Vote dulu sebelum di baca.
Happy reading
"Ayo di makan nak Laskar," ujar Yuna sambil tersenyum, sembari meletakan makanan di atas meja.
Kini Laskar ikut makan malam bersama keluarga Dean dan Lian. Bersama kedua orang tua mereka, Laskar merasa cukup gugup.
"Makasih Tante," ucap Laskar sopan.
"Kamu sekelas sama Lian?" tanya Fadli yang sedari tadi diam.
"Oh, ga Om. Saya beda kelas sama Lian, tapi satu ekskul sama Dean," ujar Laskar sambil melihat ke arah Dean yang sedari tadi hanya menampilkan raut wajah datarnya.
"Udah Yah tanya-tanya nya. Ayo di makan," ujar Yuna melerai pertanyaan suaminya. Laskar tersenyum maklum.
Mereka berlima memulai acara makan malam dengan tenang dan sedikit pembicaraan mengenai keseharian Lian di sekolah. Ya, hanya Lian yang di tanya. Dean tetap menyantap makanannya tanpa menghiraukan obrolan mereka. Laskar sedari tadi juga melirik ke arah Dean, melihat bagaimana rivalnya itu seolah tidak di anggap di sini.
Seusai makan malam, Dean pergi ke kamarnya. Meninggalkan mereka yang berada di ruang tamu.
"Makasih buat makan malamnya," ucap Laskar. Lian menganggukkan kepalanya. Keduanya kini sudah berada di depan rumah. Setelah berpamitan dengan orang tua si kembar, Lian mengantar Laskar ke depan rumah.
"Kalo gitu gue balik dulu," pamit Laskar.
"Hati-hati, makasih juga martabaknya tadi." Laskar tersenyum. Cowok itu lalu memakai helm dan menaiki motor. Setelah Laskar pergi, Lian masuk kembali ke rumah.
Di atas sana, Dean menutup gorden jendela kamarnya. Cowok itu membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Pintu kamarnya di buka, Dean menoleh dengan posisi tetap berbaring. Melihat kedatangan kembarannya itu.
"Maaf."
Dean terdiam. Kembali menatap langit-langit kamar. Tidak menjawab kata yang di ucapkan Lian. Bahkan cowok itu tetap berada di depan pintu.
"Lo ga salah, jadi ga usah minta maaf," ujar Dean.
"Untuk semuanya," balas Lian. Dean tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Lian ikut tersenyum.
"Selamat malam," ucap Lian yang kemudian menutup pintu kamar Dean dan kembali ke kamarnya.
Dean perlahan bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap kaca. Menatap wajahnya dari pantulan cermin, kemudian memutuskan untuk terlelap.
***
Suasana di kelas kini sedang kosong dari pelajaran. Lian duduk di tempatnya, Aril menemani Lian duduk di bangku depan meja Lian, sementara Dean entah pergi kemana.
"Lo mau ikut ekskul apa nanti?" tanya Aril. Lian yang di tanya hanya terdiam. Jujur dia bingung harus mengikuti ekskul apa, karena di sekolah lamanya, dia tidak di ijinkan mengikuti ekskul manapun.
"Em, emang harus ya?" tanya Lian.
Aril menganggukkan kepalanya. "Iya, itu keharusan dari sekolah," ujarnya. Lian terdiam.
"Ikut basket sama Dean aja," usul Aril.
"Ga boleh." Keduanya menoleh, mendapati Dean yang berjalan mendekati mereka berdua.
"Dia ga boleh ikut basket, ga boleh cape-cepe," sambungnya. Dean ikut duduk di bangku sebelah Lian.
"Ada ekskul yang ga perlu ngeluarin banyak tenaga ga?" tanya Lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [ BL ]
RomanceFOLLOW SEBELUM DI BACA ‼️ Menceritakan Dean yang memiliki hubungan tidak baik dengan Laskar. Mereka berdua merupakan anggota basket namun selalu tak akur. Bagaimana Jika tiba-tiba Seseorang yang mirip Dean pindah ke sekolah mereka. Dan lagi, orang...