Blue berdiri di tepi jembatan, pandangannya kabur oleh air mata yang mengalir tanpa henti. Hatinya terasa hancur berkeping-keping, setiap tarikan napasnya membuat lebih banyak sesak di dadanya. Di usianya yang baru 25 tahun semuanya terasa tak berpihak kepadanya. Masa depan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Angin malam mulai menusuk kulitnya, Blue menarik napasnya sekali lagi meskipun membuat dadanya sesak. Dia sudah tahu apa yang akan dia lakukan. Tidak ada yang bisa menahannya, atau lebih tepatnya tidak ada yang mau menahannya.
Langkahnya terasa berat saat semakin mendekat ke tepian, tapi pikirannya sudah bulat dia akan mengakhiri semua penderitaan ini. Malam itu terasa sunyi, atau hanya perasaannya saja yang terasa suram.
Saat dia mengambil langkah terakhir sambil membuka kedua tangannya. Alih-alih jatuh tenggelam ke dalam
kehampaan seperti yang dia inginkan, sebaliknya dia menemukan dirinya di stasiun kereta yang asing tak pernah dia lihat di tengah antah berantah.Dengan kereta yang menuju dirinya dari arah kanan, suara cerobong nya seperti kereta biasa, dengan eksterior berwarna hitam, dan gerbong yang sangat panjang ke belakang seperti tak ada ujungnya. Ada yang aneh dengan kereta itu, didepannya bertuliskan "Blue" saat dia baru menyadarinya kereta sudah tepat berada didepannya.
"Selamat datang di kereta kehidupan! bolehkah saya melihat tiket anda?" Suara yang ramah tapi tegas terdengar dari belakang, membuat Blue tersentak dan bergegas menoleh.
Seorang pria paruh baya dengan pakaian konduktor lengkap berdiri dihadapannya dengan nametag di dadanya bertuliskan "Mr. Harrow""Tiket...??" Blue bergumam bingung
"Aku tidak punya tiket, seharusnya aku tidak berada disini. Aku sudah mati."Mr. Harrow tersenyum dengan lembut, tapi matanya menyiratkan ada hal yang tak diketahui Blue. "Tidak disini, Nona. Anda memiliki perjalanan lain yang harus dilakukan sebelum itu."
Blue mengerutkan keningnya, dengan perasaan campur aduk dalam dirinya.
"Apa maksudmu? Dimana aku?""Anda berada di stasiun awal" jawabnya dengan santai, sambil mengulurkan tangannya. "Berikan aku tiket di tanganmu itu"
Blue bingung dan melihat tangannya, secarik kertas bersinar berada di tangannya. Saat dia melihatnya lebih dekat tak ada tulisan apa apa disitu. Dengan tangan yang gemetar dia memberikan tiketnya pada Mr. Harrow.
"Mari kita lihat, semua hal tentang dirimu" sambil menerima kertas dari Blue, Mr. Harrow tidak berekspresi sama sekali saat membaca kertasnya. Sesaat setelah membaca kertasnya "Bunuh diri ya? Sungguh memalukan! Ya kau bukan orang pertama sih. Bagaimana kau melakukannya? Memerah susu banteng atau menyuntikkan susu ke darahmu? Kalian manusia adalah makhluk yang menyedihkan." Ucapnya sembari mengisyaratkan Blue untuk ikut ke gerbong.
Blue menelan ludah, perasaan aneh mengalir dalam dirinya kakinya kaku tidak mau digerakkan. Tetapi dia tetap terdorong maju untuk melangkah. Dengan hati-hati dia menaiki tangga dan mengikut Mr. Harrow masuk ke gerbong dibelakang tempat masinis.
Gerbong kereta kosong, tidak ada satupun orang di dalamnya. Blue tidak mau menanyakan hal itu pada Mr. Harrow karena rasanya dia sudah tau jawabannya.
"Jadi dimana kursiku?" Ucap Blue selagi mengikuti Mr. Harrow.
"29 September"
"29 September? Kau bercanda? Itu tanggal lahirku"
"Dan itu juga nomor kursimu."
"Di gerbong mana kursi 29 september?"Mr. Harrow berhenti berjalan dan menunjuk sekelilingnya, Blue memperhatikan gerbong yang dia tempati dan gerbong sebelahnya, dan sebelahnya, dan sebelahnya. Semua kursi mempunyai nomor 29 September. "Hei, itu terlihat seperti anjing peliharaanku saat aku masih kecil" tunjuknya. "Dan kursi ini terlihat seperti kursi yang ingin ku beli 5 minggu yang lalu."
Tiba tiba interior dalam kereta berubah menjadi warna yang lebih cerah, dan speaker pengumuman yang memutarkan permainan biola yang bahagia. "Seluruh kereta ini didasarkan pada perasaanmu." Mr. Harrow menjelaskan sebelum ditanyai hal yang lebih banyak.
Blue memilih tempat duduk di samping gambar potret dirinya dan mantan pacarnya saat SMA, potret mantannya berubah menjadi aktor kesukaannya karena kehendak hatinya. Blue tertawa kecil sambil menutup mulutnya.
Mr. Harrow hanya menggelengkan kepala "Perpustakaan, cafe, toilet. Semuanya ada di kereta ini. Cukup pikirkan sambil membuka pintu gerbong dan itu akan muncul dibalik pintunya." Sambil berjalan ke gerbong berikutnya.
"Kau mau kemana?" Ucap Blue dengan nada penuh tanya dan masih kebingungan karena kereta yang sedang ia naiki. "Ada sesuatu yang harus ku urus, nikmati saja perjalananmu sebelum kita berhenti di pemberhentian selanjutnya." Mr. Harrow membuka pintu gerbong dan menutupnya.
(jangan lupa vote, biar semangat nulis)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Train of Life
Fantasy"WELCOME TO THE TRAIN OF LIFE! MAY I SEE YOUR TICKET?" Blue, seorang perempuan berumur 25 tahunan yang sudah sangat lelah dengan hidupnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Alih-alih menemukan ketenangan setelah mengorbankan kehidupannya dia mala...