Two

2.2K 182 38
                                    

Halo, udah up chapter kedua nih

Happy reading 👨‍❤️‍👨

.
.

Dean sudah siap dengan pakaian seragamnya. Dia segera turun ke bawah untuk mengambil roti dan kemudian berjalan pergi menuju pintu depan. 

"Deaaan! Sarapan dulu yuk sama Lian," panggil Lian sambil menarik lengan Dean yang sudah berjalan dengan roti tawar di mulutnya.

Dean berbalik dan terdiam melihat kedua orang tuanya yang sibuk sendiri.

"Lian, biarin Dean duluan mungkin dia lagi ada urusan di sekolah. Kamu sini sarapan sama bunda, ayah," ujar Yuna bunda dari Lian dan Dean.

"Tapi ma-" ucapan Lian terpotong saat Dean melepas tangan Lian dari lengan miliknya.

"Gue ada kegiatan ekskul jadi harus pergi sekarang." Dengan raut wajah datar, Dean berjalan keluar meninggalkan ketiga orang itu. Lian menatap sedih Dean. Kemudian menatap malas kedua orang tuanya.

"Sini sarapan dulu," ujar Yuna sambil mengolesi selai coklat dan memberikan susu kepada Lian. Lian menerimanya sambil tersenyum dan kemudian memakannya.

'Ck. Bikin ga mood aja.' batin Lian sambil memakan terus Sarapannya.

Setelah selesai sarapan, Lian di antar oleh Fadli sang ayah. Lian tidak pernah di ijinkan untuk melakukan hal-hal berbahaya seperti mengendarai kendaraan sendiri. Karna itu di sekolah lama, Lian selalu di antar jemput oleh supir.

"Kamu belajar yang rajin Lian, jangan terlibat dengan anak-anak nakal," ujar Fadli. Lian mengangguk lalu masuk ke dalam area sekolah.

Banyak pasang mata yang menatap ke arah Lian. Mereka semua cengo dengan penampilan Lian. Lian merasa kikuk dan berjalan sambil menggaruk tengkuknya.

"Selamat pagi," sapa seorang pria. Lian mengangkat wajahnya mendapati pria itu sedang menatapnya.

"Selamat pagi," balas Lian sambil tersenyum manis. Pria itu refleks membatu dan kemudian memegang dadanya saat Lian pergi menjauh.

Karna banyak mata yang menatapnya membuat Lian tidak fokus dengan jalan dan menabrak seseorang.

Brukk

"Aw..." Lian meringis sambil mengelus dahinya yang kena punggung seseorang.

Orang itu berbalik dan menatap Lian. Sesaat kemudian menatap remeh ke arah Lian.

"Yo, babu udah siap ngejalanin tugas hari pertama?" tanya cowo itu yang ternyata adalah Laskar. Lian menyengit heran. Apa maksud anak di depannya ini? Pikirnya.

"Apa maksud kamu? Aku ga ngerti?" ucapan Lian membuat Laskar cengo. Sejak kapan Dean menggunakan aku-kamu. Yah, soalnya yang sedang berada di depannya ini Lian bukan Dean.

"Lo jangan pura-pura amnesia," ujar Laskar sambil menunjuk Lian. Lian memutar bola matanya malas.

"Siapa yang pura-pura amnesia. Aku aja ga kenal sama kamu. Kamu siapa sih?" tanya Lian membuat Laskar mengerutkan keningnya heran.

RIVAL [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang