#06⃠

209 38 12
                                    

[Name] menurut saja ketika diminta Cheryn untuk menemaninya menonton film The Junior of The Sun.

"Seragam ku? Aku tentara, polisi, pengacara dan juga dokter." Ucap lelaki di dalam layar.

[Name] menatap tanpa minat, "dia pikir dia Frank Abagnale"

Setelah film membosankan itu berakhir, [Name] sedang menikmati makanannya ketika Cheryn berujar, "aktornya tampan ya"

"Ingat umur, nek."

"Aku hanya memuji??????"

"Tapi film itu tidak masuk akal. Masa ada orang dengan beragam profesi seperti itu." Sambung Cheryn, membuat [Name] mengernyit sedikit, "masuk akal kok."

"Hah? Emangnya ada orang gitu di dunia nyata?"

"Ada. Tapi penipu sih, dia di Amerika."

"🙏🙏🙏"

GABRUK!

Mereka segera menolah mencari sumber suara sesuatu yang jatuh. Rupanya itu berasal seorang pria dengan gips ditangannya, minumannya tumpah.

Setelah mengamati situasinya sejenak, pikiran pun bersarang dalam benak [Name], "manusia yang jatuh cinta bisa menjadi bodoh."

[Name] tengah berjalan di belakang dua orang pria. Jaraknya lumayan jauh, namun saat itu suasana sekitar sedang sepi. Kebetulan lokasi yang mereka tuju berdekatan. [Name] melihat Joon Ki menepuk punggung anak kecil dengan keras hingga menangis.

Lelaki yang pura-pura baik itu menyalahkan orang disampingnya, Zin. Cheryn kebetulan juga melihat, lantas ia berjalan cepat di depan mereka.

"Sebelum terjadi salah paham, bagaimana kalau kita mengecek CCTV? Kebetulan yang punya Mall ini adalah kenalanku."

"Kasih paham nek🔥🔥" [Name] ikut memanasi.

Joon Ki sedikit panik, "terima kasih, tidak perlu repot-repot, kami bisa menyelesaikannya sendiri kok"

Zin mengatur emosinya, ia harus sabar seperti tipe ideal Mijin!

[Name] melirik Zin yang sepertinya tidak menanggapi tawaran Cheryn. Ibu anak itu juga sudah terlanjur diliputi amarah.

"Well, terserah."







































"Cheryn,"

"Ya?"

"Kalau kamu mati, aku boleh pegang saham mu gak?"

"Orang gila."



















[Name] tengah berkeliling taman, hingga matanya tak sengaja menangkap seorang laki-laki yang menggendong batita ditangannya. Bayi itu tidak berhenti menangis sedari tadi, karena itu [Name] berinisiatif membantunya.

"Adiknya kenapa?" Tanya [Name] lembut, agar tidak membuat Yena risih.

"A-ah, tidak tahu...dia terus menangis." Jawab JangHyun pelan sambil mengusap kepala Yena -berusaha menenangkan.

Redemption [Lookism X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang