**
*
Sebuah taksi yang ditumpangi oleh Hyunso berhenti tepat di depan rumah sakit Universitas Hankuk. Hyunso masuk ke dalam dan menemui sang resepsionis.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"
"Saya ingin melakukan pemeriksaan rutin."
"Apa anda bisa menunjukkan dokumennya?"
"Tentu." Hyunso mengeluarkan ponsel dari dalam saku, kemudian menunjukkannya kepada sang resepsionis. Setelah berapa saat memeriksa dokumen yang ada di ponsel milik Hyunso, sang resepsionis pun membuka suara.
"Oh, jadi anda adalah pasien pribadi Dokter Park?"
"Iya," jawabnya lantas menaruh kembali ponsel ke dalam saku. Sementara sang resepsionis tampak memeriksa sesuatu dari balik pembatas meja, kemudian kembali berbicara.
"Dokter Park sedang dalam jadwal operasi. Jika anda bersedia menunggu, saya akan mengantar anda ke ruangan beliau."
"Saya akan menunggu."
"Baiklah, mohon tunggu sebentar." Sang resepsionis sibuk pada tempatnya selama beberapa saat sebelum beranjak dari sana untuk menghampiri Hyunso. "Silahkan ikuti saya."
Lalu setelah itu, Hyunso pun melangkah pergi mengikuti sang resepsionis. Setelah berjalan beberapa langkah, sang resepsionis yang teringat akan sesuatu lantas membuka suara, "Apakah anda ingin melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum menemui Dokter Park?"
"Baiklah, kurasa itu akan lebih cepat."
"Baiklah."
Sang resepsionis mengganti arah, bukan arah ke kantor Dokter Park, melainkan ruangan khusus tes kesehatan. Di dalam sana, Hyunso menjalani berbagai tahap pemeriksaan sebelum lanjut ke kantor Dokter Park. Ruangannya ada di lantai dua, dan terletak di paling pojok. Ketika masuk, Hyunso terkejut dengan luas ruangannya. Mungkin sekitar dua kali lebih luas dari apartemen Jungkook.
"Padahal waktu terakhir kali aku mengunjunginya, ruangannya bukan di sini. Dan juga apa-apaan luas ruangannya ini? Bukankah sudah seperti ruangan Direktur? Pasti enak hidup jadi dirinya..." ucapnya sedikit jengkel.
Selagi menunggu, Hyunso berniat memeriksa seisi ruangannya. Dimulai dari lemari penyimpanan buku yang besarnya hampir seperti rak perpustakaan umum. Buku-buku yang terpajang di sana memiliki judul yang sulit untuk dimengerti. Itu wajar karena Hyunso bukan seorang dokter.
Diantara puluhan buku-buku yang tampak membosankan itu, ada satu yang menarik perhatiannya. Buku yang berjudul 'I Am Your Limerence', terlihat bukan seperti buku ilmiah, melainkan fiksi.
Rasa penasaran mendorongnya kuat untuk mengambil buku tersebut, dan tanpa banyak berpikir ia langsung membukanya.
Dihalaman pertama, terdapat sebuah tulisan yang sangat unik. Tampak seperti coretan, namun tidak terkesan berantakan.
<Kita terhubung oleh benang yang sangat tipis. Sebuah benang yang akan putus bahkan ketika tersentuh ujung pisau. Kita bisa memperkuat benangnya, namun kau tidak melakukannya. Jawabannya sederhana ...>
"Apa yang kau lakukan?"
"Astaga!" Hyunso sukses terlonjak kaget dan refleks menutup buku, lantas berbalik. Di ujung pintu, terdapat seorang wanita, tengah bersandar di pintu sembari bersedekap.
"Hei! Kau bisa membunuhku dua kali lebih cepat jika terus seperti itu!" kesalnya.
Dokter Park tertawa, lalu melangkah menghampiri Hyunso. "Berhenti bicara omong kosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Limerence
Fiksi PenggemarMenjadi wanita jomblo seumur hidup bukanlah motto Hyunso. Diusianya yang sudah menginjak 29 tahun, Hyunso teringin untuk melepas status jomblonya. Kebetulan saat itu ia menemukan seorang pria yang sangat sesuai dengan tipenya. Hyunso tak memikirkan...