Chapter 6 : Penyerangan!

171 10 0
                                    

Happy reading............

Samuel menatap jam di tangannya. Sekarang sudah pukul 00:23, tidak terasa dia sudah berbincang dengan Vian dalam waktu yang lama. Samuel menatap netra hazel Vian, tidak ada sedikitpun rasa kantuk yang dia lihat dinetra gadis itu.

"Pulang, udah pagi!" ajak Samuel membuyarkan lamunan Vian. Vian yang merasa sedikit terganggu langsung meraup wajahnya kasar.

Ckk, bisa-bisanya gue ngelamun' batin Vian.

"Hm." balas Vian singkat lalu beranjak berjalan keluar warung itu.

Langit benar-benar sudah gelap gulita, tidak ada bintang tidak ada bulan. Vian menaiki motornya begitu juga dengan Samuel.

"Jangan ngantuk ditengah jalan!" sindir Samuel lalu menancap gasnya meninggalkan Vian.

"Lo remehin gue." balas Vian kesal lalu mengikuti Samuel dengan kecepatan tinggi.

Sudah sekitar 15 menit mereka kebut-kebutan, untung mereka berada diarea sepi kalo tidak mungkin sudah di umpati para penduduk lokal.

"Ra, bahaya!" peringat Samuel karena melihat kecepatan Vian mulai tidak normal.

Vian merasa ada yang salah dengan motornya. Remnya tidak dapat digunakan.

Sial! Gue kena jebak' batinnya marah.

Vian yang langsung tanggap, melompat dari motor sportnya kearah semak-semak. Beruntung mereka melewati hutan, walau tetap sakit. Itu lebih baik daripada menjatuhkan diri di aspal.

"Ra!!" Samuel yang melihat aksi Vian terlihat terkejut bukan main lalu ikut menghentikan motornya. Belum sempat dia menolong Vian, terlebih dahulu dia dicegat oleh beberapa orang memakai pakaian serba hitam.

Ckk jangan sekarang anjing!' umpatnya dalam hati.

Karena tidak sabar. Samuel langsung menendang kaki beberapa orang itu hingga keseimbangan mereka hilang. Lalu dia mengambil pisau lipat di sakunya lalu menggunakannya untuk bertarung. Karena tidak fokus akibat memikirkan kondisi Vian. Samuel tidak sadar bahwa seseorang mencoba memukulnya dengan besi.

Sial!

"......." Samuel terkejut bukan main ketika melihat siapa yang sedang melindunginya. Ya Vian menahan besi itu dengan satu tangannya. Bahkan pembunuh itu tampak mulai ketakutan, melihat netra hazel milik Vian.

Siapa gadis ini?' batin orang itu.

Vian menghempaskan besi itu lalu menendang tulang rusuk pembunuh itu hingga terjatuh. Lalu kemudian menginjaknya, disamping itu Samuel menghantam beberapa orang yang mencoba menyudutkannya. Akhirnya pertarungan itu selesai. Walau Vian dalam keadaan terluka.

Samuel mengambil handphonenya dan menelfon seseorang. "Suruh Kenan membereskan orang-orang disini. Dan jangan sampai ada CCTV yang merekam kejadian ini!" titah Samuel tegas.

"Baik bos!"

Samuel memutus sambungan telepon itu sepihak kemudian berlari ke arah Vian. Kondisi gadis itu membuat urat leher Samuel menonjol. Lengan tangannya robek dan terluka akibat gesekan keras kulitnya dengan tanah. Lututnya juga nampak mengeluarkan darah segar akibat menahan seluruh tubuhnya agar tidak terhempas jauh. Pergelangan tangannya nampak membiru akibat menahan besi yang hendak menghantam Samuel.

Tanpa basa-basi Samuel langsung menggendong Vian ala brydal style lalu berjalan kearah motor sportnya. Samuel menatap netra hazel itu tajam, tidak ada ketakutan ataupun kesakitan yang tergambar diwajahnya hanya ada raut dingin yang baru kali ini Samuel perhatikan.

ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang