"Setelah semua ini. Kau membuatku sadar, kau tidak pernah mencintaiku" Soo Hyun menambahkan dengan menyangkal perasaan Ji Won yang seketika mengubah raut wajah Ji Won, "kau hanya ingin menguasaiku", lanjut pria itu.
"Tidak. Aku mencintaimu"
Ji Won mengoreksi Soo Hyun, berjalan mendekati Soo Hyun yang segera dihentikan Soo Hyun dengan tangannya dan menggeleng.
"Kau tidak pantas mencintai. Orang sepertimu tidak bisa merasakan cinta yang sesungguhnya. Kau tidak paham esensi cinta tidak selamanya tentang bersama, tetapi tentang memberi dan membiarkan orang yang kau cintai bahagia, sekalipun tidak denganmu", tukas Soo Hyun dan kali ini berhasil menghentikan langkah kaki Ji Won menujunya.
Menghantam wanita itu pada sebuah pandangan yang memang terlihat nyata sedang terjadi kepada Ji Won dengan segala obsesinya kepada Soo Hyun. Dan kemudian memaksa keadaan serta Soo Hyun untuk itu, lalu menghancurkan segala hal yang mencoba menghalanginya.
Kemudian Soo Hyun beralih memperhatikan penampilan Ji Won yang terlihat memaksakan diri untuk datang itu. Pakaian kantor yang diingat Soo Hyun digunakan Ji Won sejak pagi.
"Lihat, kau menjadi tidak profesional hanya karena urusan seperti ini", tukas Soo Hyun lagi.
Ji Won mendongkak kembali, "hanya karena urusan seperti ini?" Timpal Ji Won tidak percaya, "kau membawa wanita lain berlibur hanya berdua dan menginap di hotel dan kau menyebut itu hanya karena urusan seperti ini?" Lanjut Ji Won dengan segala keremahan Soo Hyun atas perasaannya.
"Jika aku bisa meninggalkan pekerjaan, apa yang membuatmu berpikir kau juga bisa melakukannya sesuka hatimu?"
Oh well, mendadak Soo Hyun membicarakan urusan pekerjaan di saat seperti ini? Sungguh? Apa itu masih penting saat ini?
"Kau bekerja untukku, dan kau hanya bisa meninggalkan pekerjaanmu atas izinku. Kau tidak tahu?" Serang Soo Hyun dalam mode atasan Ji Won yang masih membuat Ji Won bertahan untuk diam. Ya, tentang itu Ji Won memang salah.
"Kau datang kemari, sejauh ini. Siapa yang melakukan tanggung jawab di kantor? Kau pernah memikirkan itu sebelum datang kemari?"
Soo Hyun kembali berdecak sambil menggelengkan kepalanya, "kau tahu, sejak kau dengan segala obsesimu ini. Kau semakin tidak bisa dipimpin. Kau hanya melakukan tugas mana yang menurutmu ingin kau lakukan. Kau lupa kau itu siapa, dan dimana kau duduk"
Soo Hyun terus melanjutkan kalimat-kalimat kekecewaan itu kepada Ji Won. Bukan hanya karena perilaku mengerikan Ji Won belakangan ini kepadanya juga kepada Ji Eun. Tapi juga kelalaian Ji Won atas tanggungjawab yang ia tinggalkan di jam kerja untuk urusan pribadi tanpa izin dengan sang atasan lebih dulu.
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" Tanya Ji Won tidak ingin mendengar lebih banyak semua kekecewaan Soo Hyun.
"Yang ingin ku katakan?" Timpal Soo Hyun, "kau diberhentikan. Kau tidak perlu repot-repot untuk membantuku lagi. Kau bisa mengurus urusan pribadimu yang hebat itu", lanjut Soo Hyun dan untuk kesekian kali harus menghajar perasaan Ji Won hingga tersentak.
Soo Hyun memecatnya? Setelah 2 tahun bekerja dia diberhentikan dengan cara seperti ini? Apa itu adil dengan dedikasi yang sudah diberikannya selama ini?
"Kau tidak bisa melakukannya hanya karena...."
"Aku bisa, dan sedang melakukannya", potong Soo Hyun dengan cepat dan tegas.
"Aku tidak bisa memimpin seseorang yang tidak ingin dipimpin sepertimu. Terutama yang melupakan tempatnya, dan tidak tahu batasan apa yang pantas dia lakukan dan dikatakan saat bersama dengan atasannya"
