Five: Bunda kenapa?

228 28 3
                                    

"Bunda tidak apa-apa? Wajah bunda pucat sekali"

"Bunda tidak apa-apa, sayang. Kan bunda sudah biasa seperti ini"

"Bunda sudah minum obat?" aku benar-benar khawatir. Bunda pucat sekali.

"Sudah sayang " tangan bunda mengelus pipiku, meyakinkanku.

Ku pegang tangan bunda yang masih ada di pipiku. Terasa dingin. Aku tahu bunda sedang tidak baik-baik saja, tapi bunda selalu mengelaknya.

"Bunda" aku menarik lembut tangan bunda dari pipiku, menggenggamnya. Tapi tak sengaja aku melihat sesuatu di tangan bunda"Tangan bunda kenapa?"

Tangan bunda merah dan lecet, di pergelangan tangannya.

Bunda buru-buru menarik tangannya dariku."Tidak apa-apa, sayang. Ini hanya luka bakar biasa. Tadi bunda tak sengaja ketumpahan air panas"

"Ketumpahan air panas?" aku langsung khawatir. Tapi disatu sisi juga heran.

Kenapa bisa ketumpahan air panas tepat di pergelangan tangan? Maksudku kenapa bisa melingkar sempurna pula, seperti gelang.

"I-Iya ketumpahan air panas, saat bunda membuatkan susu untuk Riki"

"Sudah pakai salep?"

"Sudah, tadi bunda langsung memakainya"

Entah mengapa bunda terlihat gugup. Bahkan ku rasa seperti ketakutan akan sesuatu.

"Oh ya!...Kenapa belum mandi? Tidak sekolah?"

"Iya, hari ini diliburkan. Ada rapat penting dengan tamu dari sekolah lain juga. Katanya untuk membahas pertandingan antar sekolah yang akan diadakan sebentar lagi"

"Ah..begitu"

"Sayang, aku berangkat dulu" ayah datang sambil membenarkan dasinya.

"Ya, hati-hati di jalan"

Ayah memberikan kecupan di pipi untuk bunda, seperti biasa.

"Kamu pucat lagi. Apa ada yang sakit? Perlu ku panggilkan dokter? Aku di rumah saja ya kalau begitu?"

"Tidak, tidak perlu. Kamu berangkat saja, aku baik-baik saja. Lagipula ada Sangwon di rumah, jadi aku akan minta bantuan dia kalau ada apa-apa"

"Benar-benar tidak apa-apa?" ayah kembali memastikan, duduk di samping bunda sambil mengusap pipinya.

"Iya, tidak apa-apa"

"Baiklah kalau begitu. Sangwon, telpon ayah ya kalau ada apa-apa"

"Siap ayah. Tapi tambah uang jajan, hehe...."

Ayah menghela nafas. Tapi tetap mengetik sesuatu diponselnya. Tak lama ponselku yang di saku berbunyi, aku langsung melihatnya. Ada notif uang masuk.

"Terimakasih ayah!" seruku senang.

"Jangan boros" peringat ayah.

"Siap bos!"

"Aku tidak mau sekolah! Tidak mau sekolah!" Riki datang sambil merengek dengan menyeret tasnya.

"Riki kenapa?" tanya bunda.

"Ini tidak adil. Kakak Sangwon, Kak Hyunhee, dan Kak Kyunghee libur sementara aku harus pergi ke sekolah. Seharusnya aku juga libur" Riki terlihat kesal sekali. Aku mengerti perasaannya.

Adikku memang lucu sekali, kan kita beda sekolah...

"Kan kita beda sekolah, Riki. Kalau saja kamu juga sekolah di sekolah yang sama denganku maka kamu pasti juga libur hari ini" aku sengaja mengompori Riki.

Aku Ingin Bunda Bahagia [Sangwon feat. HeeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang