22

462 49 4
                                    

Yeosang dan San sedang melakukan pekerjaannya, sesekali mereka beristirahat karena hari ini cukup panas, mereka banyak berkeringat. Yeosang menghela napasnya panjang.

"Hah.. Mengapa panas sekali hari ini? San, apa kau tidak panas?" San menghentikan kegiatannya sejenak dan menatap sahabatnya.

"Panas, hanya saja aku ingin cepat semua selesai, sehingga aku bisa cepat beristirahat." Yeosang mengangguk.

"Benar juga, baiklah ayo kita cepat selesaikan, panas ini menyiksaku." San merotasikan matanya.

"Anak orang kaya sepertimu pasti tak terbiasa panas-panasan seperti ini." San mencibir Yeosang.

"Diamlah, kau sendiri anak orang kaya, kau lupa? Walaupun kau memang lebih tahan panas dari pada aku." Yeosang memotong rumput sambil mencebikkan bibirnya. San hanya tersenyun dan menggeleng.

Setelah setengah jam berkutat dibawah teriknya matahari mereka akhirnya selesai mengerjakan pekerjaannya. Sungguh pekerjaan ini menyenangkan, hanya saja Yeosang benci panas. Berbanding terbalik oleh San yang tak menyukai suhu dingin.

"Ah! Selesai juga akhirnya, panas ini benar-benar menyiksaku, dan aku harus bertahan selama 3 bulan seperti ini, ah sungguh cobaan." Yeosang menidurkan tubuh lelahnya pada koridor luar penginapan yang terbuat dari kayu.

"Berhentilah mengeluh, kau ini." San menjitak pelan kening Yeosang dan membuat Yeosang mengaduh pelan.

"Aw! Hei kau sendiri sering mengeluh ketika musim memasuki musim dingin." San membuang mukanya, karena apa yang dikatakan Yeosang itu benar.

"Kalian sudah selesai?" Sebuah suara mengagetkan mereka, Yeosang membangunkan tubuhnya dan melihat disana ada Wooyoung yang sedang membawa potongan semangka dan juga beberapa camilan lainnya bersama sedikit minuman dingin.

"Wooyoung? Kenapa kau kesini? Apa dapur sedang tidak sibuk?" Wooyoung tersenyum dan menggeleng. San menatap senyuman Wooyiung yang begitu manis, membuat hatinya seperti terkena hembusan angin yang menyegarkan.

"Dapur sedang santai, karena tidak terlalu banyak pengunjung. Ini, makanlah, kalian pasti lelah, ditambah lagi cuaca hari ini sangat panas, semoga dengan sedikit camilan dan buah serta minuman dingin ini dapat mengurangi dahaga kalian. Aku harus kembali, sebelum Park Seonghwa mencariku." Wooyoung kembali tersenyum.

"Terima kasih Wooyoung." Ucap Yeosang dan San bersamaan. Wooyoung mengangguk dan mencuri pandangan kepada San yang sedari tadi menatapnya, dan Wooyoung tersenyum pada San. San pun membalas senyuman Wooyoung, kemudian Wooyoung pergi dari sana.

"Hei.. Berhentilah menatapnya seperti itu, kau ini. Jika kau tertarik padanya, kenapa tidak kau coba mendekatinya." Perkataan Yeosang membuat dia terkejut.

"Aku memang tertarik padanya, tapi hanya sekedar itu saja." Yeosang tertawa.

"Tapi tatapanmu tak mengatakan seperti itu Choi San. Aku tahu mungkin kau merasa menyukai pria itu hal taboo. Tapi kau tidak pernah tau pada siapa hatimu jatuh cinta bukan?" San terdiam mendengar ucapan Yeosang.

San sendiri memang belum tahu perasaan apa ini. Oleh karena itu dirinya tak mau gegabah. Biarkan dirinya memantapkan hatinya terlebih dahulu. Dia tidak ingin menyakiti Wooyoung.

---------------------------------------------------------------------------

Yunho hari ini sudah dapat pulang, tubuhnya sudah pulih sekitar 80% hanya perlu rajin melakukan kontrol rutin setiap bulannya. Mingi membantu Yunho membereskan barang-barangnya.

Beberapa bulan ia habiskan di rumah sakit, sepertinya sekitar 4 atau 5 bulan dirinya dalam pemulihan. Dan beruntungnya setelah pengecekan total, retak pada tubuhnya sembuh dengan sendirinya dengan perbaikan nutrisi dan kalsium yang cukup sehingga pulih lebih cepat.

Yunho yang masih duduk di kursi rodanya melihat Mingi membereskan barang-barang miliknya. Mingi begitu tampan, siapa sangka dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria, dan pria itu adalah Mingi, seseorang yang sempat membentaknya ketika ia hampir mengakhiri hidupnya.

Dan ternyata dibalik wajahnya yang terlihat mengintimidasi, Mingi adalah orang yang sangat baik. Tak heran banyak yang senang bekerja dengannya. Mingi adalah orang yang dapat diandalkan.

"Yunho.. Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" Yunho terlalu asyik dengan pikirannya sehingga ia tak menyadari kehadiran Mingi di hadapannya.

"Ah! Tidak.. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu?" Tangan cantik Yunho mengusap rambut Mingi.

"Memikirkan apa hm?" Mingi memegang tangan Yunho dan mengecupnya.

"Mengapa tunanganku ini begitu tampan. Hanya itu." Mingi terkekeh pelan.

"Apa kau baru menyadari bahwa diriku tampan?" Yunho tertawa.

"Tidak, sudah dari awal ku bertemu denganmu ku lihat dirimu sangat tampan. Walaupun kau terlihat galak." Mingi tersenyum.

"Kau tau Yunho? Aku sangat bahagia kau sudah dapat pulang dari rumah sakit, aku bersyukur dirimu pulih dengan cepat. Aku bangga padamu. Semangatmu untuk sembuh dan hidup lebih baik membawamu menjadi seperti sekarang, kau sudah sehat Yunho. Aku berjanji akan menemanimu saat persidangan nanti. Ambilah hak mu Yunho. Biarkan manusia brengsek itu mendapat hukumannya dan kau mendapatkan kembali hak mu. Yaitu nama baikmu dimata semua orang, kesehatan mentalmu dan juga kau berhak memberikan hukuman pada orang yang telah menyakitimu bertubi-tubi. Rowoon harus mempertanggungjawabkan perbuatannya." Yunho mengangguk.

"Temani aku menghadapinya, jujur ku takut goyah, karena aku tak tau kondisi mentalku saat ini. Tolong bimbing aku Mingi. Supportmu yang paling membantuku melewati semua ini." Mingi mengangguk dan mengecup kening Yunho.

"Ayo kita hadapi ini sama-sama, yang lain juga pasti mendukung penuh dirimu." Yunho memeluk Mingi.

"Terima kasih Mingi." Mingi mengusap punggung Yunho.

"Sama-sama sayang." Mingi melepas pelukannya dan mengusap pipi Yunho, pipi gembilnya sudah kembali. Yunho terlihat sangat cantik.

"Kau benar-benar cantik Yunho." Yunho memerah.

"Gombal."

"Aku berkata jujur Yunho, kau telah kembali sehat, dan lihat pipi ini, menggemaskan." Mingi mengecupi pipi gembil Yunho.

"Mingi.. Hentikan, kau membuatku malu." Yunho menutup wajahnya yang memerah dan begitupun kupingnya yang ikut memerah.

"Haha baiklah, ayo kita pulang, yang lain pasti sudah menununggumu di rumah." Yunho memgangguk sambil mengintip dari balik tangannya yang masih menutupi wajahnya.

'Song Mingi menyebalkan, mengapa setiap dirinya menggombal aku selalu salah tingkah. Salahkan mulut manisnya itu, aku tak pernah semalu ini dipuji oleh pria lain, hanya Mingi yang membuatku seperti kepiting rebus setiap dirinya memujiku. Tuhan, tolong selamatkan hati dan jantungku dari gombalan seorang Song Mingi' - Yunho


Tbc
Hai update nih
Jangan lupa Vote + Comment ya
(*´︶'*)♡Thanks!
-voyez

TbcHai update nihJangan lupa Vote + Comment ya(*´︶'*)♡Thanks!-voyez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Yunho pulang juga tinggal sidang sama Rawon nanti 🥺🥺

WAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang