Chapter 22 : Kita sama!

20 2 0
                                    

Happy reading............

"Jadi ini gadis yang kamu maksud?" tanya Gerald dengan intonasi berat. Tidak dapat dipungkiri bahwa kharisma pria ini memang sangatlah kental. Terbukti dari wajahnya yang sangat-sangat sempurna persis seperti Samuel tetapi yang ini lebih ke yang dewasa.

"Hm, iya dad." balas Samuel.

Vian seketika terlihat seperti orang bersalah disini. Bukannya apa-apa tetapi posisi mereka sangat aneh. Vian yang bersandar didinding dan Samuel maupun Gerald yang berada didepannya dengan sorot intimidasi.

Gerald memperhatikan Vian, dari atas sampai ujung kaki dia seperti sedang memindai gadis itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa pria kekar itu juga terkesima dengan Vian. Banyak yang mengira bahwa status sosial akan sangat penting sebagai menantu keluarga Anggara. Tetapi bukan itu, Gerald tidak terlalu mempedulikannya. Dia hanya menerawang, apa yang akan dilakukan gadis ini kedepannya sebagai menantu-nya. Tidak terbaca.

Not bad'

Gerald kembali duduk disalah satu kursi yang tersedia. Pesta masih ramai, walau tidak seramai tadi. Lalu menatap dingin Vian. "Darimana lo dapat dia Sam?"

"Dari surga dad." balas Samuel datar.

Vian tak habis pikir apa yang sedang dibicarakan kedua pria ini. "Em, maaf...sebelumnya Tuan Anggara. Apakah anda begadang tadi malam. Wajah anda terlihat lelah." ujar Vian telak.

Gerald sampai terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba yang sangat benar itu. "Kau pandai menilai situasi." aku pria itu. Dia tidak berbohong kala ia benar-benar kagum. Tapi tidak cukup hanya itu yang dia inginkan. Masih banyak sebenarnya diluar sana yang melebihi ekspektasi-nya. "Hebat." ucapnya lalu berlalu pergi.

"Lo emang diluar dugaan." ujar Samuel sembari tersenyum tipis pada gadisnya.

"Biasa aja." balas Vian.

"Heh, bulol. Jangan pacaran disini dah. Gue lagi  enak-enak makan hidangan disini. Jangan bikin gue muka sampe lempar ni cupcake sama kalian berdua." sentak Devan malas.

Sementara Vian hanya terkekeh menatap hal-hal random yang dilakukan Devan. "Darimana lo dapat teman kayak gitu Sam?" tanyanya.

"Tong sampah." reflek Samuel.

Jarak mereka yang tidak terlalu jauh, membuat telinga tajam Devan berfungsi 5 kali lebih sekarang. "Heh, nyesal dah gue bantu lo buat dekat sama Vian. Harunya gue yang dapat posisi itu." balas Devan tak terima.

"Sekali lo ngomong gitu gue gantung lo dipohon durian dekat rumah." ancam Samuel. Membuat Devan langsung cosplay jadi anak umur lima tahun sekarang.

"Maaf bos." cicitnya meminta pengampunan.

Samuel tidak menghiraukannya lalu kembali menatap Vian hingga sesuatu terjadi didepan matanya. 

Laura terpeleset hingga hampir saja tidak ambruk kelantai jikasaja tidak ada yang menahannya. Gadis itu kira orang itu Samuel ternyata.....

"Gesit banget lo Vi." puji Dhea kagum.

Laura membuka kelopak matanya, ternyata bukan Samuel yang menahannya melainkan Vivian. Sontak dia langsung menghempaskan lengan Vian dari tubuhnya. "Jangan sentuh gue pake tangan kotor lo itu." sarkasnya.

ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang