Nine

1.3K 128 15
                                    

Perbiasakan untuk tekan vote terlebih dahulu sebelum di baca ya, komennya juga.

Happy reading

.
.
.

Seperti biasa, lapangan indoor selalu ramai dengan anggota basket yang senantiasa berlatih.

"Serius Lo ga mau mikirin penawaran gue? Padahal gampang loh, Lo juga bisa bebas dari hukuman." Dean terlihat tak peduli dengan ucapan Laskar yang menurutnya tidak penting. Dia lebih fokus mendribble bola basket di banding mendengar ocehan Laskar.

"Ayolah," bujuk Laskar lagi. Dean kembali mendribble bola menjauh dari jangkauan Laskar. Cowok itu segera mengejar Dean.

"Dean," panggil Laskar lagi. Dean menggeram kesal.

"Brisik!" Kesalnya. Dia bahkan tidak lagi mendribble bola basket. Anggota lain yang juga tengah berlatih bersama menatap bingung ke arah keduanya.

"Dean, Laskar." Mendengar namanya di tegur oleh pelatih, Dean menatap tajam Laskar dan langsung melempar bola basket yang berada di tangannya langsung ke arah Laskar, untung saja cowok itu sigap langsung menahannya dengan kedua tangan.

Bukan Laskar namanya kalau menyerah. Bahkan sampai mengikuti Dean ke dalam ruang ganti.

"Dean, Dean, Dean," panggilnya sambil berjalan mengikuti Dean dari belakang.

"Mau Lo apa sih?" geram Dean.

"Lo." Alis Dean menukik.

"Maksud gue, kesepakatan sama Lo. Ayolah, padahal Lo cuman perlu setuju, terus gue yang beraksi. Kalo emang sela gue deketin Lian ga respon sesuai yang gue harapan ya udah, gue berhenti." Dean menarik kerah baju Laskar, mendorongnya hingga punggung cowok itu menghantam tembok.

"Lo kira sodara gue barang? Abis Lo pake trus Lo buang?" tanya Dean dengan nada marahnya. Tatapan matanya yang tajam, menatap Laskar yang malah terlihat bingung dengan respon Dean.

"Gue ga bilang Lian barang," ujar Laskar membela diri.

"Gue suka sama adek Lo emang ga boleh? Gue ga seburuk itu," tambahnya.

"Siapa tau kan, dengan gue sama Lian hubungan kita jadi baik." Dean muak dengan omong kosong, karena itu dia langsung melepas cengkraman nya dari baju Laskar.

"Emang sejak kapan gue mau hubungan kita baik?" ujarnya sebelum pergi meninggalkan Laskar di sana.

***

"Lian, Dean mana?" Aril mendekat ke arah Lian yang tengah duduk di baku taman sekolah.

"Em, ga tau, tadi Dean pergi latihan," ujar Lian. Aril mengangguk kemudian duduk di sebelah Lian, membuat cowok itu reflek bergeser.

"Lo minum apa?" tanya Aril. Lian menoleh sambil mengangkat minuman kaleng dengan kedua tangannya.

"Jus," jawab Lian. Aril menganggukkan kepalanya.

"Em, kamu mau?" tanya Lian. Aril dengan cepat menggeleng.

"Lagian cuman satu," ujar Aril. Lian menggeleng kepalanya.

"Ga kok, ada dua. Tadi aku beli dua karna ga ada kembalian," ujar Lian.

"Mau?" tanya Lian lagi.

"Boleh deh." Lian mengangguk lalu memberikan kaleng satunya lagi. Belum sempat Aril mengambilnya, Dean sudah lebih dulu mengambilnya dari belakang.

RIVAL [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang