Alana Calista tidak percaya kekasih
dia cintai selama empat tahun itu tega mengkhianatinya, bahkan menjebaknya dalam sebuah penipuan besar hingga dia harus menanggung hutang yang cukup mencekik.Alana memang bodoh karena terlalu mempercayai kekasihnya memberikan seluruh kepercayaannya, yang justru menghancurkannya.
Hidup sebatang kara sendirian, kerja bating tulang berharap bisa memetik kebahagiaannya dengan kekasihnya, yang mau saling melengkapi, bekerja keras bersama untuk menjadi sebuah keluarga kecil yang harmonis nyatanya justru patah berkeping-keping.
Kekasihnya bernama Eric itu sosok yang awalnya dia kenal sangat baik, penuh kelembutan dan sangat memperlakukannya dengan baik tanpa melihat bagaimana fisiknya ataupun statusnya, pria itu benar-benar menerima dirinya apa adanya.
Eric seseorang yang dia sukai sejak di bangku sekolah menengah atas, Alana jatuh cinta pada pandangan pertama, namun Alana memendam semua rasa yang ia miliki selama dua tahun.
Hingga saat mereka berada di kelas tiga, tergabung dalam kelompok tugas yang sama menumbuhkan rasa cinta Alana begitu kuat pada Eric karena melihat pria itu yang punya kepribadian baik, dan Eric yang mulai jatuh hati pada sosok lembut Alana.
Benih cinta mereka semakin tumbuh, hingga Eric mengetahui perasaan Alana dari seorang temannya dan langsung menyatakan perasaannya, Alana terkejut dan tentunya langsung menerimanya tanpa basa-basi dengan penuh kebahagiaan.
Empat tahun mereka bersama, pacaran mereka juga sangat berada di batas, hanya berpegangan tangan serta mengecup kening tidak lebih dan kurang.
Namun di tahun ke dua hubungan mereka, Alana memang menyadari sikap Eric yang mulai berubah ditambah pria itu berkuliah dan juga bekerja, Alana tidak terlalu memikirkannya serta tetap menerima perlakuan kekasihnya yang berbeda serta dingin.
Di tahun keempatnya, Eric menggunakan namanya untuk berhutang pada seseorang dengan nominal 50 juta, yang dia gunakan untuk modal menikahi selingkuhannya yang tengah hamil muda.
Alana mengetahuinya saat dia tidak sengaja bertemu teman Eric yang bertanya soal hubungannya dengan Eric yang sudah kandas.
Alana tentu saja membantah, dia langsung berusaha mencari Eric hingga ke rumahnya, dibantu teman Eric. Betapa kaget dirinya melihat rumah Eric yang sudah didekor begitu indah dan di sana pria itu menikah.
Alana mengamuk di sana dan menuntut penjelasan, serta menanyakan soal uang yang Eric bawa dan pria itu dengan santainya mengatakan maaf, serta mengatakan sudah menggunakan uangnya untuk modal menikahnya.
Alana tidak mau tahu dia ingin pria itu mengembalikan uangnya dan dari situ Alana memutuskan hubungan mereka, Eric justru menerimanya dan mengatakan jika Alana terlalu kaku menjadi seorang wanita.
Alana tentu marah tidak mengerti ucapan pria itu, dia langsung menampar Eric begitu keras dan mempermalukan pria itu di depan semua orang, jika Eric hanyalah pria malas yang tidak mau bekerja, setelah itu Alana pergi dari rumah Eric dengan penuh rasa amarah.
Alana patah hati, kecewa dan sangat marah, Alana sungguh tidak tahu mengapa dirinya begitu bodoh hingga mau saja memberikan namanya untuk berhutang yang dia sendiri tidak pernah memegang uang itu, terbujuk rayu oleh alasan Eric berencana membuka usaha yang hasilnya akan dia gunakan untuk modal mereka menikah nanti.
Yang terparah pria itu tiba-tiba menghilang bersama istri barunya entah kemana dan Alana terpaksa harus melunasi semua hutang-hutang itu.
Sudah lima bulan ini Alana hidup serba pas-pasan karena semua gajinya sebagai kasir di supermarket dia gunakan untuk membayar cicilan hutang Eric, lalu tiba-tiba saja dia mendapatkan kabar jika dia dipecat tanpa alasan yang jelas.
Alana sangat merasa bingung, terpukul dan depresi hingga di tengah hujan yang begitu deras ini dengan air mata yang terus mengalir dan mata yang membengkak membayangkan nasibnya yang begitu malang.
Alana berada di halte bis membawa botol berisi beberapa butir obat serta air minum, dengan pikiran kosong serta buntunya memikirkan bagaimana cara dia melunasi seluruh hutangnya, penghianatan kekasihnya dan pemecatannya membuat Alana memiliki pikiran bodoh, jika dia ingin memilih untuk mati saja dengan bunuh diri.
