"jangan bawa bawa orang tua gue!" sahut Haekal kesal.
"berhenti nyusahin dan ngerepotin anak anak! mending lo balik kerumah orang tua lo, dan gausah balik kesini lagi!"
Haekal terkekeh. "gue udah bayar full sampe taun depan. kalo mau, lo aja yang pindah." jawab Haekal meneruskan makannya.
"harusnya lo sadar diri..lo itu penyakitan kal. lo ga sehat. harusnya lo ga diem disini dan bikin seisi rumah repot dan susah tiap kali tubuh lo drop. lo juga bikin marven sering balik kerumahnya karena tingkah ngeselin lo yang selalu seenaknya dan selalu cari masalah kaya anak berandalan"
"SIALAN! DIEM LO ANJING" teriak Daffa.
"JAGA OMONGAN SAMPAH LO BANGSAT" teriak Jaerell menatap Atuy tajam.
"yang penting banyak duit. dan selalu bikin lo iri sama idup gue yang sempurna ini." jawab Haekal santai.
"penyakitan lo bilang sempurna?" tanya Atuy meremehkan.
"gue hanya bersyukur untuk apapun yang Allah kasih ke gue. dan hal itu bikin gue ga mudah iri sama hidup orang lain." jawab Haekal tersenyum mengejek
"gue iri sama hidup lo? kal kal... gue sehat, sedangkan jantung lo lemah. itu aja membuktikan kalau gue di atas lo."
"ANJING" teriak Julio lalu tanpa disangka memukul wajah Atuy hingga bibir Atuy berdarah.
"cukup atuy. lo kelewatan. gue harap lo bisa merenung dan menyesali segala omongan lo malam ini" ucap Jaerell tegas.
"ayo masuk ke kamar, biar abang temenin adek" ucap Bulan tersenyum.
"gue tidur sendiri aja mas. males ah ntar ada yang iri lagi" balas Haekal bercanda.
"atau mau ditemenin gue aja? jangan masukin hati omongan si anjing" ucap Daffa.
"gapapa bang, gue gapapa ko. ga sekali dua kali loh gue denger omongan gajelas bang atuy.. udah biasa gue mah, makanya makin sini, balesan gue makin santai kan hahaha" ucap Haekal tertawa, namun tawanya tak sampai hingga abang abangnya.
Jaerell menatap Haekal sendu. "yaudah kalo adek mau tidur sendirian.. kalau ada apa apa, telpon abang ya? biar abang dateng.. pintunya kunci, takut ada orang gila cari masalah lagi sama adek." Jaerell mengusap punggung si bungsu.
Haekal mengangguk mantap. "okee abang, adek masuk kamar ya? mau tidur, hari ini adek ngantukan banget"
"eh bentar dek, bawa jasuke, kue pancong sama pop ice kekamar. abisin ya anak manis" ucap Julio.
"okee, papaii abang abang dan mas jogja" Haekal melambaikan tangannya sebelum menutup pintu kamarnya dan menguncinya 2 kali.
Haekal bersandar dibalik pintu kamarnya. menatap depan dengan pandangan kosong. tak lama, air matanya keluar tidak dapat dibendung lagi. Haekal terisak sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. tak ingin orang lain mendengar suara tangisnya.
semuanya tidak mudah untuk Haekal. berdebat dengan abang yang ia sayangi, tentang penyakitnya, tentang tubuhnya yang lemah. semuanya membebani Haekal.
Haekal berusaha menghentikan tangisannya sebentar, menyambungkan ponselnya ke speaker besar dan menyalakan lagu dengan volume tinggi. berusaha menyamarkan suara tangisnya yang terdengar memilukan.
"gue bahkan gamau sakit sakitan~~"
"gue ga minta hidup kaya gini"
"gue juga gamau terus terusan ngerasain sakit"
"gue juga iri sama orang orang yang bisa menikmati hidupnya tanpa sakit sakitan"
"gue juga gamau terus terusan bulak balik di rawat di rumah sakit"

KAMU SEDANG MEMBACA
9 REGLES
Novela Juvenil"mari tetap bersama meski menjalani hidup dijalan masing masing. mari tetap meluangkan waktu untuk bertemu dan bercerita banyak hal. mari kita saling mengeluh dan terbuka untuk segala hal. mari tetap saling menyanyangi dan mendukung dalam segala hal...