"Perihal alasan mencintai mungkin tidak ada. Aku hanya mengikuti arus dan membiarkannya hanyut hingga sampai ke hilir, bertemu dengan titik yang ditakdirkan, entah bersamamu atau yang lain."
- Todoroki Yosuke -Sudah beberapa Minggu sejak kejadian dibawah hujan dan Todoroki belum pernah menemui gadis yang sama sekali tidak ia tahu namanya itu. Mereka berpisah ketika hujan reda, tepat sebelum Todoroki sempat menanyakan namanya.
Akibat dari itu, wajah sang gadis terus saja mondar-mandir di kepalanya beberapa hari belakangan. Jujur saja hal itu membuat Todoroki sedikit frustasi namun tidak bisa melakukan apapun. Mencari gadis itu pun ia tidak bisa karena memang mereka baru bertemu sekali, itupun tidak sengaja.
Tidak mungkin 'kan Todoroki harus hujan-hujanan dulu agar bisa bertemu dengan gadis itu?
Sekarang, pemuda itu tengah bersandar di kursi tempat biasa ia duduk. Ngomong-ngomong ia tengah berada di ruang siaran bersama dengan Tsuji dan Shibaman. Sejak tadi, kedua sahabatnya itu hanya memperhatikan Todoroki dalam diam, agaknya mereka cukup heran sekaligus khawatir dengan pemuda itu. Pasalnya dahi Todoroki terlihat mengerut, alisnya hampir saling bertemu.
"Oi, Todoroki. Kau sebenarnya sedang memikirkan apa?" tanya Tsuji, pemuda itu tampaknya sudah kepalang penasaran.
Setelah keheningan yang menelan mereka selama beberapa saat, akhirnya pemuda berkacamata itu menghela napas.
Haruskah Todoroki menceritakannya?
Dengan ragu, pemuda terkuat di penuh waktu itu akhirnya bersuara. "Tidak ada yang begitu penting. Hanya saja--" Tsuji dan Shibaman saling bertatapan. Ini adalah kali pertama mereka melihat seorang Todoroki Yosuke terlihat ragu, karena yang mereka tahu Todoroki adalah salah satu sosok paling tegas dan konsisten yang mereka tahu. Itulah mengapa, cukup aneh melihat ketika pemuda itu ragu-ragu.
Melihat Tsuji dan Shibaman yang masih menanti kelanjutan ucapannya membuat Todoroki berdecak kesal.
"-aku memikirkan gadis yang kutemui beberapa hari lalu."
Hening.
BRAK!
Kedua sahabat Todoroki itu menatap si pemuda berkacamata dengan tatapan terkejut, mulut mereka bahkan sudah nyaris terbuka saking shock-nya.
"Kau-- ini benar-benar kau kan?" tanya Tsuji dengan tatapan skeptis. Remaja dengan rambut gimbal itu tidak bisa mempercayai apa yang ia dengar.
Shibaman terdiam. Dia masih mencoba mencerna situasi yang ia hadapi.
Todoroki memilih diam tanpa menanggapi dua tingkah absurd dari kawan-kawannya itu. Ia memilih fokus pada buku astronomi yang ada dipakuannya sejak tadi. Meski pikiran pemuda itu sejatinya sedang terfokus pada gadis berpayung biru itu.
'Apakah aku akan bertemu dengannya lagi?'
'Sialan. Aku benci ketika pikiranku mulai teralihkan karena hal yang tidak penting.'
Jadi, Apa yang harus dilakukan Todoroki?
- bersambung -
Hai Hai! Gimana kabarnya? Aku up ini dulu baru aku up Extirepate yaa, masih presentasi soalnya hehe. Wish me luck! Semoga dilancarin~
Btw Todoroki disini rada OOC, jadi mohon dimaklumi karena genrenya Romance yak🥲
Sekian dari aku, sampai jumpa di another part!
Salam hangat
San
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence - Todoroki Yosuke
FanfictionTodoroki tidak selalu menjadi remaja ambis yang mengejar puncak oya atau mengalahkan Murayama. Ia kadangkala bisa menjadi remaja seusianya yang bimbang akan masa depan atau mengharapkan untuk merasakan cinta seperti remaja pada umumnya. Namun sayan...