Two: Ayah loves Bunda very much

263 25 2
                                    

"Hee...berikan selang airnya. Aku ingin menyiram tanaman"

"Tidak, tidak, tidak. Kamu duduk saja sayang, biar tukang kebun yang melakukannya. Aku tidak mau kamu kelelahan"

Baru saja aku menginjakan kaki di halaman belakang, aku sudah disuguhkan dengan ayah dan bunda yang kedengarannya sedang berdebat. Aku pun menghampiri mereka berdua.

"Aku hanya menyiram tanaman bukan angkat beban. Jadi tidak akan kelelahan"

Sekarang aku tahu, lagi-lagi ayah melarang bunda melakukan pekerjaan rumah seorang diri. Ini bukan pertama atau kedua kalinya, tapi setiap hari selalu kulihat ayah melarang bunda melakukan sesuatu di rumah ini. Seperti menyiram tanaman, bersih-bersih, mencuci, dan bahkan memasak.

"Pokoknya tidak. Kamu duduk saja, nah..biar Sangwon saja yang melakukannya" ayah tiba-tiba saja menyodorkan selang padaku.

"Loh...kenapa tiba-tiba jadi aku?" tentu saja aku tidak terima, baru datang malah disuruh.

"Sekali-kali membantu mengurus rumah tidak masalah, kan? Daripada kamu hanya bermain game seharian di kamar ketika hari minggu"

Aku mendengus, tapi tetap menerima selang air dari ayah."Tapi kan sekarang ayah lihat sendiri aku tidak sedang bermain game"

Ayah membawa bunda duduk di gazebo kayu yang hanya beberapa langkah dari tempatku berdiri.

"Aku memperkerjakan banyak pekerja di rumah supaya kamu tidak perlu repot-repot mengurus rumah. Kamu tinggal duduk manis saja"

"Tapi aku juga ingin melakukan sesuatu. Hanya berdiam diri dan duduk manis malah membuat tubuhku pegal-pegal"

"Apa kamu lupa? Terakhir kali kamu bersih-bersih rumah, setelahnya kamu pingsan dan wajahmu pucat sekali"

"Dan lihat sekarang, kamu berkeringat dingin. Apa anemia mu kambuh lagi? Apa kamu merasa pusing?" ayah terlihat sangat khawatir pada bunda."Ayo kita masuk, kamu harus segera istirahat"

3 bulan lalu, bunda didiagnosis oleh Dokter terkena anemia. Semenjak saat itu bunda jadi mudah lelah dan pusing sering kali menyerang, kulitnya jadi lebih pucat dari biasanya. Bunda memang memiliki kulit putih nyaris pucat tapi sekarang kulitnya jadi benar-benar  pucat karena anemia.

Karena hal itu ayah melarang bunda melakukan pekerjaan rumah dalam bentuk apapun. Ayah juga menambah ART di rumah ini. Ayah sebelumnya memang sudah sangat protektif terhadap bunda, tapi sekarang menjadi 3X protektif pada bunda.

Yah...ayah memang sangat mencintai bunda.

"Hanya anemia, tidak perlu dikhawatirkan" jawab bunda dengan santai, seolah tidak terjadi apapun pada dirinya. Padahal dari tempat ku berdiri sekarang, aku bisa lihat bunda sangat berkeringat dan wajahnya sangat pucat."Aku baik-baik saja. Tidak perlu istirahat segala"

"Hanya anemia katamu? Jangan kamu pikir anemia penyakit yang sepele. Kamu tahu, kalau tidak ditangani dengan tepat anemia beresiko menyebabkan komplikasi serius. Contohnya masalah jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gangguan paru-paru, seperti hipertensi pulmonal"

"Jangan berlebihan"

"Aku tidak berlebihan, sayang. Dokter sendiri juga berkata seperti itu padaku"

Aku berhenti menyiram bunga lalu menghampiri bunda dan ayah di gazebo, duduk di sebelah bunda.

"Bunda pucat sekali" ucap ku sambil memegang tangan bunda."Tangan bunda juga dingin. Bunda harus istirahat sekarang"

"Kamu dengar? Sangwon juga khawatir dan menyuruh mu istirahat"

Aku Ingin Bunda Bahagia [Sangwon feat. HeeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang