Chapter 11 : Back!

163 10 1
                                    

Happy reading............

Vian saat ini sedang berada didepan sebuah tempat yang sering disebut sebagai klub malam. Ya, dia pergi karena sebuah amplop itu. Dengan berbalut pakaian yang memperlihatkan kedua lengan putihnya dia memasuki tempat itu. Tentu dengan senyuman khas miliknya.

Satu jam dia berada ditempat itu. Dan tidak ada orang yang datang menemuinya. Dan itu membuat Vian berpikir sejenak. Lalu memutuskan keluar dari tempat itu.

Ceklek

Tanpa Vian sadari ada orang dengan pakaian hitam-hitam memotret dirinya.

"Mati lo Vian!!"

🥀🥀🥀🥀🥀

Vian memasuki gedung SEI itu dengan tatapan datar. Disepanjang jalan, dia disuguhi dengan tatapan dingin, jijik, marah, sekaligus senang. Dhea yang memerhatikan kedatangan Vian pun langsung menghampirinya.

"Vian." panggil Dhea.

Vian yang mendengarnya langsung menghampiri Dhea. "Knp ini?" tanya gadis itu penasaran.

"Ini...." belum sempat Dhea menyelesaikan ucapannya. Nampak ada orang yang menyela.

"Ohh jadi ini cewek murahan itu!" sindir gadis itu dengan penekanan di setiap kata-katanya.

Vian menaikkan sebelah alisnya karena tidak mengerti dengan maksud gadis bernama Serra itu. "Maksud?"

Belum sempat Serra membalas, kedatangan seseorang lebih dulu membuatnya bungkam. Sekaligus senyum manis terukir diwajahnya.

Orang itu menatap foto yang berjejer rapi dimading dan melepasnya kasar. "Jelasin!" ucap Samuel dingin. Semua siswa ditempat itu pun terlihat bergidik ngeri mendengarnya.

"GUE BILANG JELASIN VIAN!" sentak Samuel marah.

"Katakan kalau bukan lo yang difoto ini." sambung Samuel dengan nada meninggi. Dia juga memperlihatkan gambar yang dimaksud Samuel tadi. Ya, gambar dirinya berada disebuah klub malam.

Vian tidak menjawab dia diam saja. Dan itu malah membuat emosi Samuel semakin memuncak. "Lo...." geram Samuel dengan mengarahkan tangannya mencekik bahu Vian. Siapapun tau itu sangat sakit, karena terlihat darah sudah merembes dari bahu Vian.

Excel yang merasa Samuel sudah berlebihan langsung menariknya. "Sadar El, dia perempuan."

"Gak ada gunanya kalo dia cuman cewek murahan." hina Samuel. Untuk pertama kalinya Vian mendengar Samuel menghinanya. Entah kenapa dadanya sesak mendengar itu.

"Cukup El, belum tentu Vian juga kan." balas Dhea. Dia juga tidak suka ketika Samuel menghina Vian. Tapi dia terdiam ketika mendengar penuturan Vian.

"Lo benar, itu gue." balas Vian masih dengan raut wajah datarnya.

"LO!!" sentak Samuel emosi.

"Vian ini gak bener kan." ucap Dhea mengelak. Padahal dia dengar sendiri tadi.

"Hm, itu memang gue."

Brakk

Samuel menggebrak dinding hingga tangannya terlihat berdarah. Tapi dia tidak menghiraukan hal itu. Dia kemudian melepaskan lengan Excel dan berjalan pergi.

ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang