•
•
•
"Kau tidak perlu melakukan apa pun, biar aku yang melakukannya."
Jungkook terkejut. Saat tangan kecil Hyunso mendorong tubuhnya ke atas ranjang, ada sedikit perasaan gugup sekaligus mendebarkan. Tanpa sadar ia meneguk ludah dalam-dalam ketika Hyunso merangkak ke atasnya secara perlahan.
Senyuman miring di wajah Hyunso sedikit membuatnya takut. Namun disatu sisi, ia merasa bersemangat akan sesuatu hal, penasaran dengan aksi apa yang akan dilakukan Hyunso padanya.
Sebenarnya Jungkook memiliki cukup tenaga untuk menyingkirkan Hyunso, namun tubuhnya menolak melakukan itu. Sensasi yang ia rasakan ketika tubuh mereka bersentuhan itu membuatnya geli.
Seluruh tubuhnya lemas saat Hyunso mempertemukan bibir mereka, memaksanya untuk membuka mulut lebar-lebar sehingga lidahnya bisa menyapa masuk ke dalam.
Kedua lidah yang saling beradu, dan juga air liur yang sudah menjadi satu. Ciuman mereka berubah menjadi lebih dalam dan bergairah secara bertahap.
Jungkook mendongak, menutup matanya menggunakan telapak tangan ketika bibir Hyunso beralih menyapa lehernya. Jungkook menggigit bibirnya ketika Hyunso menjulurkan lidah dan menjilat telinganya yang sudah memerah.
Godaan Hyunso berhasil membuat seluruh tubuhnya bergetar. Perasaan asing yang baru pertama kali ia rasakan, namun ia tidak membencinya. Dan itu merupakan sebuah masalah.
Jungkook membuka mata, terkejut ketika merasakan penisnya mengeras. Kedua tangannya melingkari kedua lengan Hyunso, kemudian memutar tubuhnya. Kini, Jungkook yang berada di atas. Ia mendapati sorot nata Hyunso yang tampak kebingungan.
"Mari hentikan sampai sini."
Jungkook merasakan adanya bahaya jika kegiatan mereka terus dilanjutkan. Lantas ia menyingkir dari ranjang, dan pergi ke dapur untuk mengambil sekaleng bir.
Helaan napas kasar keluar bersamaan menyeka sisa bir yang mengalir dari kedua sudut bibirnya. Ia mengonsumsi satu kaleng bir berharap kalau perasaan aneh yang tengah membabi-buta dalam dirinya itu segera menghilang. Mungkin itu adalah hasrat seksual yang terbangun dalam dirinya. Memang, aksi Hyunso padanya tadi sangat berbahaya.
Jungkook yang teringin untuk menenangkan pikiran, malah diganggu oleh kehadiran Hyunso yang datang tiba-tiba. Ia mengunci tubuh Jungkook yang bersender di pintu lemari es.
"Kita tidak bisa berhenti di sini."
Kalimat itu terdengar cukup memaksa. Hyunso sendiri sudah hampir kehilangan akal. Ia sudah banyak memberikan godaan pada Jungkook, namun pria itu malah pergi begitu saja tanpa memberikan balasan sama sekali. Sungguh tidak adil.
Mungkin saja karena efek bir tadi, kesadaran Jungkook mulai menipis. Presensi Hyunso yang tadi kelihatan biasa-biasa saja, kini mulai terlihat seksi dan menggoda. Seharusnya Jungkook sadar kalau dirinya sangat lemah terhadap alkohol. Hanya karena satu kaleng, ia sudah mabuk.
Hyunso mundur perlahan dan duduk di atas meja dapur, bersamaan memasang ekspresi memohon yang diimut-imutkan. Sengaja ingin memancing Jungkook.
Jungkook sendiri tahu kalau dirinya sudah mulai kehilangan kendali. Mungkin kini yang mengendalikan dirinya adalah nafsu alami yang selama ini terpendam dalam-dalam. Hanya dengan satu langkah, ia bisa menjangkau Hyunso, tangan kanannya menarik tengkuk sang wanita, dan tangan lainnya tertahan di atas meja.
Ciuman panas bergairah terjadi. Hyunso awalnya cukup terkejut ketika lidah Jungkook berusaha menjangkau jauh ke dalam secara liar dan cepat. Jungkook mengangkat tubuh Hyunso tanpa melepaskan ciumannya. Ia bergerak pelan menuju kamar lantas duduk. Sementara Hyunso berada di pangkuannya, dan tentunya tanpa melepaskan ciuman sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Limerence
FanficMenjadi wanita jomblo seumur hidup bukanlah motto Hyunso. Diusianya yang sudah menginjak 29 tahun, Hyunso teringin untuk melepas status jomblonya. Kebetulan saat itu ia menemukan seorang pria yang sangat sesuai dengan tipenya. Hyunso tak memikirkan...