bertengkar

700 115 25
                                    

setelah menutup pintu dengan rapat, Haekal langsung menyimpan 2 keresek yang ia bawa kemeja.

"buka noh, ambil sendiri piringnya kedapur kalo mau pake piring." ucap Haekal duduk disebelah Jevan.

"apaan tuh?" tanya Jian semangat.

"nasi padang sama jus alpukat nih ji, sini sini dah" jawab Kafka dengan semangat.

"wah kal, lo emang sahabat terbaik gue banget" ucap Jian mendekat kearah Kafka yang sedang membuka satu bungkus nasi padang.

"tau aja perut gue lapar abis" ujar Kanaga membawa satu bungkus.

"makan sono jev" titah Haekal pada Jevan.

"ayo bareng" ajak Jevan. setelahnya Jevan, Haekal dan Jian memutuskan untuk makan di meja makan. sementara Kafka dan Kanaga memilih makan di meja ruang tamu.

"udah jam 3 nih, omong omong si camar balik jam berapa sih kal?" tanya Kanaga.

"ga nentu. semau dia sih mau balik jam berapa... namanya juga studio punya sendiri" jawab Haekal.

"dahlah, abis nih nasi gue balik aja. males ketemu si camar" gerutu Kanaga.

"smp lo" ucap Jian menatap Kanaga.

"gue dah kerja" balas Kanaga mendelik.

"sudah makan pulang" lanjut Jian tersenyum.

"sialan" ucap Kanaga melempar tisu kotor ke wajah Jian.

"anjingg!! muka ganteng gue" lirih Jian.

"ganteng diliat dari sedotan kali" celetuk Kafka.

"heh" Haekal melotot.

"muka lo kayak kuntil anak" ucap Jian menatap Kafka tajam.

Haekal, Kanaga, Jevan hanya tertawa mendengarnya.

"muka lo kaya pocong anjing" balas Kafka.

"dari pada muka lo, kaya tuyul pencuri uang" ucap Jian.

"heh, gue aja anak tunggal kaya raya. ngapain cape cape berubah jadi tuyul sih?" tanya Kafka heran.

"astaghfirullah, jian anak sabar" ucap Jian mengelus dadanya.

lagi lagi, Kanaga, Haekal dan Jevan hanya tertawa menyimak obrolan kedua temannya itu.

***

ceklek.

Marven menatap mereka semua dengan tajam.

"balik. bikin pengap rumah orang aja" ucapnya pedas.

"ANJING, APA SIH MAU LO?" tanya Kanaga teriak.

"ga diajarin sopan santun?" tanya Marven santai sambil mengangkat satu alisnya.

"kagak. napa? mau ajarin gue sopan santun?" tanya Kanaga nyolot.

"oh ya, mama lo lebih sibuk sama selingkuhannya itu ya? makanya ga ada waktu ajarin lo sopan santun" ucap Marven melipat kedua tangannya di dada.

"Marven! jaga omongan lo!" peringat Haekal.

Marven mengangkat satu alisnya. "mata lo belum kebuka juga buat liat gimana temen lo ini ga beradab?"

"lo gatau apa apa tentang teman gue, sialan."

"belain deh, belain terus temen lo itu." ucap Marven melengos.

"anjing kenapa sih dia?" tanya Haekal lirih.

"udah dah balik yuk ga" ajak Jevan merangkul pundak Kanaga.

"sorry udah ribut ribut" ucap Kanaga pelan.

"gue juga minta maaf, ucapan marven nyakitin dan nyinggung lo ga. ntar gue omelin" balas Haekal tidak enak hati.

9 REGLES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang