35

449 37 2
                                    

🚨WARNING⛔
🔞 Smut

Mingi melingkarkan lengan kekarnya pada pinggang Yunho, dan menarik tubuh Yunho untuk duduk dipangkuannya, Yunho melingkarkan kedua tangannya pada leher Mingi.

Bibir mereka tengah bertautan dan saling melumat satu sama lain, kecupan demi kecupan serta lumatan demi lumatan mereka lakukan hampir sekitar 5 menit lamanya, hingga membuat bibir keduanya membengkak dan memerah oleh ciuman mereka.

"Mingi apa tidak sebaiknya kita pindah ke kamar?" Yunho berbisik pada Mingi setelah mereka melepas ciuman panas mereka.

"Kenapa hm?" Tangan besar berurat itu pun menangkup bongkahan kenyal milik Yunho dibawah sana dengan memberikan sedikit pijatan disana.

"Nanti.. Kita kedinginan. Atau.. Mungkinpingsan karena panas." Mingi terkekeh pelan namun akhirnya menuruti kemauan kekasihnya ini.

"Baiklah tuan putri."

Mingi mengecup bibir Yunho dan membawanya ke dalam kamar dalam keadaan bugil tanpa sehelai benang pun, beruntung Mingi telah menyewa kamar private dengan pemandian air panas di dalamnya, jika tidak? Mungkin Yunho dan Mingi sudah menjadi pusat perhatian karena berjalan-jalan tanpa busana dengan posisi Mingi yang menggendongnya seperti koala.

Sesampainya di kamar, Mingi menidurkan Yunho  di ranjang mereka, kini Mingi tengah mengukung tubuh indah Yunho yang berada di bawahnya. Mata elang milik Mingi pun memperhatikan setiap detail dan lekuk pada tubuh Yunho yang ternyata sangat menajubkan. Yunho lebih indah dari yang ia bayangkan.

Kulit putih susu yang halus dan lembut dengan hiasan merah muda di setiap detail tubuhnya membuatnya begitu menggoda. Bagaimana seorang pria dewasa bisa seindah dan secantik ini? Jujur saja, Mingi tak pernah membayangkan tubuh pria dewasa lain, bahkan tertarik pun tidak. Karena ia berpikir sama saja. Namun ternyata Yunho merusak ekspektasinya dengan tubuh cantik miliknya.

Pipi tembam yang merona, dan warna merah muda pada puting hingga kejantannya yang sangat bersih membuat Mingi tak habis pikir. Apakah ini nyata? Ini terlalu tak nyata untuk jadi kenyataan.

"Aku rasa tuhan sedang bahagia ketika menciptakan dirimu" Ucap Mingi.

"Maksud mu?" Yunho terlihat bingung.

"Karena kau begitu indah Yunho, sangat indah." Pipi Yunho bersemu.

"Berhentilah menggombal dan lakukan Mingi." Mingi tersenyum dan kembali menautkan bibir mereka, ciuman mereka kini lebih menuntut dan Mingi melebarkan kedua kaki Yunho.

Jujur keduanya begitu gugup karena ini adalah pertama kalinya mereka akan melakukan intimasi. Mingi menurunkan ciumannya kepada leher jenjang milik Yunho dan membuat beberapa tanda kepemilikan disana, Mingi melepas ciumannya dan membuka laci di meja nakas samping tempat tidur mereka, Mingi mengambil sebotol lube dan juga kondom dari dalam sana.

Yunho mencoba tenang melihat kenjantanan Mingi yang kini telah berdiri tegak di bawah sana dengan ukuran yang jauh lebih besar dari miliknya. Yunho meneguk ludahnya kasar, apa iya benda sebesar itu akan memasuki tubuhnya? Apa kah muat dengan ukuran sebesar itu.

Melihat Yunho tegang, Mingi mencoba mengalihkan perhatian Yunho dengan melumat puting milik Yunho dan memainkan puting merah muda itu dengan lidahnya yang berhasil membuat Yunho menggeliat pelan menahan nikmat luar biasa yang ia rasakan.

Setelah menuangkan lube pada tangan dan juga lubang senggama Yunho, perlahan jari besar itu memasuki lubang Yunho, Yunho merasakan perih pada bagian bawahnya, namun perlahan rasa sakit itu berubah menjadi kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Satu jari, dua jari, hingga akhirnya tuga jari berhasil memasuki lubang Yunho.

WAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang