1. Hanina Olivia

1.4K 87 14
                                    

Cerita baru dari aku dengan sudut pandang yang baru juga. Sekali-sekali mau coba yang beda. Maafkan kalau ternyata feel nya kurang dapet atau malah nggak dapet sama sekali ya. Aku sudah ikhlas kalau cerita ini nanti gagal. Hahaha...

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

Aku menatap beberapa berkas yang baru saja sampai di tanganku. Hasil pencarian dari orang kepercayaanku. Setelah sekian lama berpisah, akhirnya kami bertemu kembali. Perempuan itu, dia masih saja bisa angkuh dengan keadaannya yang sekarang?

Setelah semua yang dimiliki keluarganya habis, aku harus mengacungkan jempol dia masih baik-baik saja. Menjadi salah satu Asisten Manajer di perusahaan yang cukup bonafit. Bahkan saat dia melihatku, raut wajahnya sama sekali tidak menampakkan keterkejutan.

Hanina Olivia, pengendalian diri perempuan itu memang bukan kaleng-kaleng. Sebenarnya aku sudah melupakannya sejak lama. Mengubur semua tentang Nina, menganggap kalau perempuan itu sudah mati. Namun takdir sepertinya mempermainkan kami.

Bertemu kembali dengan Nina membuat aku semakin merasa kalau Tuhan sedang berpihak kepadaku, atau memang berpihak padaku setelah semua yang kulalui. Yang awalnya aku ingin melupakan semuanya jadi membuatku tertantang untuk mendapatkan Nina kembali. Perempuan angkuh yang tidak bisa hidup tanpa uang.

Aku kembali membaca beberapa informasi tentang Nina. Lulus dari universitas ternama di Jakarta dengan nilai yang lumayan bagus. Mengawali karir dari bawah hingga bisa seperti sekarang, rekam jejak yang bagus. Kehidupan yang cukup bagus sebenarnya, hanya saja terlalu biasa untuk Nina.

Aku melewatkan masa-masa kebangkrutan keluarga Nina karena aku sendiri juga sedang sibuk merintis beberapa bisnisku. Bisnis yang akhirnya berkembang pesat dan membawa aku bertemu kembali dengan cinta masa laluku.

Bergerak di bidang investasi dan pengelolaan dana, sangat amat kebetulan perusahaan tempat Nina bekerja mempercayakan pengelolaan dananya pada perusahaan ku. Itu artinya kami akan sering bertemu.

Ah, aku lupa. Mungkin Nina belum tahu kalau aku pemilik saham terbesar di perusahaan ini. Mungkin Nina pikir aku sama sepertinya, pekerja biasa. Aku tertawa sumbang saat membayangkannya.

"Nina, Nina, otak kamu memang gak pernah berubah dari dulu..." aku bergumam kecil.

Hanina Olivia, perempuan yang tujuh belas tahun lalu sudah mencuri perhatian dan perasaanku saat pertama kali kami bertemu. Dia perempuan yang paling cantik menurutku. Semua yang ada pada Nina sempurna. Hidungnya tidak terlalu mancung, tapi bertengger manis menghiasi wajahnya yang mungil.

Kulitnya putih, bersih, rambutnya hitam panjang bergelombang, kontras dengan kulitnya. Mata indah Nina adalah yang paling aku suka. Mata itu hitam pekat, begitu dalam seolah mampu menarik siapa saja yang menatapnya untuk masuk.

Nina punya sifat pemberani, dia tidak pernah takut pada apapun. Disaat perempuan-perempuan lain seusianya terlalu banyak mencari perhatian kaum Adam, tidak demikian dengan Nina. dia tidak perlu repot-repot mencari perhatian karena dunia berputar di sekeliling Nina.

Nina berasal dari keluarga yang berkecukupan, sangat malah. Ayahnya memiliki beberapa bisnis yang cukup terkenal di tanah air. Pertama kali aku bertemu dengan Nina, tujuh belas tahun lalu saat aku dibawa ibuku ke Jakarta. Saat itu usiaku baru enam belas tahun.

Ayahku sudah tiada sejak aku berusia lima tahun. Selama ini ibuku bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta, di kediaman Nina. Kenakalan remaja membuatku terbaring koma selama satu tahun karena kecelakaan akibat balapan motor liar.

Karena itu ibuku tidak tenang meninggalkan aku bersama dengan kakek nenekku lagi. Jadi dengan izin Dewandaru, ayah Nina sekaligus majikan ibuku aku boleh ikut serta tinggal disana.

Fabula (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang