Chapter 2 : Tidak Terduga!

267 16 0
                                    

Happy reading.........

Vian keluar ruangan BK dengan senyuman manis. Tidak seperti siswa lain yang biasanya keluar ruang BK dengan keadaan menangis karena siksaan kejam guru BK itu. Entah apa yang Vian lakukan didalam ruangan itu? Alih-alih terlihat kesal dia malah terlihat bahagia.

Bruuk

Ketika tiba ingin menaiki tangga, Vian tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang yang sedang menuruni tangga. Vian sekarang terjatuh menubruk lantai. Seluruh buku yang dia bawa berserakan dimana-mana membuat Vian harus merapikannya kembali, dia kemudian menatap pria yang menabraknya tadi dingin. Tapi melihat ekspresi Vian nampaknya dia lumayan terkejut.

Prince!'

"Jalan pake mata!" sarkas Samuel dingin.

Vian hanya menanggapinya dengan wajah datar, tidak ada keinginan untuk membalas perkataan Samuel. Lagian dia malas berurusan dengan orang ini sekarang?

"Jangan sibuk perhatiin gue, sampe gak nyadar!" ucap Vian sembari mengembalikan sebuah cincin yang entah sejak kapan dia mengambilnya.

Samuel tampak terkejut melihatnya, sejak tadi dia tidak merasakan ada sesuatu yang jatuh. Tapi bagaimana bisa?

"Gue duluan!". Belum sempat Vian melangkah, Samuel terlebih dulu menarik tangannya.

"Nama Lo?"

"Kenapa gue harus kasih tau?"

"Terserah." balas Samuel dingin.

Vian hanya menghembuskan nafasnya kasar,  kemudian melanjutkan perkataanya, "Canda, gue Vivian Alvarendra Yovanka. Salam kenal!". Setelah memperkenalkan dirinya, Vian langsung menerobos masuk kekelaanya.

Samuel menatap lekat Vian yang sudah menjauh  dengan tatapan yang sulit diartikan. Tetapi kemudian tersadar kembali akibat teriakan Devan.

"Bos, disitu gak ada kunti kan. Sampe lo diam disitu terus!!"

Samuel memutar bola matanya malas lalu melanjutkan perjalanannya kembali menuju ketiga sahabat-nya. Tanpa sadar Samuel tersenyum tipis mengingat kejadian barusan.

Menarik juga nih cewek!

🥀🥀🥀🥀🥀

"ANJING LO JALANG!!!"

"Aduh, Aleva kamu kenapa?" tanya Bik Manti (ART dirumah Aleva).

Aleva tidak menjawab, dia diam sejenak sembari menatap Bik Manti tajam. "Kalo manggil gue pake nona muda. Lo itu miskin makanya kerja dirumah gue. Lo pembantu disini dan gue majikannya!" ketus Aleva panjang lebar. Dia memang paling tidak suka jika tidak dihormati.

"Ma-ma-af, non.."

"Keluar dari kamar gue!"

"Baik non."

Aleva menatap kesal Bik Manti yang sudah tidak berada diruangan itu lagi. "Dasar pembantu gak tau diri, gue pecat tau rasa lo!".

Aleva menjambak rambutnya frustasi "Anjiiingggg!! Ini semua gara-gara lo murid baru." umpatnya sembari melemparkan beberapa barang kedinding hingga berserakan dimana-mana.

Flashback on
"Apa!! Ibu gak jadi pecat anak baru itu!" sentak Aleva marah. Terlihat dari raut wajahnya yang murka.

"Iya." balas Rachel yang merupakan guru BK SEI.

"Kenapa Bu?" tanya Aleva memelas. Padahal dia sudah berharap tidak dipertemukan lagi dengan anak baru yang menyebalkan itu.

ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang