Mugiwara Boyfriend [ Monkey D. Luffy x Reader]

masa lalu?

-OOC
-Prik+gajelas
-Gak nyambung
-kebanyakan skip
-typo bertebaran

Bruak!

"Hahaha! Lihat itu, dia terjatuh!" Ujar anak itu.

"Ehh benar! Sang gadis pembawa sial jatuh dan terluka!" Ucap temannya.

Gadis yang terluka itu hanya bisa menangis dan menangis.

"Hei berhentilah menangis!" Ucap anak itu menjambak rambutnya.

"*Hiks*.. kalian! Hentikan! Kumohon!" Ucap Gadis itu.

"Apaa? Aku tidak mendengarnya haha!"

"Kau pantas mendapatkan ini!"

Byur!

Gadis itu di siram dengan air. Dan pelakunya hanya mentertawakan nya..

"Uhuk-"

"Mati saja kau! Kau memang tak pantas hidup haha!!"

"Hentikan!!" Teriak (name) lalu terduduk di ranjangnya.

(Name) Memegang kepalanya dan mencerna apa yang terjadi. Lalu menghela napas leganya.

"Hanya mimpi? Syukurlah..." Gumam (name) lega.

Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan Luffy yang terengah-engah.

"(Name)?! Kau kenapa? Aku tadi mendengar suara teriakan, kau tak apa kan?" Ucap Luffy khawatir.

(Name) Menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Um ya, aku tak apa. Hanya... Sedikit terkejut karena ada kecoa" bohong (name).

"Kecoa? Kurasa itu dari ruangan Usoop. Awas saja Usoop itu karena membuat pacarku takut!!" Kesak Luffy.

Ini luffy kesel ke kecoa nya atau ke Usoop si?...

"Oh, kamu cepatlah mandi lalu kita sarapan bersama hehe!" Ujar Luffy.

"Baiklah" ucap (name).

Lalu Luffy pun pergi meninggalkan ruangan (name). (Name) Akhirnya beranjak dari tempat tidurnya dan pergi mandi.

Selesai mandi (name) berjalan ke dapur dan duduk di meja makan, bersiap untuk sarapan.

"Ini dia makanannya!~" ujar Sanji.

"Yatta! Niku!!" Ucap Luffy kegirangan lalu memakan Niku nya.

"Itadakakimasu"

Semuanya pun memakan sarapan mereka hingga habis. Kali ini (name) yang duluan habis..

"Aku sudah selesai, terimakasih atas makanannya!" Ujar (name) lalu berjalan pergi.

"(Name) Kau mau kemana!" Tanya Nami.

"Jalan-jalan ke pulau itu sebentar!" Jawab (name).

(Name) Berjalan-jalan di pulau itu. Jika bisa jujur, (name) masih kepikiran mimpi nya tadi. Sebenarnya sudah ia lupakan, namun karena mimpi itu...

"Ne ne Okaa san! Lihat ini, mahkota bunganya cantik kan?" Ujar gadis kecil itu menghampiri ibunya.

"Wah cantik sekali seperti anak ibu, siapa yang mengajarimu membuatnya (name)?" Tanya Ibunya.

"Otousan yang mengajariku!" Jawab (name) kecil.

"Hahaha! Aku sangat berbakat bukan!" Ujar Ayah (name).