*
*
"Jadi, pacarmu yang selama ini kau kira bekerja sebagai karyawan kantor ternyata adalah seorang mahasiswa? Karena itu kau putus dengannya. Tapi, sekarang kau menyesali keputusanmu itu. Begitu kesimpulannya, kan?" tanya Yura pada Hyunso yang tengah berbaring telungkup di atas ranjang miliknya.
Jika ditanya siapa itu Yura, dia adalah salah satu teman Hyunso yang waktu itu pernah minum bareng di bar, kejadian sebelum Hyunso bertemu dengan Jungkook. Rambutnya panjang, berwarna pirang dan memiliki poni tipis di depan.
Hyunso tidak menjawab, menenggelamkan wajahnya di balik bantal.
Yura lantas menghembuskan napas kasar. "Hei, jugeullae?"
Hyunso memutar wajah, menatap Yura sendu. "Haruskah aku mati saja?"
"Yang benar saja, ck." Yura mengangkat tangan kanannya hendak memukul, namun ia langsung mengurungkan niatannya. Ia lalu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, memandangi langit-langit kamar sejenak sebelum kembali berbicara. "Kau tiba-tiba datang ke rumahku sambil menangis dan merengek untuk tinggal sementara di sini. Kau pikir ini hotel?"
"Johee, kan sudah menikah."
"Solyi dan Heejin?"
"Rumah mereka, kan ada di Gangnam."
Yura menghembuskan napas panjang, mencoba untuk tenang kembali. "Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Apa kau akan balikan?"
"Bagaimana mungkin aku menjalin hubungan dengan anak remaja?"
"Jangan menyebut mahasiswa sebagai anak remaja, mereka itu sudah berusia 20-an."
"Tapi tetap saja..." Hyunso menghela napas frustrasi, lantas kembali menenggelamkan wajahnya pada bantal yang ia peluk. "Aish... Yang benar saja..."
"Memangnya hubungan kalian sudah sedalam apa sampai kau segelisah itu?"
"Kami sudah melakukan semuanya."
"Semuanya..." Beberapa saat kemudian, Yura terkejut, lantas berpaling dan menatap Hyunso dengan mata membulat. "Jangan bilang kalian melakukan 'itu' juga?!"
"Iya," jawab Hyunso santai.
"Apanya yang iya, dasar bajingan!Bisa-bisanya..." Yura menghela napas kasar, tak percaya atas apa yang ia dengar. Ia kembali menatap langit-langit kamar, mencoba untuk mengatur emosinya.
"Mau bagaimana lagi. Dia sangat mempesona sampai aku ingin terus menerkamnya."
"Memangnya dia pria yang seperti apa?"
Hyunso memutar tubuhnya ke posisi yang sama dengan Yura, menghadap ke langit-langit kamar. "Dia pria yang sangat manis, imut seperti kelinci. Setiap kali aku melihatnya aku jadi selalu ingin menciumnya. Dia adalah pria polos, lugu dan lamban. Setiap kali dia bertindak diluar perkiraan, jantungku terus berdebar."
"Omo, omo, omo. Kau sudah benar-benar jatuh cinta ternyata..." Tatapan Yura sangat berbinar dan antusias. Ia seperti mendengar kisah cinta monyet anak-anak remaja.
"Aku tidak jatuh cinta."
"Terus apa namanya?"
"Ah, aku gak tau..." Hyunso memutar badannya ke samping, mengambil satu buah guling dan memeluknya erat. Pikiran dan perasaannya kini sedang berkecamuk, dan ia juga bukan wanita yang bijak dalam menilai situasi.
"Pacarmu itu ada di departemen apa?"
"Aku tidak tahu. Aku, kan tidak menanyakannya..." jawab Hyunso kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Limerence
FanfictionMenjadi wanita jomblo seumur hidup bukanlah motto Hyunso. Diusianya yang sudah menginjak 29 tahun, Hyunso teringin untuk melepas status jomblonya. Kebetulan saat itu ia menemukan seorang pria yang sangat sesuai dengan tipenya. Hyunso tak memikirkan...