Douluo 2: Lord of the Gods

Chapter 4

Bab 46 Cincin pertama mata spiritual, babon angin

Melihat cahaya putih hendak menerpa dirinya, Huo Yuhao menjadi semakin panik.

Di saat kritis, ia hanya sempat mengangkat belati macan putih dan melindunginya tepat di depan.

Cahaya putih menghantam Belati Macan Putih, dan lampu hijau tiba-tiba terpancar dari Belati Macan Putih, menelan cahaya putih itu hidup-hidup.

Huo Yuhao merasa bahagia, tapi sebelum dia bisa bahagia untuk waktu yang lama, dia melihat bayangan gelap menghalangi sinar matahari.

Tubuh babon angin telah berlari ke arahnya, dan mulutnya mengeluarkan cahaya putih.

Pada saat ini, Huo Yuhao merasa ngeri.

 Tapi dia tidak punya waktu untuk menghindar, dan dalam kepanikan, dia hanya bisa mengayunkan Belati Macan Putih secara acak.

"benjolan!"

Cakar babon angin menghantam dada Huo Yuhao. Huo Yuhao terlempar beberapa meter dan berguling dua kali di tanah, tubuhnya berlumuran lumpur.

Huo Yuhao mengejang kesakitan, dengan noda darah tersisa di antara mulut dan hidungnya. Area di dadanya yang digaruk babon angin adalah daging yang berantakan dan darah berlumuran darah.

Baru saja, cakar Feng Baboon menyebabkan luka serius pada Huo Yuhao.

Bahkan organ dalam pun terguncang.

Menahan rasa sakit, Huo Yuhao berjuang untuk bangun, memegang Belati Macan Putih erat-erat di tangannya dan melihat ke depan dengan waspada.

Yang mengejutkannya, babon angin terdiam.

Melihat lebih dekat, babon angin membeku di tanah, dengan cincin jiwa putih melayang di atas tubuhnya.

 Bababon angin sudah mati?
Huo Yuhao sedikit bingung dan dengan hati-hati mengingat plot sebelumnya.

Saat itu, ketika dia sedang panik, dia hanya bisa mengayunkan belati macan putih dengan liar, dan selama itu, dia sepertinya menabrak sesuatu.

Kalau dipikir-pikir seperti ini, pasti babon angin itu secara tidak sengaja menusuk bagian vitalnya sebelumnya.

Setelah mengetahui keseluruhan ceritanya, Huo Yuhao akhirnya santai dan duduk di tanah.

Dia terengah-engah. Segalanya sekarang tampak begitu berbahaya baginya.

Jika dia tidak secara tidak sengaja mengenai bagian vital babon angin, dia mungkin yang mati sekarang.

 Menurut kekuatan nyata, dia belum menjadi lawan Feng Baboon.

 Luka cakar di pinggang dan dadanya masih mengeluarkan darah. Jika pendarahan tidak dihentikan tepat waktu, dia mungkin akan semakin lemah.

Huo Yuhao mengeluarkan kain bersih dari tasnya, menyeka area sekitar luka hingga bersih, lalu mengoleskan ramuan herbal untuk menghentikan pendarahan.

Selama bertahun-tahun, dia telah dipukuli berkali-kali, dan dia selalu membawa ramuan herbal untuk menghilangkan rasa sakit dan menghentikan pendarahan.

 Setelah mengoleskan obat, Huo Yuhao membalut lukanya. Setelah semuanya selesai, Huo Yuhao sudah berkeringat banyak.

Houso Yuhao menderita dua luka di pinggang dan dada, dan organ dalamnya terguncang.

 Melangkah lebih jauh, saya khawatir ini akan menjadi buruk.

Huo Yuhao memandangi mayat babon angin tidak jauh dari situ dengan mata sedih.

Meskipun dia tidak tahu makhluk roh apa yang dimaksud dengan babon angin itu, dia yakin bahwa itu jelas bukan makhluk spiritual.

 Dengan kata lain, babon angin ini tidak cocok untuknya.