part10

2K 90 1
                                    

Kau jangan pernah sekalipun memukulnya!" ucapnya begitu dingin, lalu security datang untuk menahan Eric.

"Amankan dia, pria ini meresahkan dan berniat memukul setelah dia menghina kekasihku." ucapnya begitu dingin serta serius. Alana terkejut bukan main mendengar dia disebut kekasih oleh Axel, dia berpikir apa pria itu tidak terbentur kepalanya.

"Kekasihmu itu yang memukulku, aku akan laporkan sebagai tindak kekerasan." Eric tidak terima dituduh seperti itu.

"Silahkan, maka aku akan menuntutmu dalam kasus penipuan, kau juga menghinanya mari kita lihat kau yang menang atau aku yang menang." ucap Axel tegas serta penuh intimidasi.

Lalu para security segera membawa Eric pergi sebelum membuat kekacauan karena dia memberontak ingin memukul.

"Selesai, lanjutkan belanjamu." perintah Axel dan aura dinginnya yang membuat Alana tersentak, lalu segera menyelesaikan urusan berbelanjanya.

Selesai dengan semuan belanjaannya yang cukup banyak mereka segera membayarnya da pulang, saat itu juga tidak ada pembicaraan apapun hingga mobil Axel berhenti di kedai es krim yang biasanya Alana datangi.

"Ayo turun." ajak Axel, Alana yang bingung dan tidak tahu apa tujuan Axel mengajaknya masuk ke kedai es krim, lebih memilih untuk menurut.

Alana masih dalam perasaan yang buruk setelah bertemu dengan Eric mantan kekasihnya itu.

"Satu es krim rasa coklat strawberry dan satu es krim vanila." ucap Axel mengatakan pesanannya.

Sambil menunggu es krim nya datang, dia memperhatikan Alana yang melamun. "Apa yang kau pikirkan?"

Pertanyaan Axel, serta suaranya yang memecah keheningan yang terjadi diantara mereka berdua membuat Alana tersadar dari lamunannya dan mengangkat wajahnya, "Tidak ada Tuan, terima kasih untuk semuanya."

Lalu datanglah pesanan mereka, "Ini makanlah, siapa tahu perasaanmu akan jadi lebih baik."

Es krim strawberry membuat Alana terkejut, dia sedikit bingung bagaimana Axel mengetahui dia menyukai es krim strawberry.

"Sekarang ceritakan apa yang terjadi dan siapa pria itu?" tanya serius.

"Mantan kekasihku, dia menipu, menjebakku dalam sebuah hutang dengan menggunakan atas namaku, tapi aku berani bersumpah aku tidak pernah menggunakan uang itu Tuan. Dia mengatakan uang itu untuk modal usahanya dan menikahiku, tanya nyatanya dia justru menikah dengan selingkuhannya yang tengah hamil muda. Aku marah tentu saja, aku mengacau waktu itu dipesta pernikahannya tapi dia justru merendahkanku sebagai wanita yang kaki. Selama lima bulan aku mencicilnya hingga aku kekurangan uang dan pria itu pergi menghilang tidak mau bertanggungjawab. Hari di mana aku bertemu Sean adalah hari aku dipecat, aku sangat bingung bahkan memutuskan untuk bunuh diri, hanya saja Sean menggagalkannya." cerita Alana dengan memakan es krim nya serta menangis menceritakan kisah hidupnya yang pahit.

"Kau bodoh!" dua kata itu meluncur dari mulut Axel. Dia sungguh tidak menyangka wanita itu punya kisah yang miris soal percintaannya bahkan sampai membuatnya ingin menyerah.

"Iya aku tahu aku sangat bodoh hingga memberikan kepercayaanku padanya, aku sangat menyesal dia yang aku kira baik, ternyata bukan orang yang baik." ucap Alana lesuh.

"Kau bodoh membuang banyak waktumu untuk orang sepertinya dan yang terbodoh kau sampai menyerah pada hidupmu. Alana kau tahu hidup memang sulit tapi menyerah bukan menjadi akhir segalanya." ucap Axel lembut, Alana dibuat terkejut saat mendengar nada suara Axel yang tidak dingin serta mata tajamnya berubah sangat teduh, itu membuat hatinya menghangat. "Mulai saat ini katakan padaku jika dia mengganggumu, karena kau karyawan ku aku bertanggung jawab penuh padamu ditambah Sean pasti akan sedih jika Mommy  kesayangannya, diperlakukan seperti itu oleh orang brengsek."

"Iya Tuan, terima kasih banyak untuk semuannya maaf kejadian tadi membuatmu tidak nyaman." sesal Alana karena harus menyeret Axel dalam masalahnya.

"Tidak masalah, habiskan es krimmu." ucap Axel dingin dan Alana tersenyum tipis, lalu menikmati es krimnya.

Axel kembali memperhatikan dirinya tanpa dia sadari saat Alana makan es krim dengan belepotan Axel segera membersihkannya dengan ibu jarinya dan membuat Alana terpaku, "Astaga kenapa makanmu seperti anak kecil, Sean bahkan tidak pernah belepotan sepertimu."

"Maafkan aku Tuan." Alana panik dan langsung membersihkan kasar bibir walaupun sudah bersih.

"Terlambat aku sudah membersihkannya." Axel tertawa kecil dan membuat Alana kembali terpaku, "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Tidak ada, jika Tuan tersenyum, Tuan terlihat lebih ramah dan tampan maaf aku hanya berbicara jujur." ucap Alana pelan.

"Memang jika aku tidak tersenyum wajahku seperti apa?" tanya Axel.

"Menakutkan, Sean pernah mengatakan padaku jika daddynya itu ayah yang suka marah-marah dan membuat kakak perempuannya suka bersedih." jawab Alana. "Perbaiki sikap anda Tuan, agar anak-anak nyaman luangkan waktu anda sebentar, ajaklah mereka liburan anak mengatakan padaku jika mereka ingin pergi ke pantai, hanya saja takut anda menolak jadi mereka tidak berani mengatakannya."

Alana tidak berbohong, itu memang keingin anak-anak Axel hanya saja mereka takut mengutarakan ditambah Axel yang sangat sibuk bekerja.

Ucapan Alana menyentak perasaan Axel, dia tidak sadar jika dirinya sudah membuat batasan dan terlalu dingin ke pada ke empat anak-anaknya.

"Aku akan memikirkannya." ucap Axel tanpa ekspresi tapi Alana yakin Axel akan memikirkan semuannya.

"Terima kasih Tuan." Alana tersenyum tipis.

Lalu selesai makan mereka segera pulang ke rumah, saat sampai di rumah Alana melihat Sean yang mengambek padanya.

"Mommy ke mana saja dengan Daddy, kenapa tidak mengajakku?" tanyanya cemberut.

"Mommy berbelanja tadi, lalu kamu terlihat tidur nyenyak bagaimana Mommy bisa tega membangunkanmu?" ucap Alana lembut menenangkan Sean, "Maafkan Mommy ya, sebagai permintaan maaf Mommy, Mommy membawakan es krim untuk Sean."

Alana memberikan es krim yang tadi sempat dibeli dulu oleh Axel untuk ke empat anaknya.

"Aku tidak dibelikan juga Mommy?" tanya Samara pelan.

"Samara tentu saja dapat sayang, Jacob dan Jayden juga." Alana memberikan es krim yang lain pada ketiga anak itu.

"Terima kasih Mommy." ucap mereka kompak.

"Sebenarnya bukan Mommy yang memberikannya, ucapan terima kasih pada Daddy kalian, dia yang membelikannya." ucap Alana dengan tertawa kecil.

"Terima kasih Daddy." ucap ke empatnya, Axel menganggukkan kepalanya lalu membawa belanjaanya ke dalam dapur.

TbC
Maafkan typo dan lainnya.

Pengasuh Kesayangan Tuan AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang