31. Mati Rasa

174 15 1
                                    

Happy Reading!!! Jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

Nina benar-benar menjalankan apa yang dia bicarakan. Sebagian dari hatinya sudah melupakan kebersamaannya dengan Karel. Sebagian lagi dia biarkan tersimpan di ruang yang paling dalam yang tidak dapat disentuh oleh siapapun. Bahkan dengan orang baru sekalipun Nina tidak membuka hati sama sekali.

Nina lebih sibuk memperhatikan ayahnya ketika mereka sama-sama di perusahaan. Nina jadi lebih banyak tahu tentang ayahnya. Selama ini dia tidak pernah memperhatikan ayahnya bekerja. Bagaimana lelaki itu bisa menjadi menyenangkan dan sangat mudah untuk berbaur dengan semua orang. Termasuk beberapa karyawan dan bawahannya.

Ada sisi lain Dewandaru yang selama ini tidak dia tunjukkan pada siapapun, termasuk Nina. Lelaki itu bisa dengan semangat dan cerianya memulai rapat dan semua agenda lainnya. Diam ketika lelah, bahkan sampai terkadang lupa waktu makannya. Sekalipun ayahnya memiliki Sekretaris dan Asisten, tetap saja kalau sedang sibuk Dewandaru memang memilih untuk tidak makan. Waktu luangnya dia pergunakan untuk memeriksa beberapa pekerjaan atau malah tidur meskipun hanya sepuluh sampai lima belas menit.

Beginikah kehidupan seorang Dewandaru? Nina tidak tahu bagaimana mungkin ayahnya itu tetap waras menjalani hari-hari yang melelahkan sekaligus memuakkan menurut Nina. Terlebih lagi tanpa adanya sosok seorang pendamping. Nina pikir dia akan menemukan drama baru saat dia lebih banyak menghabiskan waktu di perusahaan. Dia kira dia akan menemukan wanita simpanan ayahnya mungkin, atau jangan-jangan dia punya saudara lain yang selama ini tidak dia ketahui.

Tapi sepertinya Nina harus menepis pikiran dramanya itu. Ayahnya tidak punya waktu untuk itu semua. Kalaupun punya, Nina tidak akan merasa tersakiti. Mereka tidak sedekat itu, dan sebagai anak yang sudah beranjak dewasa Nina memahami kebutuhan ayahnya sebagai orang dewasa juga. Jadi dia tidak mau menghakimi.

Namun untuk pemikirannya kalau ayahnya punya anak lagi selain dirinya juga sepertinya tidak mungkin. Kalau memang ada, ayahnya tidak akan mati-matian menginginkannya untuk menjadi penerus. Apalagi kalau seorang anak lelaki, Nina akan bersyukur kalau dia memiliki saudara lelaki sekalipun berbeda ibu. Penyelamat bagi Nina tentu saja.

Nina sedang bersama dengan ayahnya di dalam mobil. Lelaki itu sudah tertidur pulas sejak mereka masuk ke dalam mobil sehabis mengadakan rapat di salah satu restoran mewah yang ada di Jakarta. Dua tahun sudah Nina menjalani semuanya dengan diam. Dia tidak lagi menjadi Nina yang pemarah, melainkan Nina yang terlalu sibuk bahkan hanya untuk sekedar marah.

Kuliah di hari Jumat dan akhir pekan, serta bekerja di kantor membuat Nina tidak punya waktu untuk marah. Bahkan hanya sekedar berpikir makanan apa yang sedang dia inginkan saja Nina tidak sempat. Lalu apakah dia sempat memikirkan Karel? Jawabannya adalah iya.

Terkadang di saat dia sedang sendiri dan tidak melakukan apa-apa, Nina terlalu merindukan Karel. Namun dia juga tidak bisa menghubungi lelaki itu. Nina kehilangan semua kontak Karel. Meskipun sebenarnya kalau dia mau, dia bisa menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari informasi dan keberadaan tentang Karel.

Bukan Nina kalau dia menjilat ludahnya sendiri. Dia sendiri yang bilang kalau dia akan melupakan dan menghapus Karel dari hidupnya, jadi mana mungkin dia mencari Karel lagi. Terlebih lagi itu akan membahayakan Karel. Nina sudah bisa menerima semuanya meskipun hatinya mati rasa.

Semua yang dikatakan ayahnya dulu, mungkin Nina tidak mengerti semuanya, tapi dia yakin kalau suatu saat nanti dia akan mengerti. Entah kapan, yang jelas meskipun kelihatannya ayahnya adalah orang yang jahat dan tidak peduli padanya. Nyatanya lelaki itu sudah hidup lebih lama dari Nina, sudah merasakan cinta jauh sebelum Nina. Jadi untuk saat ini dia hanya akan percaya pada ayahnya.

Fabula (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang