part9

1.7K 75 1
                                    


Selesai sarapan bersama mereka mengantarkan Sarah ke bandara, Sean digendong oleh Alana anak itu terlihat manja dengan pengasuhnya.

"Aunty hati-hati di sana, jika sudsn sampai jangan lupa untuk mengabari." ucap Jayden.

"Pasti aunty akan segera mengabari, kalian jaga diri kalian dengan baik, jangan nakal dengan mommy Alana dan jangan lupa untuk selalu belajar serta istirahat." pesannya.

"Tentu Aunty aku mengerti." ucap Jacob mewakili ketiga saudaranya.

"Dah aunty ku yang cerewet." ledek Sean dan Sarah tertawa kecil dengan mencubit pipi anak itu pelan.

"Mommy aku dicubit." aduhnya.

"Kamu juga menggoda Aunty." Alana tertawa kecil.

"Hati-hati kak, jika terjadi sesuatu jangan lupa untuk menghubungiku." ucap Axel serius pada kakaknya.

"Iya aku mengerti Xel, tidak perlu khawatir." Sarah mengulas senyumnya lalu memeluk adiknya serta berbisik pelan, "Ingat taruhan kita, jika tidak ingin kalah jangan jatuh cinta padanya."

"Tidak akan!" Axel masih kekeh dengan pendiriannya dan membuat Sarah terkekeh.

"Baiklah aku akan menunggunya, aku yang menang atau kau yang kalah." Sarah menyeringai lalu memeluk satu persatu keponakannya dan mengabaikan Axel yang mendecih pelan mendengar ucapan kakaknya, lalu anak-anaknya serta Alana yang bingung dengan pembicaraan adik dan kakak itu.

"Alana jaga mereka ya dan titip Axel juga, jika dia lupa makan tolong ingatkan." pesan Sarah pada Alana.

"Baik Kak." Alana mengangguk mengerti soal tugasnya berbeda dengan maksud Sarah yang menginginkan hal lebih darinya dengan menjaga adik serta keluarga kecilnya.

Axel menatap kakaknya malas dan seolah tahu rencana kakaknya yang menginginkannya untuk dekat dengan Alana, menurutnya hanya karena Alana memiliki kemiripan dengan istrinya, itu tidak menjamin dirinya serta hatinya bisa menggantikan posisi istrinya di hatinya, dia bingung apakah kakaknya itu tidak mengerti perasaannya.

Setelah itu Sarah pergi dan mereka semuanya pulang. Saat di rumah, Alana mengajak ke empat anak-anak yang sedang berlibur itu mengerjakan kegiatan yang menyenangkan, seperti membuat cookies bersama, awalnya karena Sean yang meminta.

Mereka membuat adoanan bersama, lalu mencetak dengan bentuk hewan yang lucu ditambah dapur milik Axel itu sangat lengkap semua perabotan memasak ada.

Axel hari ini juga memilih untuk mengambil libur, hanya untuk memperhatikan senyum anak-anaknya mengembang dan membayangkan mendiang istrinya benar-benar ada tengah bermain dengan anak mereka, lewat Alana sebagai perantaranya.

"Apa benar wanita itu yang kau kirim untuk menjaga anak-anak sayang?" batinnya berbicara.

Dan dari hari itu Alana melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, dari mengasuh Sean sampai ketiga saudara anak itu yang ikut-ikutan meminta untuk diperhatikan.

Di pagi harinya Alana akan menyiapkan semua sarapan sesuai dengan permintaan anak-anak yang ingin makan apa hari itu.

Hubungannya dengan Axel tentu saja terkesan datar sama sekali tidak ada perkembangan, menurut Alana, Axel tetap menatapnya sebagai wanita jahat yang ingin meracuni anak-anaknya hal yang tidak baik. Aneh sekali memang pemikiran pria itu.

Meskipun begitu Axel akan selalu datang di meja makan untuk menikmati sarapan yang Alana buat, apapun yang dia masak Axel akan makan dengan tenang di sana, tidak berkomentar apapun.

Tanpa Alana ketahui, secara tidak sadar dia mengobati rasa rindu Axel pada mendiang istrinya lewat masakan serta wajah mereka yang hampir mirip satu sama lain meskipun senyum mereka berbeda.

Pengasuh Kesayangan Tuan AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang