"Makanya jangan sering begadang. Ini akibat kamu suka begadang main game"
Ayah adalah orang paling nomor satu soal ngomel di rumah ini.
Kalau biasanya yang suka ngomel-ngomel adalah ibu, sebaliknya kalau di keluarga ku ayah lah yang suka ngomel-ngomel.
"Sakit tidak ada hubungannya dengan begadang ayah" sanggah ku.
"Tentu saja ada. Kamu suka begadang, kemudian jadi kurang tidur, tubuh jadi mudah lelah dan rawan terkena penyakit"
Ah sudahlah, berdebat dengan ayah tidak akan ada habisnya. Aku akan kalah.
Tak lama bunda datang sambil membawa semangkuk bubur.
"Ayo makan dulu"
"Aku tidak mau bubur, bunda. Mulutku rasanya hambar, aku ingin makan yang pedas-pedas agar indra pengecap ku pulih"
"Kalau sakit jangan minta yang aneh-aneh!" sahut ayah kesal"makan saja apa yang ada. Bundamu sudah membuatkannya susah payah."
"Sayang, jangan makan yang seperti itu dulu ya. Makan pedas tidak membuat indra pengecap mu pulih, yang ada perut mu malah sakit. Nanti kamu diare"
"Dengar itu?"ucap ayah.
"Ayah pergi kerja sana. Daritadi mengomel terus. Aku jadi tambah pusing" kataku karena kesal sebab ayah ikut campur terus.
"Hei!...tidak sopan. Kamu mengusir ayah?"
"Tidak, siapa yang mengusir? Lihat lah ini sudah jam 7 lewat, saatnya ayah berangkat bekerja"
"Hari ini ayah libur" ucap ayah dengan wajah menyebalkan.
"Tiba-tiba? Biasanya ayah jarang libur" aku menatap ayah dengan curiga.
"Ayah yang punya perusahaan, jadi terserah ayah lah mau pergi bekerja atau tidak. Lagipula ada Alex yang dapat menggantikan posisi ayah jika ayah tidak bisa datang ke kantor " jawab ayah. Seolah tidak ada beban sama sekali. Apakah pemilik perusahaan bisa seenaknya seperti itu? Kerja atau tidak terserah?
Aku mendengus. Menatap ayah datar.
"Sudah, sudah. Kenapa malah jadi berdebat" tegur bunda.
"Ayah/Sangwon duluan!" ucapku dan ayah bersamaan.
Bunda menghela nafas kasar.
"Kalian itu ya, sama-sama keras kepala"
"Kami tidak sama!" lagi-lagi aku dan ayah menjawab dengan serempak.
"Apanya yang tidak sama? Lihat lah diri satu sama lain. Kalau kesal sama, kalau cemberut sama, keras kepala juga sama dan kalau jawab juga bersamaan"
"Pokoknya kami tidak sama!" untuk ketiga kalinya aku dan ayah menjawab bersamaan.
"Masih tidak mau mengaku? Yasudah lah bunda mau mengurus keperluan Hyunhee, Kyunghee, dan Riki. Hanya mereka yang nurut sama bunda"
Setelah berkata seperti itu bunda pergi dari kamarku.
"Bunda tunggu" cegahku. Tapi bunda tetap pergi keluar.
"Huh..ini gara-gara ayah!"
"Apa kamu bilang, gara-gara ayah? Sembarang! Bundamu pergi karena ulahmu sendiri"
"Pokoknya gara-gara ayah, titik!"
"Enak saja kamu bilang. Coba saja tadi kamu mau nurut sama bunda dan tidak minta makanan yang aneh-aneh, pasti bundamu sekarang masih di sini"
Aku mengabaikan ocehan ayah. Menarik selimut dan membungkus diriku di dalamnya.
"Sudah lah, ayah keluar sana. Berisik, aku mau tidur saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Bunda Bahagia [Sangwon feat. HeeHoon]
RomanceBagi Sangwon, kebahagiaan sang bunda adalah tujuan hidupnya.... "Aku ingin bunda bahagia" - Ini bukan BXB!! !!Ini karya murni dari aku. Jadi jangan di jiplak ataupun di remake. Mikir cerita susah jangan seenaknya copas!!