8

491 69 12
                                    

Mingi benar-benar membelikan ponsel baru untuk Yunho, dan yang membuat Yunho tercengang adalah Mingi membelikannya ponsel mahal keluaran terbaru. Yunho seketika merasa ia tidak bisa menerimanya, dan berfikir untuk menggunakan ponsel lamanya saja dan menghapus semua social medianya serta menggantinya dengan nomor baru.

"M-mingi.. Maaf.. Tapi sepertinya aku tidak bisa menerima ini. Ini ponsel keluaran terbaru, dan aku tahu ini sangatlah mahal. Lebih baik ku gunakan ponsel ku yang lama saja, nanti aku akan hapus data ku dan mengganti nomor baru saja." Yunho mengulurkan tangannya yang memegang tas berisi ponsel baru kepada Mingi. Mingi menatapnya bingung.

"Kenapa kau kembalikan? Aku memberikan ponsel itu untukmu, tentang harga kau tidak perlu pikirkan. Harga ponsel itu bukan apa-apa dibanding apa yang dilakukan orang tuamu pada keluarga ku. Kami lah yang berhutang budi padamu dan orang tuamu Yunho. Jadi kumohon terima lah." Mingi menolak menerima tas berisi ponsel baru yang baru dia belikan.

"Tapi Mingi.. Kebaikanmu selama ini ku rasa sudah cukup untuk melunasi hutangmu pada orang tua ku, aku tidak bisa menerima barang mewah seperti ini. Bagaimana pun aku sekarang hanya orang biasa, aku tidak ingin hidup dengan kemewahan lagi, hidup sederhana adalah yang terbaik." Yunho menunduk.

"Yunho.. Dengarkan aku." Mingi memegang pundak Yunho dan membuat Yunho menatapnya.

"Anggap saja ini hadiah dariku atas keberhasilanmu berjuang hingga sejauh ini, dan anggap ini hadiah dari ku karna kau sudah bekerja dengan baik di hari pertamamu bekerja. Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik Yunho, jadi ku mohon terima hadiah dari ku, hm?" Yunho akhirnya menggangguk pelan.

"Tapi hanya kali ini saja ya, kau membelikanku barang mewah seperti ini, aku tidak ingin kau menghambur-hamburkan uangmu dengan barang-barang seperti ini. Kau lebih baik menabung uang mu untuk masa depanmu Mingi." Yunho menatap Mingi. Dan Mingi tersenyum.

"Baiklah, aku berjanji. Ah iya, aku sudah memasukkan nomor ponselku disana, jadi jika kau butuh apa-apa, kau bisa menghubungiku di nomor dial 1." Yunho mengangguk mengerti.

"Terima kasih Mingi, maaf merepotkanmu." Yunho merasa tidak enak pada Mingi.

"Tidak merepotkan kok." Mingi tersenyum sangat tampan, membuat Yunho terpaksa mengalihkan pandangannya karena takut Mingi menyadari dirinya tersipu setiap melihat senyum itu.

"Mingi sebagai rasa terima kasih ku, mau kah kau makan malam di rumah ku? Aku akan memasak untukmu, ya walaupun aku hanya bisa memasak sesuatu yang sederhana, tapi.. Apa kau mau makan malam di rumahku?" Pipi Yunho merona ketika mengajak Mingi makan malam di rumahnya.

"Tentu.. Nanti jam 7 malam aku akan ke rumah mu. Apa aku perlu berdandan?" Mingi menggoda Yunho.

"A-ah tidak perlu Mingi, hanya makan malam biasa tidak perlu seformal itu." Yunho memainkan jarinya karena gugup. Mingi yang melihat tingkah menggemaskan Yunho hanya bisa tersenyum.

"Terkadang kau terkihat seperti remaja berumur 20an tahun." Yunho menatap bingung Mingi.

"Maksudmu?" Yunho terlihat tak mengerti.

"Ya.. Bagaimana seorang pria berusia 33 tahun masih terlihat sangat menggemaskan seperti ini?" Pipi Yunho merona.

"Berhentilah menggodaku Mingi." Cicit Yunho. Mingi yang tak kuasa menahan gemas hanya mencubit pelan pipi Yunho.

"Kau sungguh menggemaskan." Yunho memukul lengan Mingi.

"Hentikan Song Mingi.. Kau terlalu sering menggoda ku." Yunho menunduk.

"Reaksimu saat aku menggodamu sangatlah menggemaskan. Karena itu aku sering menggodamu." Mingi mengusap kepala Yunho.

"Aku bukan anak kecil Mingi." Yunho menghindari kontak mata dengan Mingi, jantungnya berdegup kencang saat ini.

"Lalu?"

"Jangan memperlakukan aku seperti anak kecil." Gumam Yunho.

"Tidak mau, kau akan selalu ku perlakukan seperti anak kecil yang menggemaskan." Mingi tersenyum.

"Aku sudah 33 tahun Mingi." Yunho merengek.

"Lantas?"

"Aku bukan bayi yang bisa kau perlakukan seperti anak kecil." Yunho mendengus.

"Kalau begitu jadilah bayi, dan aku akan memanggilmu my baby." Yunho terkejut dan jantung Yunho berdegup semakin kencang, ia hanya bisa berdoa semoga Mingi tidak mendengar degup jantungnya uang begitu cepat.

"B-bercandamu tidak lucu Song Mingi."

"No, aku tidak bercanda. Baby." Jantung Yunho rasanya ingin copot dan Yunho tak dapat menutupi rona merah dipipinya. Mingi benar-benar membuatnya salah tingkah.

"Demi tuhan Song Mingi. Berhenti menggodaku seperti itu." Yunho menutup wajahnya dengan telapak tangannya, sebelumnya Yunho memukul lengan pria tampan di hadapannya ini.

"My baby..." Mingi terus menggoda Yunho.

"Aish Song Mingi menyebalkan." Yunho berlari menjauh dari Mingi sambil menutup wajahnya yang memerah menahan malu.

"Hati-hati baby nanti kau tersandung bila berlari sambil menutup wajahmu." Mingi menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa pelan.

"Jeong Yunho.. Kau benar-benar menggemaskan."

Tbc
Hai update nih
Jangan lupa Vote + Comment
(*'︶'*)♡Thanks!
-voyez

Cieee Yunho salting dipanggil baby sama orang seganteng Mingi 🥲 apa ga meleyot?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cieee Yunho salting dipanggil baby sama orang seganteng Mingi 🥲 apa ga meleyot?

WAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang