllah kami akan menyusul kalian." Arya mengucapkan salam.

"Halo, Bu. Apa kabar?" ia melanjutkan pelan. "Arya dan Bapak di sini sehat-sehat saja. Kami menjalani keseharian seperti biasa. Sepeninggal Ibu, kami berbagi tugas dalam urusan rumah tangga. Ternyata pekerjaan rumah itu berat ya, Bu. Nggak segampang yang Arya kira. Lebih capek dibandingkan jaga malam atau kegiatan kerja di kantor." Ia bercerita panjang lebar.

Ya, kuburan itu adalah kuburan milik ibunya. Tepat 3 tahun yang lalu, Ayudia menghembuskan napas terakhir. Komplikasi dari penyakit diabetes yang dideritanya sudah terlalu parah. Ia sempat dirawat selama kurang lebih satu minggu sebelum akhirnya meninggal dunia. 

Arya masih ingat dengan jelas kejadian di hari itu, di mana dia sedang berada di luar Palembang karena menjalani internsip, tepatnya di Kota Bandar Lampung.


Bunyi nada dering di ponsel Arya tak berhenti berdering sejak tadi. Pemuda itu tengah sibuk menjahit luka robek pada pasien kecelakaan lalu lintas (KLL) yang datang ke IGD pagi itu. Cukup lama ponsel itu berdering sebelum akhirnya berhenti. 

Arya menyelesaikan tugasnya dan menyerahkan sisanya kepada perawat yang bertugas dan melepaskan sarung tangannya.

"Tolong lanjutin sisanya ya, Mbak." Ia kembali duduk di kursi dan hendak menulis status rekam medis pasien.

Hari itu IGD cukup ramai, sudah ada 2 pasien lagi yang mengantri untuk diobati. Arya menghela napas. Sepertinya ia tak akan bisa istirahat lagi hari ini.

Arya baru bisa merebahkan tubuhnya sejenak di ruang dokter jaga setelah sholat Zuhur. Ia pun membuka ponselnya dan menyadari ada 5 panggilan tak terjawab dari ayahnya dan 4 dari Icha.

Ia mengerutkan kening heran. Ada apa mereka berbarengan menelponnya?

Ia pun memencet tombol panggilan untuk menelpon Icha. Tak lama, Icha mengangkatnya dan langsung berteriak.

"Arya! Kamu lagi di mana?"

"Aku kan dinas pagi di IGD, Cha. Memangnya kenapa?"

"Oh iya, aku lupa. Um, Arya. Kamu tetap tenang dan tolong jangan kaget ya, setelah denger apa yang mau kusampaikan ini," Icha berkata seolah ingin memberikan aba-aba untuk menyampaikan sesuatu ada Arya.

CODA (Ruang Bicara) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang