26

400 49 3
                                    

Persidangan kedua pun dimulai hari ini. Seperti sidang sebelumnya, banyak media yang meliput sidang terbuka ini. Yunho kini sudah bisa berjalan kembali tanpa kursi roda, sebulan terakhir banyak sekali pertanyaan yang mengganggu pikiran Yunho.

Salah satu contohnya, apakah setelah sidang ini berakhir, dirinya dapat hidup dengan tenang? dan bagaimana putusan hakim tentang hukuman yang akan dijatuhkan kepada Rowoon? dan yang terakhir, bagaimana dengan Yeri dan Ryujin? pikiran itu sering memenuhi kepala Yunho. Namun, ia akan tetap berjuang mendapatkan hak nya sebagai korban dari kasus Rowoon ini. Dirinya telah lama merasakan sakit, bahkan ia hampir menghilangkan nyawanya sendiri.

Setelah dipikir-pikir dirinya merasa sangat bodoh, dirinya yang lalu mudah sekali menyerah dengan keadaan, seandainya sejak awal ia ingin berjuang untukmendapat keadilan, harusnya kasus ini tidak berlarut-larut seperti sekarang. Namun, ia yang bungkam karena merasa tak ada yang membelanya, membuatnya begitu takut untuk menyuarakan kebenaran yang ada. Dan kini, dimana dirinya hampir 2x menjemput maut, justru baru tersadar bahwa kebenaran akan selalu terungkap jika kita berusaha.

Mingi yang berada disampingnya selalu memberinya kekuatan untuk menghadapi segala rintangan yang ada. Tak hanya Mingi, tetapi Hongjoong, Seonghwa, Wooyoung, San, Jongho dan Yeosang beserta kedua orang tuanya banyak membantu dirinya. Ia sangat bersyukur akan itu. Yunho cukup gugup untuk sidang keduanya ini.

Mingi yang melihat Yunho begitu tegang, mencoba membuatnya lebih tenang. Mingi merangkul pundak Yunho dan memijat pelan bahu kekasihnya itu dengan lembut. Yunho melihat ke arah Mingi dan Mingi tersenyum hangat padanya.

"Tidak perlu gugup, aku yakin pasti semua akan baik-baik saja dan semua akan berjalan lancar." ucap Mingi. Yunho pun mengangguk mengerti. Dirinya jadi lebih tenang sekarang.

Persidangan dimulai dan para saksi mulai memberikan kesaksian mereka. Mingi menatap Rowoon yang kini hanya bisa tertunduk lemas saat mendengar cacian dan makian dari para reporter.

Rowoon kini sangat dibenci oleh media dan juga masyarakat. Saat kedoknya terbongkar banyak masyarakat yang menuliskan kekecewaan mereka dan sangat menyesal mengidolakan Rowoon.

Karirnya telah hancur berantakan, serta namanya kini tercoreng, Rowoon tak dapat berbuat apa-apa. Dia harus menanggung segala perbuatannya. Rowoon mengedarkan pandangannya pada Yunho dan Yeri. Yunho adalah orang yang ia cintai, namun cintanya hanya obsesi belaka yang membuatnya bertindak tak manusiawi.

Sedangkan Yeri, Yeri adalah seorang wanita yang sangat tulus mencintainya, bahkan saat ini mata mereka bertemu dan Rowoon dapat melihat bagaimana terlukanya Yeri, dan anak yang digendongan Yeri adalah anaknya, darah dagingnya. Rowoon melihat bayi itu yang seperti melihat kearahnya. Tiba-tiba air matanya jatuh, betapa bodoh dirinya membuang orang yang benar-benar tulus mencintainya demi obsesi dan ketenaran belaka.

Anak itu adalah hasil hubungannya dengan Yeri, anak itu darah dagingnya, namun mengapa dirinya tak mau mengakuinya. Anak itu tidak berdosa, dan kini anak sekecil itu harus tumbuh tanpa sosok Ayah. Yeri memeluk bayinya dan menangis. Rowoon merasa hatinya tercabik-cabik. Mengapa baru sekarang dirinya sadar? Kenapa?

Sesuai putusan Hakim, Rowoon dijatuhi hukuman seumur hidup dan Yeri mendapat hukuman 5 tahun penjara atas berita palsu tentang kehamilannya. Rowoon tak menentangnya, ia hanya menerima semua hasil putusannya, itu bahkan lebih ringan. Mungkin seharusnya ia dihukum mati. Tapi ternyata Yunho berkata untuk memberikan keringanan pada Rowoon yaitu hukuman seumur hidup. Yunho mau Rowoon dapat melihat pertumbuhan sang anak. Bagaimana pun anak ini harus mengetahui siapa ayahnya.

Rowoon menangis, mengapa Yunho masih meringankan hukumannya, dirinya pantas mati. Namun tiba-tiba Yeri datang mendekati Rowoon.

"Rowoon.." Suara Yeri begitu lirih dan bergetar.

"Yeri.." Rowoon menatap Yeri dan sang bayi.

"Apa kau ingin melihat anak kita? Kau ingin menyentuhnya?" Suara Yeri terdengat serak seolah menahan tangisnya.

Rowoon yang didampingi oleh polisi pun mendekati Yeri, dirinya memandang putri kecilnya, tangannya bergetar dan menyentuh pipi sang putri kecilnya, perlahan Rowoon menangis dan terisak. Yeri memeluk Rowoon, dengan Minju diantara mereka.

Minju menangis dan memegang tangan sang ayah. Rowoon tak kuasa menangis sejadi-jadinya, dirinya mengecup kening Minju dan berkali-kali meminta maaf pada Yeri dan Minju.

"Rowoon, anak kita Minju sementara akan dirawat oleh Yunho dan juga calon suaminya, Mingi selama aku menjalani hukuman ku. Ku harap kita bisa menjadi sosok keluarga utuh suatu nanti. Setelah ku selesai masa hukumanku, mungkin aku akan pindah, dan membesarkan Minju dengan baik. Aku hanya mencintaimu Rowoon, jadi aku akan menghabiskan diriku untuk selalu mencintaimu. Dan jika dikehidupan berikutnya aku terlahir kembali, aku berdoa agar aku dipertemukan lagi dengan mu, dengan sosok dirimu yang jauh lebih baik dari pada hari ini. Maafkan aku Rowoon, aku terlalu mencintaimu." Yeri menangis.

"Maafkan aku Yeri, aku begitu bodoh menyianyiakan mu, aku berjanji. Aku akan hidup lebih baik, dan jika dikehidupan berikutnya ku terlahir kembali, aku akan menemukan mu, dan aku akan membalas cintamu dengan sosok terbaik ku. Ku tak ingin kehilanganmu lagi, maafkan aku Yeri. Maafkan aku." Rowoon menangis dipelukan Yeri.

"Di kehidupan berikutnya, kita harus bahagia ya.. Temui aku, cintai aku, habiskan hidupmu denganku dan buat keluarga kecil denganku." Rowoon mengangguk dan mengecup kening Yeri.

"Sampai bertemu nanti, Yeri." Yeri mengangguk dan polisi membawa Rowoon kembali ke dalam ruang tahanan.

Yeri menghapus air matanya dan menghampiri Yunho dengan Mingi yang sedari tadi melihat dirinya dan Rowoon dari jauh. Yeri menyerahkan Minju di gendongan Yunho. Dan Yeri mengecup kening putri kecilnya.

"Tolong jaga anakku Yunho, aku berjanji akan menemuimu setelah masa hukumanku selesai untuk menjemput Minju. Maafkan aku Yunho, dan terima kasih atas bantuan mu. Berbahagialah dengan Mingi, Mingi benar-benar adalah orang tepat untukmu."

"Kau tidak perlu khawatir, putri kecilmu aman dengan kami. Dan maafkan aku, karena hukuman ini, kau harus jauh dari putrimu." Ucap Yunho, dan Yeri menggeleng.

"Tidak Yunho, aku memang pantas mendapat hukuman ini, kau tidak bersalah." Yeri tersenyum kemudian mengusap pipi Minju.

"Minju.. Jangan nakal ya, jangan menyulitkan paman Yunho dan Mingi. Minju harus tumbuh jadi anak yang baik ya nak, maaf kan ibu, ibu berjanji akan kembali." Yeri mengecup kening dan tangan putrinya dan kemudia Yeri pamit untuk ikut dengan polisi ke ruang tahanan.

Mingi dan Yunho menatap kepergian Yeri dengan berat hati, pasti sulit untuk Yeri harus jauh dari anaknya, namun hukuman tetap harus dijalani. Yunho menatap Minju yang sepertinya mulai tertidur karena lelah menangis, Yunho mengusap pipi lembut Minju. Mingi pun merangkul Yunho sambil menatap betapa imutnya Minju.

"Kalian tampak seperti pasangan suami istri." Wooyoung tiba-tiba datang dan bermain dengan pipi Minju.

"Kau ini, apa-apaan." Wooyoung terkekeh.

"Yang Wooyoung hyung katakan ada benarnya hyung." Kini Jongho buka suara, yang lain tertawa melihat wajah Yunho yang kini memerah.

"Sudahlah jangan menggodanya, mari kita pulang." Yang lain mengangguk dan berjalan pulang sambil sesekali mereka mengerubungi Minju yang kemudian dihadiahi jitakan dari Mingi karena Minju yang menangis karena diganggu oleh mereka.



Tbc
Hai update nih
Jangan lupa Vote + Comment ya
(*'︶'*)♡Thanks!
-voyez

TbcHai update nihJangan lupa Vote + Comment ya(*'︶'*)♡Thanks!-voyez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bilang apa?

WAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang