Chapter 18 : Black Eagle!

65 4 0
                                    

Happy reading............

"Kenapa lo manggil gue balik?" tanya Vian to the point.

Gadis dengan surai indah itu menatap dingin pria didepannya. "Kangen aja!" balas Leo yang mendapat tatapan tajam balik dari Vian.

Leo menghembuskan nafasnya pasrah. Gadis didepannya ini memang tidak bisa diajak bercanda. Seketika ekspresi pria itu berubah menjadi datar dan dingin. "Misi lo dipercepat." titah Leo.

Gadis itu tidak terkejut lagi, dia sudah menduganya. Sejak beberapa hari lalu Leo mengirimkan beberapa surat rahasia untuknya, untuk menyuruhnya segera kembali ke markas. Walau gadis itu awalnya malas kembali, tapi kini dia memutuskan untuk kembali sembari mencari suatu hal. "1 bulan." balas Vian tegas.

Leo mengangguk puas dengan jawaban Vian. Seharusnya misi gadis itu masih berakhir dalam 3 bulan tapi mendengar bahwa gadis itu akan menyelesaikan-nya dalam satu bulan membuat Leo tersenyum senang. Gadis ini memang berbahaya.

Ceklek

"Gue kira lo gak balik."

Suara itu membuat Vian menoleh ke belakang. Gadis itu menatap datar pria didepannya. Yang hanya dibalas kekehan oleh Andrew. Setelah bertemu dengan David tadi, Andrew langsung melesat menuju markas black eagle.

"Gak." balas Vian acuh.

Dua orang lainnya masuk kedalam ruangan itu. Seorang gadis dengan rambut sebahu dan kacamata yang bertengger di puncak kepalanya. Tidak, dia tidak rabun, itu hanya gaya. Perkenalkan Astrid Melandia, pembunuh bayaran tingkat A+. Dengan sifat angkuh, sombong, dan caper. Sekedar informasi, Vian tidak menyukai-nya.

"Welcome back Vian, 3 bulan gak ketemu lo makin cantik aja." ucap seseorang bersama Astrid. Max Arya Folando, pria dengan banyak sekali topik. Humoris, sok asik, dan masih banyak lagi. Vian cukup akrab dengannya. Dia juga adalah pembunuh bayaran tingkat S-.

Vian hanya membalas dengan tatapan datar dan dinginnya. Lalu berbalik menatap Leo. "Cuman itu?" tanya-nya lagi.

Pria dengan rahang tegas itu mengangguk seraya beranjak dari tempatnya duduk. Lalu menghampiri Vian yang berada 5 meter didepannya. "One more, Alva."

Vian kembali beralih menatap Leo tajam. "What?"

"Cari tau seluruh seluk-beluk keluarga Anggara. Senin besok, mereka akan mengadakan pesta pengesahan Samuel sebagai CEO N.E. Tugas lo, temuin orang-orang yang mulai mengetahui keberadaan gue."

Vian berbalik menuju keluar ruangan. Tidak berniat berbicara lebih.

"Oh iya...."

Kalimat yang sengaja digantung oleh Leo itu berhasil membuat Vian berhenti melangkah. "Lo jalanin misi ini sama Max, gue butuh data ini secepatnya. Jadi kita pilih cara aman bukan cepat."

Vian hanya mengangguk.

Lalu kembali berjalan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan megah itu. Max yang penasaran dengan apa yang akan rekannya itu lakukan selanjutnya, memutuskan untuk ikut bersamanya.

Sehingga hanya tersisa Leo, Andrew, dan Astrid di ruangan itu. "Gue mau besok lo berangkat ke London, Inggris." titah Leo kepada Andrew.

Pria itu mengerutkan keningnya sedikit terkejut dengan perintah tiba-tiba Leo. "Ha?, ngapain?"

Leo berjalan mendekati Andrew lalu menepuk pundak pria itu. "Temui Alqui, bawa kabar baik!" sambungnya lalu berlalu dari ruangan itu diikuti Astrid dibelakangnya.

Andrew mengangguk lalu mengambil handphone miliknya. Setelahnya dia mengetikkan pesan kepada seseorang. Lalu berlalu dari sana.

"Eh, Ra!" panggil Max membuat Vian menoleh dengan ekspresi datarnya.

ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang