part12

1.8K 82 0
                                    

Minggu ini Alana sudah bersiap untuk menemani Samara membaca puisi di sekolah dan dia mengajak Sean, karena anak itu sama sekali tidak mau ditinggal.

"Kalian berdua di rumah jangan nakal ya, jika terjadi sesuatu hubungi mommy cepat dan mommy akan mengantarkan Samara dulu." beritahu Alana yang langsung diangguki oleh dua anak kembar tampan itu.

"Mommy hati-hati ya." ucap Jayden lalu menatap adiknya yang terlihat lesuh, "Kamu jangan gugup jika sudah berada di panggung, tenangkan dirimu dan lakukan yang terbaik."

Samara mengulas senyumnya dan menganggukkan kepalanya mendengar ucapan kakaknya.

"Kamu pasti bisa adik cantikku." semangat Jacob dan membuat Samara semakin mengembangkan senyumnya.

"Terima kasih Kak."

Lalu mereka segera berangkat tapi semuanya terlihat terkejut saat ayah mereka keluar dengan pakaian santainya, tidak biasanya ayah mereka akan bersantai di hari minggu seperti ini.

"Ayo kita berangkat." ajaknya dan membuat anaknya semua bingung.

"Tunggu berangkat ke mana? Aku harus mengantarkan Samara ke sekolahnya" ucap Alana yang bingung.

"Tentu saja ke sekolahnya Samara, memangnya kau pikir akan ke mana?" Axel menatap Alana malas.

"Jadi Tuan sungguh akan mengantarkan Samara ke sekolahnya, apakah Tuan akan ikut menonton dia membawakan puisi juga?" tanya Alana memastikan dan penuh harap.

"Iya, anakku mengatakan ingin daddynya datang bukan? Maka aku akan datang untuknya kali ini." ucap Axel dengan lembut dan Samara memekik begitu senang serta memeluk pinggang ayahnya begitu erat.

Sedangkan si kembar terlihat melongo melihat nada bicara ayah mereka yang terdengar lembut dan hangat, Alana tersenyum senang karena Axel mau mendengarkannya setelah beberapa hari yang lalu Alana memandangnya cukup sinis,   dan membuat Axel entah mengapa dia tidak nyaman padahal biasanya dia tidak peduli.

"Terima kasih Daddy, aku sangat sayang Daddy." Samara bahkan meneteskan air matanya.

"Hei sayang, kenapa menangis?" tanya Axel lembut dengan membungkukkan badannya dan menghapus air mata anaknya, "Jangan menangis nanti kamu tidak cantik sayang."

Samara semakin menangis dan membuat Alana mengomelinya, "Tuan apa yang kau lakukan, lihat Samara menangis."

"Sayang sudah berhenti menangis, Mommy mu akan memarahi daddymu terus." bujuk Axel dengan nada yang dibuat seramah mungkin agar anaknya tidak takut.

"Aku kira Daddy tidak peduli denganku, Daddy tidak mau datang ke selolahku karena mungkin aku tidak penting untukmu daripada selember kertas kerjamu tapi ternyata Daddy tetap mempedulikanku, terima kasih Daddy." ucap Samara dengan sesenggukan dan Axel langsung memeluk anaknya, hatinya merasa tercubit saat anaknya mengeluarkan seluruh isi hatinya, dia menyadari betapa dirinya yang jahat dan egois.

"Sayang kamu dan semua saudaramu adalah sesuatu yang paling berharga dan terpenting dalam hidup daddy daripada selember kertas kerja daddy walaupun kertas kerja tetap penting untuk mendapatkan uang, jadi jangan menangis lagi ya daddy ada di sini dan akan menemanimu sampai acara selesai." ucap Axel dengan tersenyum lembut dan memeluk anaknya erat.

"Aku tidak menyangkah Daddy bisa bercanda juga." bisik Jacob pada Jayden yang langsung diangguki setuju oleh Jayden yang masih terkejut melihat perubahan ayahnya yang dari bersikap dingin menjadi hangat.

Bisikannya bisa Axel denger, membuat Axel tertawa kecil dia ternyata sangat kaku rupanya.

"Aku sangat senang." Samara menghapus air matanya kasar dan Axel segera menghapusnya dengan lembut.

Pengasuh Kesayangan Tuan AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang