19

1.2K 106 35
                                    

"Aku pulang, " Mahen menutup pintu apartemen dan melangkah masuk, sedikit bingung karena tak mendapat sahutan dari istrinya.

"Capek banget kayaknya, " Mahen tersenyum kecil saat lihat istri manisnya tertidur dengan posisi duduk di atas sofa, si kecil Hesa juga tampak tertidur dengan mulut yang tak berhenti menyusu.

Mahen beri kecupan singkat pada kening Riky, kemudian tanpa kesusahan ia gendong istri manisnya untuk dibawa ke kamar, menurunkan tubuh istrinya di atas ranjang kemudian menidurkan Hesa di kasurnya sendiri, tak lupa mengancingkan kembali kemeja Riky yang terbuka tadi.

"Emh- Kak Mahen udah pulang? " Riky terbangun, disambut senyuman oleh Mahen.

"Tidur aja cantik, semalem 'kan Hesa rewel, " ucap Mahen yang kini sibuk dengan lemari, mencari pakaian untuk ia kenakan setelah mandi.

Riky mengangguk, kembali memejamkan matanya, ia memang mengantuk.

"Kak Mahen makanannya ada di meja makan, " ujar Riky sebelum benar-benar jatuh tertidur.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

"Ponakan gue ganteng baget, " Satya heboh sendiri sejak tadi, Riky yang sedari tadi mendengar celotehan berisik Satya kini mendengus.

"Berisik duh, iya-iya anakku gemes, ganteng. "

"Gue bawa pulang ya? " tanya Satya, masih mencubiti pipi gembil Hesa dengan gemas.

"Enak aja, ngawur Kamu, " Riky mendelik, dan Satya membalasnya dengan kekehan tak berdosa.

"Ki, lo seneng? " tanya Satya tiba-tiba.

"Maksud? " Riky balik bertanya, tak paham maksud Satya.

"Lo banyak senyum sejak sama Kak Mahen— bukan berarti dulu lo nggak lernah senyum sih, cuman akhir-akhir ini lo jadi kelihatan lebih bercahaya(?) Kayak lebih-lebih bahagia, " jelas Satya tanpa menatap Riky, cowok itu sibuk menimang Hesa yang ditidurkan di atas sofa bersama mainan-mainannya.

"Lo udah nemu rumah yang selama ini lo cari itu ya? "

Riky mengangguk meski Satya tak melihat kearahnya.

"Kak Mahen baik, dia ngasih semua hal ke Aku. Bahkan hal-hal yang sebenarnya nggak kuminta. Kak Mahen selalu paham apa mauku, " Riky tersenyum, meletalkan kepalanya di atas meja ruang tamu, perhatikan Satya yang masih sibuk dengan Hesa, sesekali bayi kecil itu tertawa gemas.

"Lo... Nyesel nggak sama hal yang bikin kalian jadi kayak sekarang? " Satya tak tahu apakah Riky benci atau tidak jika ia ungkit kesalahan Mahen dan Riky— meski keduanya tak salah juga.

"Kalau hal itu nggak terjadi, Aku nggak bakal jadi istrinya Kak Mahen tau, " Riky tertawa kecil.

"Yah meski Aku berharap ketemunya kita bukan karena hal itu, Aku juga bersyukur punya Hesa, kalau bukan karena kejadian itu juga mungkin Aku nggak bakalan punya Hesa sekarang. "

"Sekarang Aku punya Kak Mahen sama Hesa, Satya. Aku punya Mama sama Ayah, Aku punya keluarga lagi, " kali ini Satya pusatkan perhatian pada Riky, cowok itu ternyata diam-diam menangis.

"Kok jadi Kamu yang nangis!? " Riky terkejut saat tubuhnya tiba-tiba dipeluk.

"Bahagia terus, banyak-banyak senyum, gue sayang banget sama lo, " Satya sesenggukan, Riky usap punggungnya lembut.

"Jangan nangis dong, iya Aku bakalan banyak-banyak senyum, " Riky mengeratkan pelukannya.

"Beneran ya? Awas kalau bohong. "

Satya benar-benar tak tahu, apakah Riky benar-benar manusia sungguhan? Sosoknya sangat cantik, indah, buat siapa saja senang dengan kehadirannya. Satya marah pada kedua orang tua Riky yang tega sakiti sosok setulus Riky, Satya marah pada orang-orang sekitar Riky yang sering memandang Riky sebelah mata.

Dan Satya ingin berterimakasih pada Mahen yang mau membalas ketulusan Riky. Ia tak jadi marah pada Mahen, karena Mahen bisa jadi rumah yang nyaman untuk Riky pulang.

"Iyaa beneran, " Riky tersenyum manis, membantu Satya mengusap air matanya.

Riky pun berharap nantinya keluarga kecilnya selalu dipenuhi kebahagiaan, ini rumahnya dan ia tak ingin kehilangan rumahnya kembali.




End

Udah end tapi tunggu bonus chapter lainnya yaa aku masih mau nulis Mahen Riky mesra-mesraan soalnya😭😭

This Story [Heeki]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang