Bel istirahat telah berbunyi. Para guru mengakhiri pelajaran nya dan kembali ke kantor, memberi waktu bagi murid-murid untuk melakukan apapun yang mereka mau selama jam istirahat.
"Kantin yuk" Ajak Shaka.
"Kalian duluan saja. Aku harus mengembalikan buku bersama Jie" Ucap Galaksa.
"Baiklah. Ayo Lio" Shaka merangkul Lio menuju kantin. Sedangkan Galaksa dan Jieno berjalan bersama menuju perpustakaan.
Setelah mereka selesai mengembalikan buku yang dipinjam di perpus, barulah keduanya melangkah menyusul Shaka dan Lio. Setelah menemukan meja dimana Shaka dan Lio duduk, langsung saja Galaksa dan Lio berjalan mendekat dan duduk di depan Shaka dan Lio.
Saat mereka ingin menyantap makanan mereka, tiba-tiba datang seorang murid lelaki yang tidak mereka kenali dan berdiri di dekat meja mereka.
"Mau duduk?" Tanya Lio.
"Tidak" Jawab nya "Aku kesini ingin menyampaikan pesan dari Jaegar"
"Apa katanya?" Jieno menatap datar murid lelaki itu.
"Kalian di minta ke lapangan sekarang"
"Kami lapar, tidak punya waktu untuk meladeni nya" Ucap Shaka.
"Ku mohon, jika tidak mereka akan memukul ku" Ucap lelaki itu menyatukan kedua telapak tangan nya memohon.
"Kami akan kesana sekarang"
"Tapi Aksa--
"Sudahlah Lio, kita ikuti saja mau nya" Galaksa sudah beranjak dari duduk nya.
"Awas saja si bodoh itu karena telah membuat ku gagal menyantap makanan ku!" Kesal Shaka.
Sesampainya disana, mereka berempat bingung karena ada begitu banyak murid yang terlihat berada di lapangan.
"Hei kalian berempat kemari" Panggil Athar.
Keempat nya saling bertukar pandang dulu sebelum akhirnya melangkah bersama menuju lapangan.
"Ada apa?" Galaksa bertanya. Dirinya terlalu malas basa-basi. Ia lapar ditambah lagi cuaca hari ini terasa panas.
"Mari bertanding" Tawar Jaegar.
"Membuang waktu saja" Gumam Jieno.
"Mari bertaruh. Jika kalian menang, aku dan teman-teman ku tidak akan menggangu kalian lagi tapi jika kalian kalah kalian akan menjadi kekasih kami" Tawar Jaegar yang membuat keempat lelaki manis itu melebar kan mata nya tak percaya.
"What the hell?! are u kidding me?!" Shaka menatap tajam Jaegar.
"Jika kalian menolak pasti akan sangat memalukan bagi kalian, terlebih lagi ini dilihat satu sekolah" Jian tersenyum smirk.
"Jadi bagaimana?" Tanya Caleo.
"Baiklah kami terima" Putus Galaksa.
"Kau serius?" Shaka tidak percaya "Bagaimana jika kita kalah--
"Kita pasti bisa" Potong Lio "Setidaknya kita masih membuktikan kita tidak lemah seperti yang mereka lihat" Lio menatap lurus kearah Athar yang dibalas Athar dengan seringai tampan nya.
"Keano jadi wasit" Tunjuk Jaegar.
Keano memberi sinyal ok dengan tangan nya. Peluit ia bunyikan. Permainan pun dimulai.
Suara histeris dari para murid-murid yang menonton bergema di lapangan. Ada yang menyemangati kelompok Jaegar. Dan ada juga yang menyemangati kelompok Galaksa.
(Yang menyemangati kelompok Jaegar kebanyakan perempuan atau uke dan yang menyemangati kelompok Galaksa kebanyakan laki-laki atau seme?)