Chapter 15 : RS Tanjung Harapan

99 5 0
                                    

Happy reading............

Vian terdiam menatap ruangan putih itu. Sungguh dia sangat sulit bergerak sekarang, berbeda dengan luka sebelum-sebelumnya yang pernah dia dapat. Kali ini terlalu parah, sampai sekujur tubuhnya tampak mati rasa. Vian dengan susah payah menggerakkan tangannya dan mengambil hp yang berada dimeja dekat brankar itu. Lalu membuka roomchatnya dengan seseorang.

Dengan dahi mengerut, Vian membaca banyak pesan yang sudah bertumpuk di hpnya selama seminggu ini.

Vian mengalihkan pandangannya kearah luar. Dimana terlihat pemandangan indah kota Jakarta. Karena Vian berada di lantai tiga rumah sakit Tanjung Harapan.

Pintu kamar itu terbuka memperlihatkan seorang gadis kecil berumur mungkin 2-3 tahun. Vian hanya menebaknya. Gadis itu tersenyum ramah kearah gadis kecil itu. "Nama kamu siapa?" tanya nya penasaran.

Gadis kecil itu mendongak untuk menatap Vian yang sedang terbaring di brankar itu. "Na-ma a-ku Cla-u-d-i-a." cicit gadis itu. Jujur dia merasa sedikit takut menatap netra hazel milik Vian.

Vian membalas gadis itu dengan senyuman manis. "Nama kk....Vian." ucapnya balas memperkenalkan diri.

"Kk Pi-an akit apa??"

Vian menggerakkan tangannya untuk mengelus kepala gadis kecil itu. Seakan ajaib, tangannya terasa ringan ketika ingin mengelus Claudia. Sebuah rahasia, Vian sangatlah menyukai anak kecil. Dan membenci orang dewasa.

Kringgggg

Vian menolehkan pandangannya ketika mendengar suara bising dari luar. Dia tidak tau apa yang terjadi. Tapi sepertinya yang berbunyi tadi adalah alarm pertanda ada bahaya.

Mungkinkah kebakaran' batin Vian masih tenang.

Dia kemudian melepas alat-alat yang tertancap ditubuhnya. Tanpa meringis sakit tentunya. Gadis ini benar-benar bukan gadis biasa. Setelah memastikan tidak ada lagi, Vian menggenggam lengan kecil itu dan berjalan pincang kearah luar. Sebelum membuka knop pintu, Vian terlebih dahulu memeriksanya menggunakan punggung lengannya. Dirasa tidak panas, Vian langsung membukanya.

Ceklek

Pintu terbuka, melihat asap sudah mengelilingi ruangan. Vian reflek menggendong gadis itu sembari menutup hidungnya. Vian tidak punya pilihan lain, dia harus merasakan sakit yang sangat sakit demi menyelamatkan gadis kecil itu.

Vian mulai berjalan di koridor panjang itu. Tapi sejak tadi ada yang aneh, tidak ada orang disana. Entah kenapa, terasa seperti Vian sedang....

Dijebak' batinnya kesal.

Atap mulai runtuh, Vian mulai cemas. Bisa dibilang dia jarang-jarang seperti ini. Hingga api sudah mulai terlihat membakar satu persatu kamar itu. Vian menatap ada orang disana. Dia hendak kembali melanjutkan perjalanan. Tapi dia malah mendengar seperti suara minta tolong.

"Tolongggg!!"

Gadis kecil itu langsung turun dari gendongan Vian. "Mama!" panggilnya lalu berlari kearah sumber suara itu. Vian dengan cepat berlari mengikuti Claudia takut jika terjadi sesuatu pada gadis itu. Padahal keadaan sekarang sangat berbahaya.

Claudia berdiri di depan salah satu kamar rumah sakit itu. Vian yang mengerti dengan cepat mendobrak pintu. Dan terlihatlah ada seorang wanita yang sedang terjebak karena tertimpa reruntuhan rumah sakit.

ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang