2.1 The hidden pain

373 34 0
                                    

DISCLAIMER

This story is a purely fictional work and takes characters from Masashi Kishimoto, there will be several similarities in the plot, flashbacks, character names and places of events. It is hoped that everyone can enjoy this work without any pros and cons.

幸せな読書

Setelah mendengar pernyataan Sasuke akan hal yang menggantung di pemikiran nya, hal itu membuat Naruto mengerutkan keningnya, pasalnya lelaki raven ini tidak pernah perduli akan orang lain yang tidak ada hubungan dengan nya, namun kenapa ia tiba-tiba menanyakan akan kehadiran dua bocah lelaki yang baru masuk ke desa mereka ini, apa Sasuke masih khawatir akan keamanan desa?

"Kemarilah, apa yang mengganggu pikiran mu terkait mereka berdua?"

Naruto menyuruh Sasuke untuk duduk di sebelahnya sambil menatap cahaya rembulan yang menyinari desa dan keduanya.

Si raven langsung menghampiri Naruto dan duduk di samping di pirang itu, ditatapnya rembulan dan helaan nafas berat kembali didengar Naruto.

Ditatapnya Sasuke yang menahan pertanyaan nya, kebiasaan yang Uchiha bungsu ini lakukan adalah dia sangat lihai untuk menyembunyikan sesuatu yang membebani pikiran nya, namun itu semua sudah diketahui dengan baik oleh pria Uzumaki ini.

"Katakan saja, aku mendengarkan"

Sasuke menatap Naruto sekilas, ia kembali menatap lurus kedepan.

"Mereka adalah Uchiha, aku sudah memastikan nya dengan rinnegan ku, mereka tidak membuat genjutsu apapun pada kita, namun.."

Naruto menebak apa yang akan Sasuke katakan selanjutnya, ternyata bukan kecemasan terhadap keamanan desa seperti yang ia pikirkan sebelumnya, ternyata hal lain.

"Apa yang membuat mereka bisa mendapatkan Sharingan itu, terlebih Saruto sudah mendapatkan Mangekyou-Sharingan, apa yang sudah mereka hadapi, dan apa yang membuatnya ada di titik ini, Naruto, aku pernah ada diposisi mencari jati diri untuk mengaktifkan Mangekyo, mata itu membutuhkan darah untuk bisa diaktifkan, lalu apa yang.."

Belum sempat Sasuke menyelesaikan perkataan nya, Naruto segera memegang kedua bahu Sasuke, Naruto menatap Sasuke dengan tatapan nya yang menelisik masuk kedalam, melihat apa yang sebenarnya Sasuke rasakan kepada keduanya, kenapa si raven yang biasanya dingin dan cuek itu menjadi sangat berperasaan kepada dua bocah itu.

"Apa yang kau coba katakan Sasuke, aku tidak melihat kecemasan mu terhadap desa, aku merasa bahwa kau mengkhawatirkan keduanya, apa kau baik?"

Sasuke yang mendengarnya hanya mengangguk, ia sadar bahwa sesaat setelah ia bertemu dengan Saruto di supermarket, ia bisa merasakan kegelisahan dan kecemasan bocah itu, hal itu membuat Sasuke seperti bercermin pada dirinya dimasa lalu, namun tak seperti dirinya, Saruto tidak memiliki dendam apapun didalam tatapan nya.

"Jika kau mengkhawatirkan keduanya, kenapa kau tidak coba mendekati nya?"

Diusap nya rambut Sasuke lembut, usapan itu yang selalu berhasil membuat Sasuke melemah dan terbawa akan prilaku dan sikap lembut Naruto terhadapnya.

Jauh di sebrang mereka, terdapat sepasang mata yang menatap momen keduanya, dimana ia hanya memaklumi apa yang terjadi, ia sendiri sudah tau bahwa keduanya memiliki perasaan untuk satu sama lain, namun keduanya sama-sama payah untuk menyadari hal itu.

"Mendokusai-na, keduanya sangat bodoh untuk urusan perasaan"

"Mendokusai-na, keduanya sangat bodoh untuk urusan perasaan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUNAR : the other side of the moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang