#

1.1K 112 21
                                    

"Cantik, nanti Aku pulangnya agak malam, "Mahen perhatikan Riky yang sibuk membenahi dasinya, Hesa tampak anteng di gendongannya.

"Lembur lagi? " Riky mendongak, tangannya beralih merapikan tatanan rambut Mahen sebelum kembali menggendong Hesa, biarkan suaminya mempersiapkan barang bawaannya.

"Iya, jadi nanti tidurnya nggak usah nunggu Aku pulang, " Mahen mengecup singkat kening dan bibir Riky, tak ketinggalan mengecup juga pipi gembil Hesa yang menatapnya polos.

"Pa-pa..., " tangan mungil Hesa melambai penuh semangat, balita itu tertawa lucu saat Mahen membalas lambaian tangannya. Riky tak bisa menahan senyum melihat interaksi keduanya.

"Kak Mahen hati-hati, bekalnya jangan lupa dimakan nanti, " pesan Riky sebelum siluet Mahen menghilang di belokan koridor apartemen.

"Nda, nda, mam, " jari telunjuk mungil Hesa menoel pipi kanan Riky, mulutnya berceloteh menampilkan dua gigi kecilnya.

"Mam? Hesa lapar hm? " Riky memciumi kedua pipi gembil Hesa dengan gemas, kaki jenjangnya melangkah masuk kedalam unit apartemen, bersiap untuk membuatkan sarapan untuk anaknya.

"Nda, ava- main"

Riky memiringkan kepalanya sedikit, "Java? "

Hesa mengangguk antusias, menarik-narik kaos Riky, "main- ava, "Hesa terkikik gemas.

"Ava sekolah sayang, nanti mainnya, ava lagi belajar, " Riky bawa ibu jarinya mengusap sudut bibir Hesa yang ditempeli noda makanan.

"No-no? " balita dengan wajah copyan Mahen itu memiringkan kepalanya, mengikuti kebiasaan Riky ketika bingung, Riky jadi gemas bukan main.

"Jeano juga sekolah dong, " Riky cium gemas pipi gembil Hesa yang kini cemberut, tangan kecilnya mendorong wajah Riky menjauh. Ngambek.

"Anak Bunda ngambek nih? " Riky mencolek pipi gembil Hesa jahil, ia tertawa saat tangan mungil si balita berusaha menepis tangannya.

"HESAAAA, " teriakan seseorang menggema penuhi unit apartemen buat Riky mengernyit heran sebab tahu betul siapa si pemilik suara ini.

"Kamu nggak sekolah? Bolos ya? " tanya Riky beruntun saat Satya sudah berdiri di hadapannya, tersenyum penuh arti dengan sebuah paper bag ditangannya.

"Aya-" panggil Hesa ditengah-tengah tawanya, tangan mungilnya terangkat minta gendong pada Satya yang segera meletakkan barang bawaannya, menggendong Hesa yang langsung memainkan dasinya.

"Hari ini aja"

Riky mendengus mendengar ucapan Satya, si manis beranjak ke dapur untuk mengembalikan mangkok bekas menyuapi sarapan Hesa, kemudian kembali dengan seloyang kue dan piring kecil.

"Met ultah, " ucap Riky singkat. Satya menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Gue bolos hari ini karena mau rayain ulang tahun, nggak ngira dibuatin kue, makanya bawa kue, " Satya meraih paper bagnya tadi, mengeluarkan kue berukuran sedang yang tadi dibelinya dalam perjalanan kesini.

"Niatnya tadi mau ku kirim ke apartemenmu, tapi Kamu kesini duluan. Bolos lagi, " cibir Riky yang kini sibuk memotongkan kue untuk Satya.

Selalu begini. Setiap salah satu dari mereka ulang tahun, mereka akan merayakannya bersama. Riky hanya punya Satya sebagai orang terdekatnya, sedangkan Satya hanya punya Riky sebagai teman karena kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan.

"Kirain lupa sama ultah gue, " Satya cemberut, pasalnya Riky tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya tengah malam tadi, padahal biasanya Riky akan jadi orang pertama yang mengucapkannya, sebelum kedua orang tuanya yang mengirim pesan singkat sebelum ia berangkat sekolah.

Tapi Satya bisa mengerti jika perhatian Riky sekarang tidak hanya untuknya. Riky sudah punya dua orang yang harus jadi prioritas, dan suatu saat nanti pun ia sendiri pasti juga menemukan orang yang akan ia prioritaskan di atas Riky.

"Selamat ulang tahun, Satya. Makasih karena udah berjuang sampai sekarang, makasih karena tetap senyum. Aku bangga jadi temen Kamu"

Satya menghambur memeluk Riky erat, Hesa yang berada di tengah-tengah keduanya hanya mengerjap polos, menoleh ke arah Bundanya dan Satya bergantian.

"Acara apa nih? Kok ada kue? "

Riky dan Satya menoleh serentak, dapati Jeano dan Java yang baru masuk, dalam hati Riky mendengus, ia harus mengganti password apartemennya nanti supaya manusia-manusia ini tidak nyelonong masuk seenaknya. Bikin kaget saja.

"Kalian bolos juga? " tanya Riky pada sepupu Mahen itu.

"Nggak lah, orang pulang pagi, " sahut Java sembari mencomot sepotong kue di atas meja.

"Kak Seano nggak ikut juga? " Riky berdiri dari duduknya, melangkah ke dapur untuk menyiapkan minuman setelah menitipkan Hesa pada Satya.

"Ikut kok, abis ini juga dateng, masih markir mobil, " jawab Jeano tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Riky kembali ke ruang tamu lima menit kemudian hanya untuk disuguhi kekacauan yang dibuat oleh keempat manusia berbeda sifat itu.

Satya yang sibuk bermain game bersama Java dengan volume keras-keras, disahuti tangis Hesa yang dijahili Jeano, dan ditengah-tengah mereka Seano tidur seolah tak terganggu dengan suara bising disekitarnya.

Riky memijit pelipisnya pelan setelah meletakkan gelas jus dan camilan di atas meja. Rasa-rasanya ia seperti punya lima anak.






Bayangin Hesa itu si sahabat pas masih kecil, plek ketiplek kek gitu lah :v

This Story [Heeki]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang