"Pemberhentian selanjutnya, taman kehidupan." Suara Mr. Harrow terdengar dari speaker pengumuman
"Semua penumpang harap persiapkan diri anda." Blue tersedak mendengar pengumuman itu saat sedang memakan hot dog yang dia dapatkan tentu saja dari Mrs. Hermoina.Kereta telah berhenti, Blue cemas dan takut apa yang akan terjadi kali ini. "Ayo turun, lebih cepat lebih baik." Mr. Harrow berkata dari bangku belakang. Blue kaget dan melihat ke belakang nya. "Bisa kah kau berhenti mengagetkanku? Aku tidak mau turun, kau saja yang turun sana."
Mr. Harrow berdiri dari bangku nya, mengarah ke pintu keluar gerbong. "Cepatlah jangan buang-buang waktu." Badan Blue seolah menolak perintahnya dan berjalan menuju keluar gerbong dan pergi ke tempat selanjutnya.
"Sama seperti sebelumnya, kereta akan kesini saat kau sudah selesai dengan urusanmu." Mesinnya menyala kembali, roda berputar dan asap dari cerobong keluar. Kereta menjauh meninggalkan Blue.
Blue membalikkan badannya, melihat bangunan yang mirip dengan stasiun memoria tapi dikelilingi tanaman rambat, di samping kiri dan kanannya juga dipenuhi pohon pohon dan tanaman. Ia melangkahkan kaki ke gerbang bangunan itu, sembari rumput rumput dihembus angin.
Ia menghirup napas dalam dalam, udara yang segar. Dia membuka gerbang bangunan itu. Matanya langsung menyusuri apa saja yang ada dibaliknya. Satu pohon yang sangat besar, yang bercahaya sangat bersinar memerihkan mata. Dan banyak tanaman, bunga, dan alat alat perkebunan di sisi sudut kanan.
Tidak melihat meja registrasi atau apapun itu seperti di stasiun memoria, blue mengambil inisiatif sendiri untuk mencari penjaga tempat itu. Tak jauh dari gerbang dan melewati beberapa tanaman. Blue melihat seorang perempuan sedang berbicara dengan bunga Matahari sambil menyiramnya.
Blue mendekati perempuan itu, memakai topi, dan pakaian yang biasa untuk berkebun, dan sarung tangan coklat dan tak lupa nametag yang ada di dadanya dengan nama Mrs. Anggrek Mawar Dahlia. Nama yang panjang. "Permisi Mrs. Anggrek Mawar Dahlia" Perempuan itu menoleh "Panggil saja Mrs. AMD."
"Ah, oke Mrs. AMD." Blue memperhatikan bunga mataharinya. "Tadi kau berbicara dengan bunga matahari mu atau aku yang salah lihat?"
"Tidak, kau tidak salah lihat." Mrs. AMD mencuci tangannya dari selang yang ia gunakan untuk menyiram tanamannya.""Ayo, berikan tanganmu." Mrs. AMD menjulurkan tangannya.
"Tanganku? Untuk apa?" Tanya Blue bingung dan memperhatikan tangannya.
"Berikan saja, kau mau tau apa yang harus kau lakukan disini kan?"
"Bukannya aku hanya perlu memakai tiket?"
"Tiket??" Mrs. AMD dan semua tanaman membuat suara tertawa kecil dan sinar yang berkelap-kelip sambil batang dan daun mereka bergoyang goyang. "Tiket itu cara yang sudah kuno, aku akan melihat tangannya dan merasakan hawanya. Sama seperti menilai tangan orang yang bisa merawat tumbuhan. Jika berhawa dingin maka tumbuhan akan hidup di tangannya dan sebaliknya."Blue memang merasa aneh dengan tanaman tanaman yang hidup dan bisa bicara, tapi dia sudah melihat rusa yang berjalan seperti manusia. Jadi wajar saja memang banyak hal aneh di dunia ini. Dengan ragu ragu Blue mengulurkan tangannya pada Mrs. AMD.
Mrs. AMD menerima tangannya, dan mengelus nya lalu berjabat tangan dengannya sekitar beberapa saat sampai dia mengatakan. "Bawakan aku 2 tangkai bunga Anggrek satu berkelopak genap dan yang satunya ganjil, 1 tangkai bunga Kamelia berwarna ungu, dan 1 tangkai bunga Forget me not."
"Itu banyak sekali, aku bahkan tidak tahu bentuk bunga yang terakhir itu."
Blue mengeluh mendengar tugasnya.
"Yang benar saja." Mrs. AMD menjentikkan jarinya. "Aku sudah memperlihatkan bentuknya kepada alam bawah sadarmu. Kau sudah tahu bentuknya sekarang.""Lagian mau cari dimana semua bunga bunga itu?" Dia mengeluh lagi.
"Buka matamu, di sekitarmu adalah ladang bunga. Jika sudah, bawakan kepadaku di pohon besar yang ditengah itu." Mrs. AMD menunjuk pohon besar dengan cahaya yang mengitari dedaunannya sampai ke akar-akar tanaman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Train of Life
Fantasy"WELCOME TO THE TRAIN OF LIFE! MAY I SEE YOUR TICKET?" Blue, seorang perempuan berumur 25 tahunan yang sudah sangat lelah dengan hidupnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Alih-alih menemukan ketenangan setelah mengorbankan kehidupannya dia mala...