Saat dia mengeluarkan seluruh obatnya dan ingin meminum semuanya, dia mendengar panggilan seseorang dengan tangisnya yang memilukan, yang membuatnya langsung menolehkan kepala. "Mommy!"
Panggilnya dan dia anak kecil yang Alana prediksikan usianya sekitar lima tahun, mengapa dia begitu bodoh hingga tidak menyadari keberadaan anak itu yang terlihat menyedihkan dengan mata merahnya karena habis menangis dan napasnya yang sesenggukan, tapi yang membuat Alana merasa bingung, yaitu saat anak kecil itu memanggilnya 'Mommy'.
Alana rasanya ingin pingsan, dia belum pernah memiliki anak bagaimana bisa dia dipanggil 'Mommy' oleh anak kecil yang tidak dia kenali dan bagaimana anak kecil itu berada di halte bis di malam hari dengan cuaca yang sedang hujan, serta pakaiannya yang basah, ditambah dia melihat seragam sekolah anak itu termasuk dalam golongan sekolah elit.
Dalam pemikiran Alana, dia berpikir apa anak itu tersesat, atau sedang diculik namun dia berhasil melarikan dirinya? Entahlah Alana tidak tahu.
"Maaf sayang kakak bukan Mommymu." ucap Alana dengan lembut dan menghapus air matanya dengan kasar, lalu dia memasukkan semua butir obatnya ke dalam botol.
Dan anak kecil itu semakin menangis keras, "Mommy jahat, Mommy tidak mau mengakui aku anak!"
Lalu saat ada orang lain yang ikut duduk untuk berteduh orang itu langsung menegurnya, "Ibu anaknya nangis itu, tega sekali tidak mau mengakui anaknya. Habis diselingkuhin suaminya ya? marah sih boleh Bu, tapi kalau enggak mengakui anak sendiri keterlaluan sih. Anak kecil itu gak tahu apapun masalah orang tuanya, jangan diikut campurkan, 'lah Bu, lihat anaknya bahkan diajak kehujanan, ibu macam apa kau ini Bu? Gak punya hati."
"Iya kakak, Mommy jahat enggak mau mengakui aku anaknya." ucap anak kecil itu dan menangis dengan keras.
Alana rasanya ingin menangis lagi, dia benar-benar belum pernah melahirkan seorang anak dan siapa bocil itu hingga menyebutnya Mommy dan membuat orang lain salah paham dengannya.
"Baiklah jangan menangis lagi oke, maafkan Mommy ya sayang." Alana mengikuti permainan anak kecil itu.
Anak kecil laki-laki itu segera menghapus air matanya dengan kasar agar berhenti untuk menangis dan bertepatan dengan bis yang datang, "Itu Bu bisnya sudah datang, cepat masuk dan bawa pulang anaknya kasihan kedinginan. Enggak perlu terlalu dipikirin pria busuk tukang selingkuh itu, Ibu masih muda fokus aja ke anak ibu yang tampan ini."
Alana meringis ngeri mendengar ucapan gadis muda itu dan rasanya dia ingin berteriak di depan wajahnya, jika dia benar-benar belum menikah serta memiliki anak. Tapi tidak perlu memikirkan pria busuk tukang selingkuh itu juga benar.
Karena tidak mau dia dicap sebagai orang yang buruk, dengan cepat Alana menggendong anak kecil laki-laki itu untuk masuk ke dalam bis dan ajaibnya anak itu sama sekali tidak memberontak dan justru semakin mengeratkan pelukannya di leher Alana, padahal Alana orang asing.
Alana tidak mau memikirkan hal lain, dia benar-benar ingin pulang ke rumah kecilnya, dia ingin beristirahat dan benar kata gadis muda itu anak kecil dalam gendongannya sudah kedinginan karena bajunya basah dan tidak tahu berapa lama anak itu berada di halte bis sendirian.
Untuk masalah siapa identitasnya dan bagaimana dia bisa berakhir di halte bis, Alana akan mencari tahu di rumah dan besok dia akan mengantarkan anak itu pulang ke rumahnya tentunya setelah menggali informasi dari anak itu.
Bodoh amat jika nantinya dia dituduh penculik anak kecil, dia tentu akan menjelaskan semuanya dengan rinci dari awal pertemuan dan sepertinya dia juga harus mengundur dulu acaranya untuk bunuh diri, dia harus menjadi pahlawan sekarang untuk orang lain.
TbC
Maafkan typo dan lainya, 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Kesayangan Tuan Axel
RandomAlana Calista seorang wanita patah hati yang dihianati kekasihnya bahkan menjebaknya dalam hutang besar yang harus dia lunasi sendirian, tak lama dia mendapatkan kabar pemecatannya dari tempat dirinya bekerja membuat Alana begitu hancur. Terombang...