4 - Cafe de Hermoina

14 6 0
                                    

Kereta nya berhenti, Blue bergegas naik ke gerbong terdekat. Ia langsung merebahkan badannya di lantai kereta, terengah-engah setelah berlari dari Stasiun Memoria sampai kereta ini. Ia mencoba mengatur nafasnya.

"Bagaimana perjalananmu?" Suara Mr. Harrow terdengar dari arah kepalanya. Blue langsung terduduk dan menolehkan kepalanya. "Ahh, kau dapat ruangan itu ya." Ucap Mr. Harrow saat melihat tangan Blue yang penuh luka dan patukan burung.

"Persetan denganmu." Blue mengacungkan jari tengahnya pada Mr. Harrow sambil berdiri dan melewati Mr. Harrow. "Mau pergi kemana kamu?" Ucap Mr. Harrow tak menghiraukan umpatan Blue sebelumnya.

"Pergi bersantai, kemana saja yang penting tidak bersamamu." Blue ingin pergi ke gerbong selanjutnya, ingat perkataan Mr. Harrow sebelumnya yang mengatakan dia akan bisa ke ruangan apa saja yang penting dia memikirkan nya dulu sebelum membuka gerbongnya. Jadi dia pikirkan tempat yang santai.

Aliran musik yang menenangkan terdengar, saat Blue membuka gerbong selanjutnya. Saat ingin menutup pintunya dia melihat senyuman licik Mr. Harrow tapi dia tidak mempedulikannya.

Gerbong itu lebih besar dari yang sebelumnya, tapi kaca kereta yang sama letaknya dengan jumlah yang sama juga. Hanya saja kali ini tidak tempat duduk berbaris, tapi sebuah meja panjang dengan etalase kaca dan makanan-makanan ringan di dalamnya serta alat pembuat minuman di seberangnya. Dengan seorang perempuan muda berambut coklat yang diikat ekor kuda dan nametag di dadanya bertuliskan Mrs. Hermoina.

Blue memperhatikan lagi sekitar, ada satu kursi yang telah di isi orang yang berpakaian sama sepertinya, sedang menyantap makanannya. Ia penasaran dan ingin mengajaknya berbicara tentang kereta ini apakah ia orang yang sama sama telah mati sama seperti Blue. Rasa penasaran mendorongnya untuk melangkah ke arah kursi itu.

"Tidak boleh berbicara sesama penumpang." Ucap perempuan yang memakai nametag Mrs. Hermoina itu sambil membersihkan gelas dengan kain. Blue menoleh ke laki-laki tadi dan dia terlihat ketakutan sekarang, dan berkeringat.

"Tempat ini gila, kita tak akan keluar dari sini. Selamatkan aku." Rintihnya kepada Blue. "Kita hanya berjalan tanpa tujuan dan-."

"Ok, sudah cukup." Mrs. Hermoina mengarahkan pistol berwarna putih ke arah laki laki itu. "Kembali ke kereta mu." Ia menembakkan pistol itu suaranya pelan dan pelurunya tak seperti peluru biasa. Laki laki yang tadi berteriak-teriak perlahan mulai menghilang ke udara.

Blue mencoba bersikap sangat normal, dan tidak salah tingkah karena dia takut akan ditembak.
"Apa kau hanya akan berdiri disana saja? Atau ingin memesan sesuatu?" Mrs. Hermoina berbicara padanya sambil mengguncang-guncang minuman.

Blue berjalan dengan gemetar ke arah meja itu, "Kau mau apa?" Mrs. Hermoina bertanya sambil meminum minuman yang ia buat tadi.
"1 gelas Caramel Macchiato" Blue menunjuk tangannya ke langit membuat angka 1.

Mrs. Hermoina melihat tangan Blue "Dari stasiun memoria ya?" Tebaknya sambil mempersiapkan pesanan Blue tadi.
"Ya, tempat yang mengerikan." Blue mencoba mencairkan suasana.
"Itu belum seberapa, kau beruntung tempat pertamamu stasiun memoria." Mrs. Hermoina masih saja sibuk dengan minumannya.

Blue memahami perkataan pegawai itu, "Jadi, tidak semua orang ke stasiun memoria?"
"Tidak, semua orang berhenti di tempat yang berbeda-beda. Di dunia ini banyak sekali tempat yang akan dikunjungi para kereta kereta yang membawa jiwa sepertimu. Dan kau sangat beruntung permulaan mu hanya stasiun memoria." Mrs. Hermoina berkata sambil menyajikan minumannya di depan Blue.

"Itu tidak membuat ku merasa lebih baik, aku malah khawatir tentang tempat ku selanjutnya." Blue mengaduk minumannya dengan sendok yang disediakan dan mencoba meminumnya. Rasanya seperti Caramel Macchiato yang diminumnya ketika masih hidup. Mengingatkan akan kehidupan yang pernah dia miliki.

"Bagaimana rasanya?" Mrs. Hermoina langsung bertanya sesaat setelah Blue menyeruput minuman itu. "Kalau kau tidak suka makanan/minumanku sayang sekali karena setiap tempat di semua kereta aku yang mengelolanya."

Blue hampir tersedak mendengar ucapan itu, "Jadi semua tempat kau yang menjaganya?"

"Ya, semua tempat selain gerbong utama akan ada aku, karena gerbong utama yang biasa kau tempati adalah tanggung jawab Mr. Harrow."

"Maksudnya?" Blue masih setengah mencerna ucapan Mrs. Hermoina.

"Pikirkan tempat makan pizza, atau toko yang menjual es krim dan buka pintu gerbong selanjutnya." Mrs. Hermoina menunjuk gerbong di sebelah mereka. "Kau akan melihatku, begitu juga toilet, pokonya tempat lain selain gerbong utama."

Blue tak percaya, ia langsung berdiri dan membuka gerbong sambil memikirkan kedai donat. Blue masuk ke gerbong tersebut dengan mulut yang menganga, melihat Mrs. Hermoina lah yang mengelola tempat itu. Dengan beberapa penumpang yang sedang melahap donat mereka.

'bagaimana bisa dia baru saja di gerbong sebelumnya' pikir Blue dalam hatinya, sementara ia masih mematung bingung.

Dengan pakaian pegawainya yang khas Mrs. Hermoina melambaikan tangannya ke arah blue dengan senyum yang mengibaratkan tau apa yang dia pikirkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Train of Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang