━━━━ 04 :: TOPAZ'S PEARL

202 32 40
                                    

⚖️
━━━━━━━━━━━━━━━━━

UJIAN TULIS, siapa yang tidak berdebar dengan hal tersebut?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UJIAN TULIS, siapa yang tidak berdebar dengan hal tersebut?

[Name] meneguk ludah, dirinya dihadapkan dengan kertas soal dan pena bulu di sampingnya. Ujian pertama untuk masuk ke akademi.

DUAK!

"Capnya dipakai!" Cap .... Alat itu kini dipakai untuk mengkonfirmasi jawaban, yang artinya jawaban itu mutlak dan tidak diperbolehkan diganti.

"Waktu sudah akan habis dan kalian masih ragu-ragu untuk mengkonfirmasi jawaban di kertas kalian?? Sungguh motivasi apa yang kalian simpan untuk masuk ke akademi ini."

"Sungguh menyedihkan. Aku tak bisa membayangkan kalian berkerja dan ragu untuk mengkonfirmasi bukti, bisa-bisa nanti kalian condong pada yang salah kan repot."

Tring!

[Name] menoleh, padahal waktu sebenarnya masih banyak namun sudah ada murid yang selesai? Empat pelajaran sekaligus??

"Bagus sekali Tuan Muda yang membanggakan." Senyum tipis merekah, surai coklat sedikit keriting dengan manik hazel. Rahangnya tegas, dia tidak seputih salju, namun itu yang membuatnya semakin manis.

"Blisseas Xanana." Wow, unik.

"Xanana? Nama yang unik bukan?" [Name] mendengar bisik-bisik dari bangku sebelahnya.

"Tuan muda? Apakah dia seorang aristokrat?"

"Nu uh, aku tidak begitu yakin akan hal itu. Kurasa dia bukan seorang aristokrat karena darah biru. Mungkin karena Orang Tua atau Kakaknya salah satu diantara mereka adalah Divine Visionary, makanya dia disebut aristokrat."

"Kau tau 'kan benefit jika berhasil menjadi Divine Visionary? Sangat sebanding dengan perjuangan untuk mendapatkan gelar itu." [Name] meneguk ludah, dirinya mendengarkan sembari terus mengerjakan ujiannya.

Menjadi Divine Visionary bisa menaikkan status menjadi bangsawan juga?? Tidak hanya bayarannya yang fantastis ternyata. pikir [Name] paham.

Namun, dirinya langsung menggeleng pelan. Walaupun begitu tugas mereka pasti lebih berat, kalau mereka tidak makan gaji buta. Ah, sudahlah.

Tuk tuk tuk

[Name] mendengus puas, dirinya menyelesaikan dengan cepat ujian tulisnya.

Salah seorang pengawas menghampirinya. "Ames ..... " Pengawas itu mencermati lembar soalnya.

"Silakan maju." Manik emasnya langsung berbinar. Dirinya dengan ceria memasuki ujian ke dua.

𝐄nd 𝐨f 𝐁eginning ; mashleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang