Vote nya juseyo 🛐
Happy reading
.
.
.
.Dean sekarang berada di dalam mobil. Duduk di belakang, bersebelahan dengan Lian, saudara kembarnya. Ya, Dean pulang bersama Lian. Lebih tepatnya, dia menghindari Aril.
"Berhenti relakan semua yang Lo punya."
Dean memejamkan matanya saat ucapan Aril teringat lagi olehnya. Dean perlahan membuka matanya, menatap ke luar jendela. Mobil ini, jarang sekali dia naiki. Mobil ini memang khusus hanya untuk Lian, karena Dean sudah memiliki motornya sendiri.
Lama berkelana dalam pikirannya sendiri, sampai tidak sadar bahwa sekarang mobil sudah masuk ke dalam garasi.
Pintu mobil terbuka. Dean menatap Lian yang membukakan pintu untuknya.
"Ayo Lian bantu," ujar Lian. Tanpa menunggu balasan Dean, Lian sudah lebih dulu memegang tangan Dean, menuntun saudaranya itu untuk keluar perlahan dari mobil.
Keduanya masuk ke dalam rumah. Di sana hanya terlihat bunda mereka yang tengah duduk di ruang tengah.
"Astaga den Dean, bibi khawatir banget sama aden. Kenapa aden ga hati-hati?" bi Umi.
Berbeda dengan respon bi Umi yang terlihat khawatir. Yuna hanya menatap ke arah Lian.
"Lian, kamu mandi gih. Jangan sampe telat mandi, nanti masuk angin," ujar Yuna.
Sudah biasa. Dean tidak akan terkejut. Cowok itu akan terkejut jika kedua orang tuanya panik dan bertingkah seolah mengkhawatirkannya.
"Iya Bun, tapi Lian antar Dean ke kamar dulu," jawab Lian. Yuna hanya diam mendengar ucapan Lian. Melihat itu, Dean lebih dulu angkat bicara.
"Ga usah, gue bisa sendiri." Lian menggeleng kepalanya.
"Mana bisa Dean naik tangga sendiri, kalo kaki Dean aja sakit?" ucap cowok itu sambil menunjuk kaki Dean.
"Ada bibi, nanti bi Umi yang bantuin gue. Mending sekarang Lo mandi," sahut Dean.
"Dean." Dean memainkan alisnya seolah menyuruh dirinya pergi. Lian mendengus sambil mengangguk.
"Oke, fine." Seusai berkata begitu, Lian pergi dari sana. Dean sempat melihat ke arah sang bunda. Namun tidak lama, dia kembali menatap bi Umi yang berdiri di sebelahnya.
"Ayo den, bibi antar ke kamar." Dean mengangguk. Membiarkan bi Umi memegang tangannya dan menuntunnya menaiki tangga hingga masuk ke kamarnya.
"Maaf ya bi," ucap Dean begitu duduk di atas kasur.
"Jangan minta maaf den." Dean tersenyum mendengar ucapan bi Umi.
"Bibi ke bawah ya, bibi siapkan air hangat untuk aden mandi. Nanti bibi naik lagi ke sini buat bantuin Aden turun," ujar bi Umi. Dean menganggukkan kepalanya.
Bi Umi mengangguk. Wanita tua itu mengelus kepala Dean pelan sambil tersenyum. Setelah itu, keluar dari kamar Dean sambil menutup pintu pelan.
Dean terdiam di atas kasur. Menatap ke arah kakinya lalu menghembuskan nafasnya pelan.
Hari yang cukup melelahkan. Atau hari melelahkan lainnya.
***
Berbeda dengan Dean, Laskar kini baru saja selesai mandi. Dengan handuk yang bertengger di kepalanya, Laskar berjalan ke arah dapur berniat untuk mengambil segelas air putih.
"Dek, nanti malam mau makan apa?" itu suara Clarissa sang Mama. Laskar meletakan gelas kosong yang sudah dia minum airnya.
Sambil menoleh ke arah sang mama, dia mulai berpikir sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [ BL ]
RomanceFOLLOW SEBELUM DI BACA ‼️ Menceritakan Dean yang memiliki hubungan tidak baik dengan Laskar. Mereka berdua merupakan anggota basket namun selalu tak akur. Bagaimana Jika tiba-tiba Seseorang yang mirip Dean pindah ke sekolah mereka. Dan lagi, orang...